Hugo Chavez

28 Juli 1954: Lahir di Sabaneta di negara Barinas, Venezuela, sebagai salah satu dari enam anak pasangan Hugo de los Reyes Chavez dan Elena Friaz.
JUAN BARRETO / AFPHugo Chavez
1975: Lulus dari Akademi Militer Venezuela sebagai letnan dua dan dengan gelar di bidang seni dan ilmu militer, dengan spesialisasi di bidang komunikasi.

1982: Membentuk kelompok subversif Bolivarian Army 200 (EB-200) bersama sejumlah perwira militer lainnya selagi bertugas di tentara nasional.

1989: Langkah penghematan Presiden Carlos Andres Perez memicu kerusuhan. Dalam kerusuhan itu, tentara membunuh ratusan demonstran. Kerusuhan itu dikenal sebagai "Caracazo," titik awal bagi gerakan politik Chavez.

1989: EB-200 menjadi MBR-200, sebuah kelompok militer-sipil yang kemudian memimpin sebuah kudeta yang gagal pada Februari 1992.

1990: Meraih pangkat letnan kolonel. Meraih gelar master dalam ilmu politik dari Universitas Simon Bolivar.
Februari 1992: Memimpin kudeta militer terhadap Presiden Carlos Andres Perez. Kudeta itu gagal dan dia dipenjara selama dua tahun.

November 1992: Sebuah upaya kudeta militer yang lain dan kembali gagal. Chavez memainkan peran walau dia berada di penjara.

1994: Setelah dua tahun penjara, Presiden Rafael Caldera memerintahkan pembebasan Chavez.

6 Desember 1998: Memenangkan pemilihan presiden lawan mantan Miss Universe dengan perolehan suara 56 persen.

15 Desember 1999: Venezuela menyetujui konstitusi baru yang diusulkan gerakan Chavez.

30 Juli 2000: Memenangkan pemilihan presiden kedua dengan suara 60 persen.

11-13 April, 2002: Digulingkan dari kekuasaan oleh kudeta militer selama dua hari. Dia kembali ke kekuasaan setelah ada kecaman internasional dan pendukungnya menuntut dia kembali. Ia meminta maaf atas kesalahan dan menawarkan untuk membuka dialog dengan oposisi. Ia menyalahkan AS karena mendukung kudeta.

Desember 2002: Oposisi memulai pemogokan umum selama dua bulan untuk menuntut Chavez turun. Aksi mogok itu melumpuhkan produksi minyak negara itu. Lebih dari 18.000 pekerja sektor perminyakan negara itu diberhentikan.

2003: Meng-install kontrol mata uang dan kontrol harga barang kebutuhan pokok.

Agustus 2004: Memenangkan referendum yang dikehendaki oposisi.

2004: Memulai Alba, sebuah aliansi politik negara-negara Amerika Latin, dengan Venezuela dan Kuba sebagai anggota pertama.

2006: Berbicara di Majelis Umum PBB. Ia menyebut Presiden AS George W Bush "setan".

3 Desember 2006: Memenangkan pemilihan presiden untuk periode enam tahun kedua dengan suara 63 persen.

2007: Nasionalisasi CA Nacional Telefonos de Venezuela, perusahaan telepon terbesar negara itu, dan CA Electridad de Caracas, perusahaan listrik terbesar di Venezuela.

10 Januari 2007: Disumpah lagi sebagai presiden. Saat itu, ia menyatakan di parlemen bahwa ia akan memimpin Venezuela menuju sosialisme abad ke-21 dan mengucapkan kalimat, "Sosialisme atau mati".

Mei 2007: Mencabut izin penyiaran jaringan televisi oposisi RCTV. Tindakannya itu memprovokasi protes jalanan oposisi.

2 Desember 2007: Kalah dalam referendum amandemen konstitusi yang akan menghilangkan batasan masa jabatan.

17 Februari 2009: Memenangi referendum untuk mengamandemen konstitusi, yaitu menghilangkan batasan masa jabatan untuk semua pejabat publik.

Mei 2011: cedera lutut di sela-sela tur regional.

Juni 2011: Terungkap dari Kuba bahwa ia sedang dirawat karena kanker setelah para dokter menemukan tumor ganas di daerah pinggulnya pada awal bulan itu.

Juli 2011: Memulai putaran pertama kemoterapi untuk mengobati kanker.

Februari 2012: Menjalani operasi ketiga untuk kanker setelah tumor kedua ditemukan.

Maret 2012: Mengumumkan bahwa dokter mengeluarkan tumor kanker lain dari daerah pinggulnya. Dikatakan bahwa penyakit itu belum menyebar.

Maret 2012: Menerima sesi pertama terapi radiasi.

Juli 2012: Mengatakan dia "benar-benar bebas" dari kanker saat kampanye presiden dimulai.

7 Oktober 2012: Memenangi periode enam tahun ketiga dengan perolehan suara 55 persen melawan mantan Gubernur Henrique Capriles Radonski.

11 Oktober 2012: Menunjuk Menteri Luar Negeri Nicolas Maduro sebagai wakil presiden.

8 Desember 2012: Kembali dari Kuba dan mengatakan kanker kembali muncul.

10 Desember 2012: Chavez terbang kembali ke Kuba untuk perawatan lebih lanjut. Ini terakhir kali ia terlihat di depan umum.

11 Desember 2012: Chavez menjalani operasi enam jam. Maduro mengatakan, operasi itu "kompleks", dilaksanakan seperti yang direncanakan dan sukses.

29 Desember 2012: Maduro terbang ke Kuba untuk mengunjungi Chavez. Hari berikutnya ia mengatakan Presiden menderita "komplikasi baru" sebagai hasil infeksi pernapasan, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

10 Januari 2013: Chavez tidak dapat kembali ke Caracas untuk mengikuti upacara pelantikan guna memulai periode enam tahun ketiganya sebagai presiden. Sehari sebelumnya, Mahkamah Agung mengatakan upacara itu hanya formalitas dan bahwa Chavez tetap kepala negara.

15 Februari 2013: Pemerintah Venezuela menerbitkan foto-foto Chavez bersandar di ranjang rumah sakit Havana bersama putri-putrinya, membaca koran Kuba, Granma. Presiden bernapas melalui tabung trakea. Demikian kata pemerintah.

18 Februari 2013: Chavez kembali ke Caracas setelah lebih dari dua bulan di Kuba. Ia langsung dibawa ke rumah sakit militer. Kedatangannya tidak disiarkan.

5 Maret 2013: Chavez meninggal pada pukul 16.25 waktu setempat.

Berikut ini beberapa kalimat fenomenal Chavez yang pernah diucapkannya ketika masih hidup, seperti dilansir dari news.com.au:

1. "Kawan-kawan, dengan sangat menyesal, tujuan yang telah kita siapkan belum tercapai."

Kalimat ini diucapkan Chavez kepada rekan seperjuangannya pada 14 Februari 1992, ketika dia gagal melakukan kudeta terhadap Presiden Venezuela yang tengah berkuasa saat itu, Carlos Andres Perez.

2. "Marisabel, malam ini aku akan berikan apa yang menjadi milikmu."

Kalimat romantis ini terlontar dari mulut Chavez ketika menikahi istri keduanya, Marisabel Rodriguez, pada 14 Februari 2000. Tetapi di tahun 2003, Chavez dan Marisabel memutuskan untuk bercerai. Sejak saat itu Venezuela tidak lagi memiliki ibu negara.

3. "Kuba adalah lautan kebahagiaan. Ke sanalah tujuan Venezuela."

Chavez mengucapkan kalimat ini pada 8 Maret 2000, ketika dia menerima relawan pekerja asal Kuba. Mantan pemimpin Kuba, Fidel Castro, diketahui merupakan sekutu loyal Chavez. Hubungan mereka sangat dekat, bahkan Chavez sudah menganggap Castro sebagai ayahnya sendiri.

4. "ALCA, ALCA, pergi saja ke neraka!"

Kalimat ini disampaikan Chavez pada 4 November 2005, saat menentang pembentukan kawasan perdagangan bebas Amerika Latin yang didukung oleh Amerika Serikat (AS).

5. "Kau adalah seekor keledai, Tuan Berbahaya."

Kalimat Chavez ini ditujukan bagi mantan Presiden AS, George W Bush. Dia melontarkan kalimat tersebut dalam sebuah acara televisi bernama "Hello President" pada 19 Maret 2006. Dalam acara tersebut, Chavez juga berkali-kali menyebut Bush sebagai seorang pengecut, pembunuh, pelaku kejahatan genosida dan pemabuk.

6. "Kemarin setan itu ada di sini. Tepat di sini dan baunya tercium seperti belerang."

Kalimat ini juga dialamatkan kepada Bush ketika berbicara di depan sidang majelis umum PBB pada 20 September 2006.

7. "Jangan macam-macam denganku, Condeleezza."

Chavez melontarkan kalimat ini pada 19 Februari 2006, sebagai jawaban atas pernyataan mantan Menlu AS, Condoleezza Rice yang menyebut Venezuela sebagai sebuah ancaman bagi demokrasi regional.

8. "Pergi ke neraka Yankee Brengsek!"

Pada 11 September 2008, Chavez mengusir Dubes AS untuk Venezuela, Patrick Duddy sambil mengucapkan kalimat makian tersebut. Aksi ini dilakukan Chavez sebagai bentuk solidaritas terhadap Bolivia yang telah melakukan hal yang sama beberapa hari sebelumnya.

9. "Kami akan hidup dan menang!"

Seruan ini diucapkan Chavez pada 30 Juni 2011 setelah dirinya didiagnosa menderita kanker.

10. "Kau punya ekor dan telinga babi. Kau juga mendengkur seperti babi. Kau memang seekor babi."

Chavez melontarkan kalimat ini pada 16 Februari 2006 ketika mengomentari lawan politik dalam pemilu Presiden yang akan berlangsung awal Oktober

11. "Berikan aku mahkota duriMu, Tuhan Yesus, sehingga aku terluka. Berikan aku 100 salibMu dan aku akan membawanya untuk Mu, tetapi jangan ambil nyawaku, karena aku masih ingin melakukan berbagai hal untuk rakyat dan negaraku. Jangan dulu ambil nyawaku."

Kalimat ini diucapkan Chavez pada 5 April 2012 dalam sebuah misa yang diadakan untuk pengobatan penyakit kanker yang dideritanya.

12. "Pilih Maduro sebagai presiden republik ini. Aku meminta ini dari hatiku yang terdalam" Pada 8 Desember 2012, Chavez meminta rakyat Venezuela untuk memilih Wakil Presiden Nicolas Maduro sebagai penggantinya dalam pemilu mendatang. Dia melakukan hal tersebut, jika dirinya tidak lagi mampu memimpin Venezuela akibat operasi kanker yang harus dijalaninya.

Berikut ini lima contoh terbaik yang dilakukan Chavez.

1. Tidak Bercita-Cita Menjadi Presiden
Ini yang membedakan Chavez dengan para pemimpin di Indonesia. Chavez dilahirkan dan dibesarkan di dalam keluarga miskin pada 1954. Ketika masih muda ia bercita-cita untuk menjadi seorang pelukis dan atlet bisbol profesional di Amerika Serikat. Meski kemudian pada 1975 ia masuk menjadi anggota militer Venezuela.

2. Karier Politik yang Terbilang Baru
Sebagian berpendapat bahwa Chavez merupakan tokoh lama dalam pergerakan politik di Venezuela dan Amerika Selatan, namun pendapat tersebut diabaikan setelah biografi resmi menyatakan bahwa Chavez baru memulai karier politiknya sejak 1990’an. Pada 1992, ia yang merupakan perwira militer memimpin gerakan kudeta terhadap kepemimpinan Presiden Carlos Andres Perez yang dituding korupsi. Sayangnya misi tersebut gagal dan Chavez mendekam di penjara selama 2 tahun. Semenjak itulah namanya menjadi popular di Venezuela dan Amerika Latin. Baru pada 2 Febuari 1999 Chavez diambil sumpah untuk menjadi presiden Venezuela.

3. Rakyat Menganggap Chavez Bagian Dari Mereka
Kharisma, aksi simpati dan empati Chavez melekat di benak masyarakat miskin Venezuela. Masyarakat Venezuela saat itu telah muak atas korupsi dan berbagai penyimpangan yang dilakukan oleh presiden-presiden sebelumnya. Dan ketika Chavez duduk di kursi kepresidenan, ia memulai memperbaiki kesalahan-kesalahan presiden sebelumnya. Chavez memberikan kebijakan layanan kesehatan dan pendidikan yang optimal bagi masyarakat miskin dan tidak mampu. Meskipun untuk melakukan hal tersebut ia harus meminjam dana dari hasil penjualan ekspor minyak ke Amerika Serikat dan beberapa negara lainnya

4. Selalu Mencurigai Amerika Serikat
Pada 2002 lalu sekelompok politisi dan militer yang beroposisi melakukan sebuah kudeta kecil dan membuangnya ke kamp militer Venezuela yang ada di Pulau Karibia. Namun aksi tersebut tidak berlangsung lama, dua hari kemudia Chavez berhasil dibawa kembali oleh pendukung-pendukung setianya di militer Venezuela. Atas percobaan kudeta tersebut Chavez menujuk hidup Amerika Serikat sebagai dalang di balik aksi tersebut. Di setiap kesempatan, Chavez adalah pimpinan terdepan yang berani melawan Amerika Serikat.

5. Menghentikan Ekspor Minyak Kepada Amerika Serikat
Salah satu sumber daya alam yang banyak dimiliki oleh Venezuela adalah minyak bumi. Dan baru Chavez yang berani menghentikan ekspor minyak kepada Amerika Serikat.
Sumber :Bloomberg/Kompas/Vivanews/Republika

Komentar

Postingan Populer