Bangsa Pleiadea Ras Alien Yang Berjasa Membimbing Manusia
Pleiadea (juga dieja Pleiadian atau Plejaran) adalah nama yang diberikan untuk mereka yang dikenal sebagai kelompok makhluk ET dari gugus bintang Pleiades di rasi Taurus, sekitar 400 tahun cahaya dari Bumi. . Planet asal mereka dikenal dengan sebutan Erra, dan berbagai deskripsi penampilan mereka telah diberikan oleh mereka yang mengaku sudah berhubungan dengan mereka.
Dalam astronomi, Pleiades, atau Seven Sisters (objek Messier 45), adalah sebuah gugus bintang terbuka yang terletak di konstelasi Taurus. Ini adalah salah satu gugus bintang yang terdekat dengan Bumi dan merupakan kumpulan bintang yang paling jelas terlihat dengan mata telanjang di langit malam. Pleiades memiliki beberapa arti dalam berbagai budaya dan tradisi.
Gugusan Pleiades adalah kumpulan bintang yang paling menonjol di musim dingin di belahan bumi utara dan di musim panas di belahan bumi selatan, dan telah dikenal sejak jaman dahulu dalam berbagai budaya di seluruh dunia, termasuk Māori (yang menyebut mereka Matariki) dan Aborigin Australia, Persia (yang memanggil mereka Parveen / parvin dan Sorayya), Cina, Maya (yang menyebut mereka Tzab-ek), Aztec (Tianquiztli), dan Cherokee Sioux dan Amerika Utara.
Penggambaran umum bahwa mereka sudah dikenal dari jaman dahulu berasal dari kemungkinan usia artefak perunggu dikenal sebagai disk Nebra langit, yang berasal dari era sekitar 1600 SM. Beberapa astronom Yunani menganggap mereka sebagai sebuah konstelasi yang berbeda, dan mereka disebutkan di dalam cerita Odyssey. Mereka juga disebut tiga kali dalam Alkitab (Ayub 09:09 dan 38:31, serta Amos 5:8). The Pleiades (Krittika) sangat dihormati dalam mitologi Hindu sebagai enam ibu dari dewa perang Skanda, yang mengembangkan enam wajah, satu untuk masing-masing wajah. Beberapa ilmuwan Islam menyatakan bahwa Pleiades (Ats-Tsuraiya) adalah Bintang dari Najm yang disebutkan dalam Quran.
Pleiadea pertama kali muncul dalam sebuah pernyataan yang diberikan oleh contactee Billy Meier, seorang warga negara Swiss yang mengklaim bahwa mereka mengunjunginya beberapa kali, mulai tahun 1940-an. Menurut laporan Meier’s, bangsa Pleiadea (yang dieja Plejaran) berasal dari planet Erra (yang diduga terletak di sebuah realitas alternatif yang merupakan sepersekian detik di depan kita) dan memiliki bentuk fisik luar mirip dengan manusia. Meier mengatakan bahwa dia dihubungi secara langsung atau melalui telepati oleh Chris Taylor. Selama tahun 1970-an, Meier menghasilkan sejumlah foto yang ia klaim sebagai pesawat Pleiadean, serta sketsa yang katanya berasal dari bangsa Pleiadea sendiri.
Bangsa Pleiadea dikatakan menyukai aktifitas spiritual dan berhubungan dengan alam, dan mereka menjadi komponen dari gerakan New Age tahun 1970-an. Mereka digambarkan sebagai ras yang cinta damai (Space Brothers), dikatakan bahwa mereka membawa peringatan bahwa umat manusia menuju kehancuran diri, dan menawarkan filosofi alternatif untuk menghindari kemungkinan kehancuran.
Pleiadea dalam Budaya
Dunia Arab
Dalam bahasa Arab , Pleiades dikenal sebagai al-Thurayya الثريا, dan disebutkan dalam literatur Islam.Istilah/nama itu kemudian dipinjam ke dalam bahasa Turki sebagai nama perempuan, dan digunakan di Turki (sebagai Surayya) dan negara-negara Arab (misalnya Thoraya Obaid). Ia juga digunakan sebagai nama dari sistem telepon satelit Thuraya yang berbasis di Uni Emirat Arab.
Suku Aztec kuno di Meksiko dan Amerika Tengah membuat system penanggalan mereka berdasarkan kalender Pleiades.Suku Aztec menyebutnya Tianquiztli Pleiades (yang berarti “pasar”).
Di Jepang, ia dikenal sebagai Pleiades Subaru, sebuah perusahaan otomotif Jepang menggunakan nama Subaru dengan logo berbentuk gabungan enam bintang untuk mewakili lima perusahaan kecil yang bergabung menjadi satu.
Subaru Telescope, sebuah pusat peneropongan bintang yang terletak di Observatorium Mauna Kea di Hawaii, juga dinamai Pleiades.
Astrologi India
Dalam astrologi India sang Pleiades dikenal sebagai asterism (nakshatra) Kṛttikā (yang dalam bahasa Sansekerta diterjemahkan sebagai “pemotong”). The Pleiades disebut sebagai bintang api, dan dewa yang memimpin mereka adalah dewa Agni, sang dewa api suci. Ini adalah salah satu sifatnya yang paling menonjol, dan dikaitkan dengan marah dan keras kepala.
Asal Muasal
Sekitar 225.000 SM, bangsa Pleiadia menemukan sebuah sistem matahari kecil dengan planet yang disebut Bumi pada salah satu misi penjelajahan mereka jauh dari planet Erra.
Federasi Galactic mengijinkan kaum Pleiadia untuk masuk ke dalam siklus inkarnasi dengan manusia di Bumi. Tempat yang ditunjuk bagi mereka untuk melakukan hal ini adalah Bali, Hawaii, Samoa dan India. Selama era peradaban mereka datang dan pergi di Bumi dengan melewati banyak peperangan, termasuk di masa damai dan bencana alam, antara tahun 196.000 SM dan 10 M bangsa Pleiadia tinggal bersama manusia di Bumi dan berusaha membantu mengembangkan berbagai peradaban seperti Lemuria, Maya, Inca dan Machu Picchu. Mereka juga berusaha untuk membimbing manusia menuju jalan spiritual yang lebih baik.
Pada sekitar 10 M; pemimpin Pleiadia terakhir yang dikenal dengan nama Plejas meninggalkan Bumi untuk tujuan yang baik, karena pada akhirnya tercapai perdamaian di planet Erra maka dia pulang ke Pleiadia. Mereka merasa sudah waktunya bagi manusia untuk berkembang sendiri dan Bumi terus berkembang sendiri tanpa kepemimpinan bangsa Pleiadia hingga saat ini.
Kebiasaan
Berikut ini adalah deskripsi singkat dari budaya bangsa Pleiadia di tempat asalnya planet Erra. Sekitar 400.000 orang tinggal di Erra, di mana bangsa Pleiadia merasa adalah jumlah yang ideal untuk kesejahteraan planet mereka. Orang-orang dari planet Erra biasa menggunakan telepati dan karena itu tidak perlu menggunakan telepon. Para Pleiadia kebanyakan vegeterian, walau kadang kali makan daging.. Usia rata-rata kaum Pleiadia adalah 700 tahun,kulit mereka putih dan lebih halus daripada kita.
Kaum Pleiadia menggunakan kendaraan angkasa luar yang disebut Beamship. Mereka memiliki ukuran yang berbeda untuk penggunaan yang berbeda.. Beamships dapat melakukan perjalanan milyaran mil dalam sepersekian detik lewat dimensi hyperspace. Karena kemampuan ini, perjalanan dari Erra ke Bumi hanya memakan waktu sekitar tujuh jam.
Pleiadians dalam bentuk alami mereka tidak mampu berfungsi dalam dimensi manusia karena tingkat frekuensinya yang lebih rendah. Karena struktur tubuh manusia yang terkait dengan alam semesta-lingkungan hidup manusia, dengan kata lain, semua yang terjadi di alam dunia(bumi) ini adalah proyeksi pikiran manusia. Bagi kaum Pleiadia untuk bisa berkeliaran di dalam alam semesta kepunyaan manusia , sama halnya seperti manusia yang mencoba untuk eksis dalam sebuah hologram yang rumit yang dibuat oleh sinar laser laboratorium. Dimensi manusia adalah hologram proses berpikir manusia. Hal ini dibuat berdasarkan belief yang mengkristal di jauh di dalam pikiran bawah sadar manusia.
Seorang manusia dapat menjelma ke dalam dimensi sekarang ini melalui struktur belief bawah sadar-nya. Inkarnasi ke dimensi apapun dapat dicapai dengan mengadopsi struktur belief yang bisa menciptakan latarbelakang bagi sebuah pengalaman. Umat manusia telah terperangkap dalam dimensi yang sekarang ini karena secara mental berpatokan terhadap apa yang diyakini sebagai pengalaman berdasar latar belakang.
Ketika jasad kasar mati, mereka secara otomatis hanya mengulang lagi proses pembuatan jasad yang baru. Bukan saja mereka terjebak dalam dimensi ini, tetapi mereka telah juga menjadi ‘korban’ dari keterbatasan belief mereka sendiri. Tujuan dari inisiatif bangsa Pleiadia adalah untuk mengembalikan kesadaran ini kepada manusia dan mengembalikan mereka pada diri mereka yang sesungguhnya kuat secara multidimensi.
Kaum Pleiadia tidak dapat membantu manusia kecuali mereka menjelma ke dalam dimensi manusia, yaitu dengan mengadopsi belief struktur umat manusia. Ini adalah proses yang sangat sulit karena dimensi manusia saat ini sangat padat, dan kesadaran seorang Pleiadia harus sangat kuat untuk mengekspresikan dirinya sendiri di dalamnya. Sebagai upaya kesadaran Pleiadia untuk mengekspresikan dirinya sendiri, frekuensi gelombang cahaya alaminya yang lebih tinggi dari tingkat kesadaran manusia akan memperlambat diri untuk dapat menyesuaikan diri dan mengakomodasi bentuk kepadatan dimensi kita. Jadi berpikir sebagai seorang Pleiadia memang sulit. Seorang Pleiadia oleh karena itu, harus menjelma sebagai manusia, tetapi dengan struktur DNA yang sudah berubah agar tetap dapat mengingat jatidirinya sendiri.
DNA Manusia-Pleiadia
Pleiadia yang menjelma sebagai manusia sebenarnya tetap manusia, tetapi dengan warisan budaya dan struktur DNA yang sudah berubah. Untuk membuat analogi bagaimana budaya dan DNA dapat diwariskan , misalnya seorang pria Inggris yang menikahi seorang wanita Spanyol, akan menghasilkan anak-anak, yang, walaupun melanjutkan keturunan Inggris melalui perkawinan, tetapi akan membawa gen yang berbeda.
Dalam kasus manusia dengan warisan Pleiadia, gen ini dikode dengan jenis informasi yang sangat spesifik. Tergantung pada visi & misi dari relawan Pleiadea itu, si Pleiadia menjelma beberapa kali, hidup dengan sifat manusianya. Seringkali, karena tingginya tingkat kepadatan tubuh manusia dan kehidupan emosionalnya, ia tidak ingat akan visi & misinya. Sejauh yang dia sadari, dia hanya manusia biasa. Hanya ketika gen Pleiadia manusia ini mulai diaktifkan, maka kesadaran Pleiadia-nya mulai muncul ke permukaan dimensi manusia.
Komentar
Posting Komentar