Ungkap Rahasia Jagat Raya, Dunia Siapkan Teleskop Terbesar
Teleskop Square Kilometer Array (SKA) yang rencananya dibuat sebagai teleskop radio terbesar dan paling sensitif di dunia akan dibagi pengerjaannya oleh Afrika Selatan dan Australia atau Selandia Baru, kata Organisasi SKA, Jumat.
Organisasi SKA yang berkantor di Universitas Manchester, Inggris, dalam pernyataannya menjelaskan, seusai konferensi di Belanda, mereka setuju atas solusi tempat ganda bagi pembuatan teleskop SKA. Kedua penawar tersebut adalah Afrika Selatan dan gabungan antara Australia dan Selandia Baru.Teleskop SKA merupakan proyek internasional dengan target pembuatan berbiaya 1,5 miliar euro yang setara dengan 1,9 miliar dolar AS dengan konstruksi tahap pertama SKA dijadwalkan mulai pada 2016.
Sejumlah anggota Organisasi SKA di antaranya adalah Australia, Kanada, Cina, Italia, Selandia Baru, Afrika Selatan, Belanda, Inggris dan India sebagai anggota mitra.
Teleskop tersebut sebenarnya kombinasi dari ribuan antena dan piringan dengan seluruh kumpulan area yang akan memiliki luas sekitar satu kilometer persegi, sehingga memberi 50 kali sensitifitas dan 10 ribu kali kecepatan survei dibanding teleskop yang ada saat ini.
Hal itu akan memberi jawaban bagi pertanyaan dasar mengenai jagat raya termasuk bagaimana bintang dan galaksi pertama terbentuk setelah "big bang" atau sekelam apa tenaga mendorong penyebaran jagat raya serta peran medan magnet di tata bintang. Nantinya teleskop juga diharap bisa menjawab hukum gravitasi alam dan pencarian kehidupan di luar bumi.
"Hari ini, kami selangkah lebih dekat untuk mencapai tujuan kami membangun SKA. Keadaan ini dicapai setelah keputusan yang sangat cermat mengenai keterangan yang dikumpulkan dari pemeriksaan mendalam di kedua tempat kandidat," kata Ketua Badan Direktur SKA, Profesor John Womersley.
Menurut persetujuan, kebanyakan piringan SKA di tahap satu akan dibuat di Afsel dan piringan lain akan ditambahkan ke sejumlah fasilitas yang ada di Australia.
Seluruh piringan dan susunan lubang lensa frekuensi menengah untuk tahap dua SKA akan dibuat di Afsel (termasuk sejumlah negara Afrika lain). Sementara susunan antena lubang lensa frekuensi rendah untuk tahap satu dan tahap dua akan dibuat di Australia atau pun Selandia Baru.
Organisasi SKA yang berkantor di Universitas Manchester, Inggris, dalam pernyataannya menjelaskan, seusai konferensi di Belanda, mereka setuju atas solusi tempat ganda bagi pembuatan teleskop SKA. Kedua penawar tersebut adalah Afrika Selatan dan gabungan antara Australia dan Selandia Baru.Teleskop SKA merupakan proyek internasional dengan target pembuatan berbiaya 1,5 miliar euro yang setara dengan 1,9 miliar dolar AS dengan konstruksi tahap pertama SKA dijadwalkan mulai pada 2016.
Sejumlah anggota Organisasi SKA di antaranya adalah Australia, Kanada, Cina, Italia, Selandia Baru, Afrika Selatan, Belanda, Inggris dan India sebagai anggota mitra.
Teleskop tersebut sebenarnya kombinasi dari ribuan antena dan piringan dengan seluruh kumpulan area yang akan memiliki luas sekitar satu kilometer persegi, sehingga memberi 50 kali sensitifitas dan 10 ribu kali kecepatan survei dibanding teleskop yang ada saat ini.
Hal itu akan memberi jawaban bagi pertanyaan dasar mengenai jagat raya termasuk bagaimana bintang dan galaksi pertama terbentuk setelah "big bang" atau sekelam apa tenaga mendorong penyebaran jagat raya serta peran medan magnet di tata bintang. Nantinya teleskop juga diharap bisa menjawab hukum gravitasi alam dan pencarian kehidupan di luar bumi.
"Hari ini, kami selangkah lebih dekat untuk mencapai tujuan kami membangun SKA. Keadaan ini dicapai setelah keputusan yang sangat cermat mengenai keterangan yang dikumpulkan dari pemeriksaan mendalam di kedua tempat kandidat," kata Ketua Badan Direktur SKA, Profesor John Womersley.
Menurut persetujuan, kebanyakan piringan SKA di tahap satu akan dibuat di Afsel dan piringan lain akan ditambahkan ke sejumlah fasilitas yang ada di Australia.
Seluruh piringan dan susunan lubang lensa frekuensi menengah untuk tahap dua SKA akan dibuat di Afsel (termasuk sejumlah negara Afrika lain). Sementara susunan antena lubang lensa frekuensi rendah untuk tahap satu dan tahap dua akan dibuat di Australia atau pun Selandia Baru.
Komentar
Posting Komentar