Berkat Android, Google Bak Raja
Dominasi Android seolah tak terbendung lagi saat ini. Anda dengan mudah bisa mendapatkan perangkat dengan sistem operasi (OS) buatan Google tersebut.
Keputusan Google mengambil peran lebih aktif dalam penggunaan Android dipandang sebagai upaya mengatasi masalah paling menjengkelkan yakni fragmentasi Android ‘murni’ ke dalam ratusan modifikasi ponsel pintar dan tablet.Google juga berharap bisa lebih menyaingi Apple yang berkuasa melalui OS buatannya. Perusahaan teknologi terbesar dunia ini hanya menggunakan satu versi OS untuk iPhone, iPad dan iPod buatannya.
Masalah Google dengan Android adalah OS ini dirilis sebagai software open source. Sehingga membuat OS ini tersedia bagi siapa saja untuk digunakan dan di sinilah letak permasalahan di mana semua orang bisa memodifikasinya dengan cara apapun yang mereka mau.
Produsen ponsel pintar, hampir tanpa kecuali, telah memodifikasi Android untuk menciptakan versi Android mereka sendiri dengan tatap muka pengguna yang dimodifikasi dan fitur tambahan yang tak ditemukan di versi ‘murni’ Android.
Penambahan fitur ini guna membedakan ponsel pintar satu produsen dengan lainnya. Jadi, ponsel pintar Sprint akan berjalan di ‘Sprint Android’ dan T-Mobile dengan ‘T-Mobile Android’ dan sebagainya dan produsen tablet pun mengikutinya.
Masalah muncul saat versi baru Android dirilis. Perbaruan OS pada perangkat Android akan sangat lama karena masing-masing produsen harus kembali ke titik awal untuk memodifikasi versi baru sehingga bisa mulai memperbarui semua ponsel pintar atau tabletnya.
Hal ini biasanya butuh waktu berbulan-bulan atau bahkan lebih lama sehingga membuat pelanggan menjadi frustrasi. Dibanding Apple, saat perusahaan ini merilis iOS 5, perusahaan ini tahu tiap perangkat Apple di luar sana menggunakan iOS 4 dengan versi Apple dan karenanya, perbaruan OS pun bisa dilakukan tanpa masalah atau penundaan.
Google membuat salah satu upayanya dengan menawarkan konsumen ponsel pintar bermerek mesin pencari itu dengan fitur murni Android yang tak mengalami modifikasi. Namun sayangnya, tetap tak bisa bersaing dengan kekuatan pemasaran dari operator ponsel yang terus menawarkan subsidi untuk menjalankan Android versi mereka sendiri.
Untuk memperbaiki situasi fragmentasi, pekan ini Google mengumumkan rencana memberi akses awal ke beberapa pembuat perangkat mobile untuk mencicipi Android versi baru dan mengatakan akan menjual perangkat buatan produsen itu langsung ke konsumen.
Sebelumnya, Google memilih hanya satu produsen hardware untuk menghasilkan ‘perangkat utama’ dengan Android terbaru sebelum merilis OS ini untuk produsen lain. Setelahnya, fragmentasi dari awal akan terjadi.
Bekerja dengan lima produsen dan menjualnya langsung ketimbang melalui operator membuat Google dan mitra hardware bisa mendapat pasar lebih cepat, sering kali hanya dalam hitungan beberapa bulan, kata para analis.
Kepala riset di Rutberg & Co, Rajeev Chand, mengatakan, dunia Android berubah menjadi ‘Wild West’ di mana pengembang berjuang membuat aplikasi yang cocok untuk ratusan Android modifikasi.
Produsen perangkat dan operator sama-sama telah meninggalkan jejak di dalam perangkat. Ini berarti, ‘pengalaman konsumen sangat bervariasi’. Pergeseran strategi Google bisa diartikan, ‘untuk menciptakan pengalaman lebih standar bagi konsumen dan pengembang aplikasi’ serupa Apple, tutup Chand.
Keputusan Google mengambil peran lebih aktif dalam penggunaan Android dipandang sebagai upaya mengatasi masalah paling menjengkelkan yakni fragmentasi Android ‘murni’ ke dalam ratusan modifikasi ponsel pintar dan tablet.Google juga berharap bisa lebih menyaingi Apple yang berkuasa melalui OS buatannya. Perusahaan teknologi terbesar dunia ini hanya menggunakan satu versi OS untuk iPhone, iPad dan iPod buatannya.
Masalah Google dengan Android adalah OS ini dirilis sebagai software open source. Sehingga membuat OS ini tersedia bagi siapa saja untuk digunakan dan di sinilah letak permasalahan di mana semua orang bisa memodifikasinya dengan cara apapun yang mereka mau.
Produsen ponsel pintar, hampir tanpa kecuali, telah memodifikasi Android untuk menciptakan versi Android mereka sendiri dengan tatap muka pengguna yang dimodifikasi dan fitur tambahan yang tak ditemukan di versi ‘murni’ Android.
Penambahan fitur ini guna membedakan ponsel pintar satu produsen dengan lainnya. Jadi, ponsel pintar Sprint akan berjalan di ‘Sprint Android’ dan T-Mobile dengan ‘T-Mobile Android’ dan sebagainya dan produsen tablet pun mengikutinya.
Masalah muncul saat versi baru Android dirilis. Perbaruan OS pada perangkat Android akan sangat lama karena masing-masing produsen harus kembali ke titik awal untuk memodifikasi versi baru sehingga bisa mulai memperbarui semua ponsel pintar atau tabletnya.
Hal ini biasanya butuh waktu berbulan-bulan atau bahkan lebih lama sehingga membuat pelanggan menjadi frustrasi. Dibanding Apple, saat perusahaan ini merilis iOS 5, perusahaan ini tahu tiap perangkat Apple di luar sana menggunakan iOS 4 dengan versi Apple dan karenanya, perbaruan OS pun bisa dilakukan tanpa masalah atau penundaan.
Google membuat salah satu upayanya dengan menawarkan konsumen ponsel pintar bermerek mesin pencari itu dengan fitur murni Android yang tak mengalami modifikasi. Namun sayangnya, tetap tak bisa bersaing dengan kekuatan pemasaran dari operator ponsel yang terus menawarkan subsidi untuk menjalankan Android versi mereka sendiri.
Untuk memperbaiki situasi fragmentasi, pekan ini Google mengumumkan rencana memberi akses awal ke beberapa pembuat perangkat mobile untuk mencicipi Android versi baru dan mengatakan akan menjual perangkat buatan produsen itu langsung ke konsumen.
Sebelumnya, Google memilih hanya satu produsen hardware untuk menghasilkan ‘perangkat utama’ dengan Android terbaru sebelum merilis OS ini untuk produsen lain. Setelahnya, fragmentasi dari awal akan terjadi.
Bekerja dengan lima produsen dan menjualnya langsung ketimbang melalui operator membuat Google dan mitra hardware bisa mendapat pasar lebih cepat, sering kali hanya dalam hitungan beberapa bulan, kata para analis.
Kepala riset di Rutberg & Co, Rajeev Chand, mengatakan, dunia Android berubah menjadi ‘Wild West’ di mana pengembang berjuang membuat aplikasi yang cocok untuk ratusan Android modifikasi.
Produsen perangkat dan operator sama-sama telah meninggalkan jejak di dalam perangkat. Ini berarti, ‘pengalaman konsumen sangat bervariasi’. Pergeseran strategi Google bisa diartikan, ‘untuk menciptakan pengalaman lebih standar bagi konsumen dan pengembang aplikasi’ serupa Apple, tutup Chand.
Komentar
Posting Komentar