Peter Higgs, Atheis Pencetus "Partikel Tuhan"

Peter Higgs mengira momentum terbesar dalam hidupnya terjadi pada 48 tahun lalu. Ketika itu dia menemukan teori partikel subatomik (boson) yang mengisi atau melengkapi massa hingga terbentuk menjadi materi. Partikel hipotesis itu pun memiliki nama yang diambil dari namanya, Higgs boson.
Peter Higgs, pencetus teori Higgs boson
Sebagai sebuah hipotesa, Higgs boson merupakan sebuah kepingan puzzle penting di bidang fisika. Sebab, boson ini bisa menyempurnakan teori alam semesta yang diperkenalkan Albert Einstein. Higgs boson diangap sebagai perantara yang memungkinkan terbentuknya bintang, planet, juga kehidupan. Caranya adalah dengan memberi massa untuk sejumlah partikel dasar, ini pula yang menyebabkan partikel ini disebut "partikel Tuhan".Peter Higgs tidak pernah menyangka bahwa akan ada ilmuwan yang berusaha membuktikan teorinya itu. Karena itu Higgs menangis saat ilmuwan dari Organisasi Eropa untuk Penelitian Nuklir (CERN) mengumumkan telah menemukan partikel yang serupa dengan Higgs boson.

Profesor yang telah pensiun dari Universitas Edinburgh ini meneteskan air mata, sebab dia masih diberi kesempatan hidup untuk menyaksikan teorinya berhasil dibuktikan.

"Saya tidak pernah memimpikan ini selama 48 tahun, sebab banyak hal yang harus saya lakukan dalam hidup. Tapi awalnya, saya tidak menyangka bahwa saya masih hidup saat ini terjadi," kata Peter Higgs, seperti dikutip dari Reuters.

"Ini merupakan hal yang paling menakjubkan yang terjadi sepanjang hidup saya," tutur ilmuwan yang dikenal pemalu ini.

Sebagai sebuah penghormatan, standing ovation ditujukan kepada Peter Higgs saat baru memasuki sebuah auditorium di Jenewa, Swiss, saat CERN mengumumkan temuannya. Tidak pernah ada yang menyangka bahwa teori Higgs tersebut pernah ditolak oleh sebuah jurnal ilmiah bernama "Physics Letters".

"Ketika itu dia (Higgs) hanya berpikir, 'Sudahlah, mereka tidak memahami itu'," ucap ilmuwan yang menjadi kolega Peter Higgs, Alan Walker.

Alan Walker juga mengungkap bahwa Higgs yang mengaku atheis ini merasa risih saat Higgs boson disebut sebagai "partikel Tuhan". "Dia lebih senang jika itu hanya dinamakan Higgs boson," ujar Walker.

Mengutip laman Daily Mail, Higgs sendiri menemukan konsep Higgs boson saat sedang berjalan-jalan di Cairngorms, sebuah kawasan pegunungan di wilayah timur Dataran Tinggi Skotlandia. Higgs kemudian mengajukan proposal mengenai partikel yang mengisi massa melalui interaksinya dengan kehadiran 'medan lain' yang tersebar di jagat raya. Semakin berinteraksi, maka boson itu akan semakin masif dan menjadi berisi dan semakin berat.



Higgs kemudian menulis temuan itu di dua jurnal. Meski satu ditolak di "Physics Letter", tapi teori yang ditulis pria kelahiran Newcastle di tahun 1929 itu kemudian dimuat di jurnal ilmiah bergengsi yang lain, "Physical Review Letters".

Sebagai ilmuwan, Higgs meraih gelar PhD-nya dari King's College. Dia juga meraih sejumlah gelar kehormatan dan menerima sejumlah penghargaan. Gelar itu antara lain dari Royal Society, the Institute of Physics, the European Physical Society, dan American Physical Society.

Ilmuwan fisika terkemuka Stephen Hawking malah menyebut Peter Higgs layak meraih Nobel di bidang Fisika. Meski awalnya Hawking tidak percaya adanya "partikel Tuhan", tapi kini Hawking menganggap penemuan partikel serupa Higgs boson itu sebagai temuan penting di bidang fisika.

Meski begitu, Higgs tetap dikenal sebagai sosok yang sederhana. Higgs selalu dikenal rekan-rekannya sebagai sosok yang mengaku gemetar saat mendengar atau membaca nama Higgs boson. Apalagi, temuan partikel yang diambil dari namanya itu kini dianggap sebagai temuan terbesar manusia.

"Bagi ahli fisika, ini setara dengan saat Columbus menemukan Amerika," ucap Profesor Themis Bowcock, ilmuwan dari Universitas Liverpool, yang juga pernah bekerja sebagai pencari Higgs boson di laboratorium Large Hadron Collider (LHC) milik CERN.

Sumber : Vivanews

Komentar

Postingan Populer