Jejak Swasta di Luar Angkasa

Peluncuran roket Falcon 9 milik perusahaan Space Exploration Technologies Corp (SpaceX), Selasa (22/5), menandai era baru dalam penjelajahan luar angkasa. Untuk pertama kali dalam sejarah, pengiriman pasokan logistik ke Stasiun Luar Angkasa Internasional dilakukan perusahaan swasta.

Sebuah roket Falcon 9 dari SpaceX siap meluncur.

Setelah berhasil mencapai orbit Bumi beberapa menit setelah lepas landas, kapsul Dragon yang dibawa roket tersebut sudah berada di dekat posisi Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) pada ketinggian sekitar 400 kilometer di atas permukaan laut, Kamis (24/5). Kapsul itu kemudian akan menjalankan beberapa uji manuver.
Jika seluruh proses pengujian berjalan mulus, para astronot yang berada di dalam ISS akan mengaktifkan tangan robot raksasa untuk ”menangkap” Dragon, dan menggandengkannya ke stasiun riset angkasa itu hari Jumat ini.

Para awak ISS kemudian akan mulai menurunkan 544 kilogram muatan Dragon, yang terdiri dari air tawar, bahan makanan, pakaian ganti, dan berbagai perlengkapan lainnya. Kapsul itu lalu akan dimuati berbagai perlengkapan yang perlu dibawa kembali ke Bumi pada 31 Mei.

ISS, yang dihuni enam astronot yang menjalankan berbagai eksperimen ilmiah, membutuhkan pasokan konstan logistik dari Bumi. Dalam periode waktu tertentu, pesawat luar angkasa dikirim untuk membawa kru astronot pengganti.

Seluruh aktivitas, yang selama ini hanya dilakukan oleh badan luar angkasa Pemerintah AS, Rusia, Eropa, dan Jepang, mulai sekarang akan rutin dilakukan oleh perusahaan-perusahaan swasta.

Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) telah menandatangani kontrak pengiriman kargo dan astronot ke ISS senilai miliaran dollar AS dengan beberapa perusahaan swasta seperti SpaceX.

Sejak NASA menghentikan program pesawat ulang aliknya tahun lalu, praktis pengiriman astronot ke ISS bergantung sepenuhnya pada pesawat-pesawat luar angkasa Rusia.

Dengan kehadiran beberapa perusahaan swasta ini, AS akan kembali memiliki kemampuan itu tanpa mengganggu prioritas NASA untuk mulai mengembangkan teknologi guna mengirim manusia ke asteroid atau Planet Mars. (AP/Reuters/DHF)

Komentar

Postingan Populer