Judenstaatrein, Dunia Tanpa Yahudi
Begitu banyak tokoh agama, terutama dari kalangan Kristen, dan katolik, yang disebut murtad oleh gereja. Pasalnya? Di Vatikan dan Argentina misalnya, seperti Uskup Williamson, secara terbuka menolak holocaust, dan menyebutkan perisitwa itu hanyalah dilebih-lebihkan, sehingga sang uskup pun diusir dari Argentina.
Hasilnya? Parlemen Israel, mendorong lahirnya sebuah : “Deklarasi London” (bukti bahwa Inggris mempunyai andil dalam diaspora Yahudi, dan banyak disesali oleh rakyat Britania Raya sendiri) menyatakan bahwa “Kami merasa sangat terganggu dengan sikap anti-Semit ini.”
Perbedaan anti-Semit lama dan baru sendiri tengah bergesekan demikian kuat. Per Ahlmark, mantan pemimpin Partai Liberal Swedia mengatakan, “Dulu, anti-Semit hanya menyerang Yahudi per-indivu saja. Sekarang, anti-Semit berlaku secara kolektif, untuk semua orang Yahudi tanpa pandang bulu, dan lebih tegasnya lagi, ditujukan pada negara Israel. Dulu, kita mengenal istilah Judenrein, atau dunia tanpa orang Yahudi. Sekarang kita mengenal Judenstaatrein, dunia tanpa negara Yahudi.”
Sedemikian mengerikannya gerakan anti-Semit di Barat, 125 anggota Parlemen dari berbagai negara yang menjadi sekutu Israel, sampai harus pernah mengemis membuat proposal yang berisi tentang tuntutan mereka yang menolak anti Semit.
Namun toh, dunia terlanjur muak dan melihat Yahudi sebagai durjana sepanjang masa. Gerakan anti-Semit bahkan telah berubah menjadi lebih besar menjadi tiga manifestasi sikap.
Pertama, sanksi-negara. Beberapa negara sudah mulai menunjukan keberanian untuk menelikung Yahudi. Turki adalah contoh yang begitu jelas.
Gerakan anti-Semit yang kedua tertuang dalam platform dan kebijakan yang berada dalam organisasi seperti Hamas, Jihad Islam, dan Al-Qaida yang telah menetapkan kehancuran Israel.
Dan yang ketiga, merebaknya fatwa agama yang disampaikan di masjid dan media, bahwa Yahudi dan Yudaisme adalah musuh Islam, hingga patut dilawan dengan segala cara: ekonomi, media, dan juga senjata.
Dengan ketiga manifestasi itu, tak pelak dunia telah menyudutkan bangsa Yahudi pada posisi yang sesempit-sempitnya.
Yang membuat anti-Semit sekarang ini begitu deras bagai air bah adalah para pelakunya adalah generasi baru, atau orang-orang baru yang tadinya sama sekali tidak menyadari adanya Yahudi yang licik dan berekor banyak.
Anti-Semit sekarang justru banyak dimulai di kampus-kampus seperti Amerika Utara dan Eropa, terutama di Inggris. Dunia mulai mengendus bahwa Israel adalah sebuah negara yang sangat “apartheid” . Setelah gelombang Israel adalah negara apartheid, dunia bahkan sudah menyebut Israel sebagai negara Nazi yang baru.
Tak ada perdebatan. Tak ada yang menyangkal. Alasan Yahudi untuk melindungi diri semakin membuat blunder langkah mereka, di antaranya menghancurkan Hamas dan membunuh semua orang Palestina dan merampas tanahnya. [sa/islampos/jerusalem post]
Komentar
Posting Komentar