Para Tokoh Liga Dunia Islam

Syekh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz
Nama lengkapnya adalah Abdul Aziz bin Abdullah bin Abdurrahman bin Muhammad bin Abdul Ali Baz. Dilahirkan di Riyadh, Arab Saudi pada 12 Dzulhijjah 1330 H.

Dia wafat pada Subuh, Kamis 27 Muharram 1420 H di Kota Thaif, dishalatkan pada hari Jumat (28 Muharram 1420 H) di Masjidil Haram, dan dimakamkan di pemakaman Al-‘Adl Makkah.

Sebagai putra seorang ulama, pendidikan yang dikenyam oleh Abdul Azis lebih banyak tertuju pada pelajaran Alquran dan hadis. Kedua ilmu tersebut ia pelajari pertama kali langsung dari keluarganya. Kemudian ia belajar ilmu-ilmu syar’i dari sejumlah ulama besar di Riyadh, seperti Syekh Muhammad bin Abdullathif bin Abdurrahman bin Hasan bin Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab dan Syaikh Shalih bin Abdul Aziz bin Abdurrahman bin Hasan bin Syekh Muhammad bin Abdul Wahab (hakim di Riyadh).

Abdul Aziz merupakan seorang dai beraliran Salafi. Semasa hidupnya, ia pernah menduduki posisi Mufti Agung Arab Saudi. Di samping itu, ia juga pernah menjadi qadhi (hakim) di daerah Al-Kharaj pada 1357-1371 H; Wakil Rektor Universitas Islam Madinah (1381-1390 H); dan Rektor Universitas Islam Madinah (1390-1395 H).

Di kancah internasional, sejumlah posisi penting pernah dijabatnya, antara lain anggota dan kepala majelis pendiri Liga Dunia Islam dan kepala Majma’ Al-Fiqhi Al-Islami (Akademi Fiqih Islam) yang berpusat di Makkah, yang merupakan bagian dari Liga Dunia Islam.

Said Ramadhan
Said Ramadhan adalah seorang intelektual Muslim asal Mesir. Ia dilahirkan pada 12 April 1926, dan wafat pada 4 Agustus 1995.

Semasa hidupnya, Said dikenal sebagai salah satu tokoh utama dalam organisasi Ikhwanul Muslimin yang didirikan oleh Hassan Al-Banna, yang tak lain merupakan mertuanya sendiri.

Sikap vokalnya yang ditujukan kepada pemerintahan Presiden Gamal Abdul Nasser membuat Said dan keluarganya diusir dari Mesir. Dia kemudian pindah ke Jenewa, Swiss dan menetap di sana hingga akhir hayatnya.

Selama bermukim di Swiss, Said memberikan kontribusi yang besar bagi penyebaran agama Islam di negara Eropa tersebut. Pada 1961, ia mendirikan Islamic Center di Jenewa. Islamic Center tersebut kemudian ia fungsikan sebagai masjid sekaligus pusat komunitas dan pembelajaran mengenai Islam.

Allal Al-Fasi
Nama lengkapnya Muhammad Allal Al-Fassi. Ia adalah seorang politikus, penulis, penyair, dan ilmuwan Muslim asal Maroko. Ia dilahirkan di Kota Fes, Maroko, 10 Januari 1910, dan wafat pada 19 Mei 1974.

Sejak usia muda, Al-Fasi sudah terjun ke dunia politik di Maroko. Pada masa penjajahan Prancis, ia memelopori berdirinya partai nasionalis Istiqlal. Partai politik yang didirikannya ini kelak menjadi kekuatan pendorong dalam perjuangan kemerdekaan Maroko dari kekuasaan kolonial Prancis.

Namun, pada pertengahan 1950-an, ia memutuskan untuk keluar dari partai dan memilih bergabung dengan kelompok revolusioner bersenjata dan para gerilyawan di perkotaan.

Berbeda dengan partai nasionalis Istiqlal yang memilih jalur diplomasi, kelompok revolusioner ini lebih memilih menggunakan jalur kekerasan dengan mengangkat senjata dalam memperjuangkan kemerdekaan Maroko.

Pada 1956, tak lama setelah Maroko merdeka, Al-Fasi memutuskan untuk bergabung kembali bersama partai yang ia dirikan tersebut.

Pada 1959, setelah kelompok sayap kiri UNFP memisahkan diri dari Istiqlal, Al-Fasi ditunjuk sebagai ketua partai.

Sejumlah jabatan penting dalam pemerintahan pernah ia duduki. Pada 1962, ia diangkat menjadi Menteri Agama Maroko.

Jabatan sebagai menteri ini dilepaskannya ketika pada 1963 ia terpilih menjadi anggota Parlemen Maroko mewakili partai Istiqlal. Selama kurun waktu 1960-an dan awal 1970-an, Al-Fasi menjadi tokoh pemimpin utama oposisi.

Abu A’la Al-Maududi

Ia adalah seorang jurnalis sekaligus teolog dan filsuf politik asal Pakistan. Di negaranya, Al-Maududi juga dikenal sebagai tokoh politik dan pendiri partai Islam, Jami’at Al-Islam. Sementara di kalangan masyarakat Muslim dunia, sosok Al-Maududi adalah figur penting dalam kebangkitan Islam pada abad ke-20 M.

Al-Maududi lahir di Aurangabad, India Selatan, 25 September 1903 (3 Rajab 1321 H). Ia wafat di New York, Amerika Serikat, 22 September 1979.

Keluarganya dikenal luas sebagai keluarga India Muslim yang taat. Cara pandang keluarganya yang sangat membenci pemerintah kolonial Inggris memainkan peranan sentral dalam membentuk pandangan Al-Maududi di kemudian hari.

Semasa hidupnya, Al-Maududi terkenal dengan konsistensi pemikirannya yang melihat Islam sebagai suatu sistem yang komprehensif sehingga ditemukan di dalamnya antara lain sistem ekonomi Islam, sistem politik Islam, dan sistem sosial Islam.

Komentar

Postingan Populer