Sepenggal Kisah Rasul SAW Menyaksikan Para Pendosa di Akhirat
Ada sepenggal episode menarik berkait dengan perjalanan Rasulullah Saw ketika bermi’raj dari Baitul Maqdis ke Sidratul Muntaha. Ketika berada di langit pertama, Rasulullah Saw dengan didampingi Jibril, menyaksikan perilaku-perilaku unik dari manusia yang selalu mengundang rasa ingin tahu beliau.
Pemandangan perilaku unik yang dilihat pertama kali oleh beliau adalah orang-orang yang memiliki bibir seperti Unta, dan di mulut mereka terdapat potongan api berbentuk batu yang mereka telan lalu keluar lewat dubur mereka, kemudian ditelan lagi dan begitu seterusnya.
Rasulullah Saw bertanya, “Siapakah mereka?” Dijelaskan bahwa mereka adalah para pendosa yang memakan harta anak yatim.
Setelah pemandangan itu berlalu, beliau melihat orang-orang dengan perut membesar, sementara sekawanan Unta gila menginjak-injak perut mereka. Rasulullah Saw pun bertanya, ”Siapakah mereka?” Ternyata mereka adalah pemakan riba. Mereka biasa meminjamkan uang kepada orang lain, tetapi meminta pinjaman itu dikembalikan dalam jumlah yang lebih besar.
Setelah itu, Rasulullah Saw melihat orang-orang yang dihadapan mereka ada dua jenis daging, yang satu empuk dan lezat, sedang yang satu lagi kesat dan busuk. Namun orang-orang itu memakan daging yang busuk.
“Siapakah mereka?” kembali Rasulullah Saw bertanya. Dijelaskan bahwa mereka adalah orang-orang yang mentelantarkan isterinya dan mendekati perempuan lain yang tidak halal baginya.
Sepenggal kisah tersebut menyisakan sebuah pelajaran berharga. Pemandangan yang dilihat Rasulullah Saw tersebut adalah kiasan dari perilaku manusia yang selalu ada dalam panggung kehidupan manusia, termasuk dalam panggung kehidupan saat ini.
Tiga tipe manusia yang dijumpai oleh Rasulullah Saw pada saat Mi’raj tersebut, yaitu pemakan harta anak yatim (harta yang bukan haknya), pemakan riba, dan pezina, adalah tipe manusia yang kita saksikan cukup merebak memenuhi panggung kehidupan manusia saat ini. Baik di kalangan elit penguasa dan pejabat publik ataupun kalangan rakyat biasa. Baik di kehidupan siang ataupun kehidupan malam, dan baik di hotel, di pasar, di tempat hiburan, di perkantoran ataupun di hunian mewah.
Allah Swt memperlihatkan pemandangan tersebut kepada Rasulullah Saw, tentu agar menjadi ibrah dan pelajaran berharga bagi manusia, terutama yang menginginkan keselamatan hidup di dunia dan di akhirat kelak. Sesungguhnya, masa depan mereka sudah jelas yaitu azab yang mengerikan di neraka. Dan sepatutnya kita harus menghindari perilaku-perilaku tersebut.
Ketika pada puncaknya Rasulullah Saw menerima perintah agung, yaitu menunaikan shalat wajib lima waktu, nyata sekali hikmah yang bisa kita petik, yaitu pelaksanaan perintah shalat adalah dalam rangka menghindarkan manusia dari perilaku buruk sebagaimana Allah Swt tunjukkan di langit pertama itu.
Memakan harta anak yatim (harta yang diharamkan Allah Swt), sudah menjadi hal yang kasat mata dalam kehidupan manusia saat ini. Padahal Allah Swt telah memproyeksikan kelak mereka akan memakan potongan api berbentuk batu. Potongan api itu akan membakar organ-organ tubuh yang dilaluinya dengan menyisakan sakit yang luar biasa. Meski sakit, potongan api itu kembali dimakannya. Demikian hal ini dilakukan secara berulang sebagai bentuk azab dari Allah Swt.
Memakan riba pun sudah menjadi hal yang realitis dalam kehidupan manusia saat ini. Terlebih jika mengingat bahwa sistem perekonomian dunia masih dikuasai oleh sistem ribawi. Ini adalah bencana besar yang dialami oleh ummat akhir zaman ini, dan semoga kelak sistem perekonomian Islami bisa mendominasi perekonomian dunia yang terbukti rapuh dan cenderung menguntungkan pemilik modal (orang-orang kaya) saja.
Pemakan riba memiliki proyeksi masa depan yang serupa dengan pemakan harta anak yatim, yaitu berada di neraka. Hanya saja, pemakan riba ini akan dibikin buncit perutnya, kemudian diinjak-injak oleh segerombolan Unta gila. Setelah isi perutnya terkuras habis, kembali Allah Swt membuncitkan perutnya dan Unta-unta gila itu makin bernafsu mengeluarkan “harta riba” dari isi perut mereka. Demikian kejadian ini selalu berulang sebagai balasan atas tindakan mereka di dunia.
Perzinahan juga sudah menjadi fenomena kehidupan yang mudah ditemukan di mana saja. Baik di kalangan pelajar, mahasiswa, selebriti, pejabat publik, pekerja kantoran maupun pekerja kasar yang berpenghasilan pas-pasan. Bukan hanya di hotel yang menyediakan layanan “short time”, atau panti pijat yang berkedok membugarkan, atau pojok-pojok hiburan dan pesta dansa, perzinahan juga terjadi di bilik rumah sakit berkedok “melayani pasien”, di bilik hunian pribadi, dan kost-kostan. Bahkan di toilet umum, lift kantor dan bagasi mobil sekalipun hal tersebut dimungkinkan terjadi.
Mereka diproyeksikan sebagai pemakan daging yang kesat dan busuk di neraka. Kita mengetahui bahwa bahwa daging busuk itu mengandung banyak sekali belatung dan bibit penyakit. Setiap orang pasti jijik dan ingin membuangnya. Namun itulah yang menjadi makanan keseharian mereka di neraka kelak. Masya Allah!
Semoga bayang-bayang mengerikan dari azab neraka bagi ketiga tipe manusia itu bisa kita hadirkan setiap waktu, terutama saat-saat kita terpojok oleh sebuah situasi yang tidak menguntungkan, guna menghindarkan kita dari derita yang berkepanjangan. Allah Swt memberikan solusi dengan shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. (QS 29:45).
Waalahua’lamu bishshawaab (rizqon_ak@eramuslim.com)
Komentar
Posting Komentar