Orang yang Pernah Beribadah 1000 Bulan
Ternyata di muka bumi pernah terjadi orang yang beribadah selama 1000 bulan lamanya. Dialah Sya'mun Al Ghozi, seorang utusan Nabi Isa a.s.
Berkat pertolongan Allah SWT,, Sya'mun beribadah seribu bulan lamanya.
Kisah ini menjadi kisah tersendiri pada masa lalu. Khususnya terkait dengan yang namanya malam Lailatul Qadar, malam yang lebih baik daripada 1000 bulan.
Kisahnya.
Lailatul Qadar adalah hadiah besar yang diberikan Allah SWT kepada umat Nabi Muhammad SAW, junjungan kita semua. Secara fisik dan umur umat Nabi Muhammad lebih pendek dibandingkan dengan umat-umat terdahulu.
Katakanlah umat Nabi Nuh yang rata-rata berusia 950 tahun, umat Nabi Musa as hingga 500 tahun baru dibilang tua. Coba kalau kita bandingkan dengan rata-rata umur umat Nabi Muhammad SAW yang hanya 60 tahun saja.
Karena kecintaan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW, berakibat pula membiasnya kecintaan terhadap umatnya, termasuk kita. Dari kecintaan tersebut, maka setiap tahun Allah SWT memberikan hadiah besar terhadap umat Nabi Muhammad yang bernama Lailatul Qadar.
Siapa saja yang menemukan Lailatul Qadar dan beribadah di malam itu, maka nilai ibadahnya lebih baik daripada 1000 bulan atau 68 tahun bagi umat terdahulu.
Artinya, kalau dalam waktu 10 tahun seseorang dari umat Nabi Muhammad SAW memperoleh Lailatul Qadar, maka nilai ibadahnya lebih baik daripada 680 tahun. Artinya lagi kalau 20 tahun menemukan Lailatul Qadar, maka ia bak beribadah selama 1360 tahun. Hal ini melampaui batas ibadah yang telah dilakukan oleh utusan Nabi Isa as yang bernama Sya'mun tersebut.
Pada Masa Nabi Isa as.
Pada masa Nabi Isa as, ada kampung yang bernama Anthokiah. Negeri itu memiliki Raja yang bernama Al Thoikis, dimana rakyat di sana hidup mempersekutukan Allah dengan berhala-berhala.
Mendengar hal tersebut, Nabi Isa as mengutus 2 orang mubaligh untuk menyampaikan risalah Allah SWT dengan tidak mempersekutukan-Nya.
Namun, masyarakat di sana menolak mentah-mentah ajakan dari mubaligh ini. Perdebatan terjadi, dan didengar oleh Raja Al Thoikis. Karena khawatir akan kekuasaannya diganggu dengan adanya ajaran baru, maka utusan Nabi Isa as tersebut ditangkap dan dipenjara.
Berita pengakapan tersebut terdengar juga oleh Nabi Isa as, hingga akhirnya diutuslah utusan ketiga yang bernama Sya'mun Al Ghozi.
Sya'mun menghadap raja agar membebaskan para utusan Nabi Isa as. Dengan diplomasi yang cantik dan juga dengan pembuktian medis melalui misi kemanusiaan, pengobatan massal, maka dua utusan tersebut berhasil dibebaskan. Kepada 2 rekannya Sya'mun berpesan agar dalam menjalankan dakwah haruslah dengan kesabaran. Karena sabarlah yang mengundang datangnya pertolongan Allah SWT.
Pengkhianatan Istri.
Setelah perjuangan dakwah ketiga utusan itu sukses, memperoleh kemenangan gemilang di daerah Anthokiah, ditambah lagi dengan Mukjizat Nabi Isa as yang mampu menyembuhkan penyakit yang tidak dapat disembuhkan secara medis, maka pengikut Nabi Isa as menjadi sangat meluas.
Bahkan ketika Nabi Isa as mampu menghidupkan orang yang telah mati (ada pendapat mengatakan seminggu dari kematian, ada yang mengatakan 11 hari dan ada yang 40 hari), maka dimulailah babak baru kehidupan di negeri Anthokiah.
Namun sayang, ada seorang pemgusaha yang kaya raya sangat iri akan kehadiran ajaran baru yang dibawa oleh Nabi Isa as.
Pengusaha itu khawatir kalau kekayaannya akan direbut. Maka disebarkanlah fitnah kepada Sya'mun Al Ghozi dan rekan-rekannya. Kali ini datangnya dari para istri-istri mereka yang tergiur dengan iming-iming limpahan harta dari pengusaha kaya raya tersebut.
Syarat dapat limpahan harta adalah dengan membunuh suami-suami mereka. Hingga akhirnya Sya'mun tertangkap dan diikat di satu tiang di tengah alun-alun kota.
Seluruh bagian tubuh Sya'mun dikuliti dan disaksikan oleh banyak orang agar tidak terpengaruh dengan ajaran yang dibawa Nabi Isa as.
Dalam keadaan dikuliti tersebut, Sya'mun berdoa kepada Allah SWT,
"Ya Allah, kembalikanlah aku seperti sedia kala. Jikalau Engkau kabulkan permohonanku ini, maka aku akan mengabdi dan beribadah kepadaMu selama 1000 bulan," doa Sya'mun.
Akhirnya Allah SWT mengabulkan doa tersebut, Sya'mun Al Ghozi diberikan kehidupan kembali selama 1000 bulan. Selama itu pula, dirinya tidak lupa beribadah kepada Allah SWT. Atas perjuangan gigih dan kecintaannya itu, Sya'mun Al Ghozi dinyatakan sebagai ahli surga Jannatun Na'im.
Wallahu A'lam.
http://kisahislamiah.blogspot.com
Berkat pertolongan Allah SWT,, Sya'mun beribadah seribu bulan lamanya.
Kisah ini menjadi kisah tersendiri pada masa lalu. Khususnya terkait dengan yang namanya malam Lailatul Qadar, malam yang lebih baik daripada 1000 bulan.
Kisahnya.
Lailatul Qadar adalah hadiah besar yang diberikan Allah SWT kepada umat Nabi Muhammad SAW, junjungan kita semua. Secara fisik dan umur umat Nabi Muhammad lebih pendek dibandingkan dengan umat-umat terdahulu.
Katakanlah umat Nabi Nuh yang rata-rata berusia 950 tahun, umat Nabi Musa as hingga 500 tahun baru dibilang tua. Coba kalau kita bandingkan dengan rata-rata umur umat Nabi Muhammad SAW yang hanya 60 tahun saja.
Karena kecintaan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW, berakibat pula membiasnya kecintaan terhadap umatnya, termasuk kita. Dari kecintaan tersebut, maka setiap tahun Allah SWT memberikan hadiah besar terhadap umat Nabi Muhammad yang bernama Lailatul Qadar.
Siapa saja yang menemukan Lailatul Qadar dan beribadah di malam itu, maka nilai ibadahnya lebih baik daripada 1000 bulan atau 68 tahun bagi umat terdahulu.
Artinya, kalau dalam waktu 10 tahun seseorang dari umat Nabi Muhammad SAW memperoleh Lailatul Qadar, maka nilai ibadahnya lebih baik daripada 680 tahun. Artinya lagi kalau 20 tahun menemukan Lailatul Qadar, maka ia bak beribadah selama 1360 tahun. Hal ini melampaui batas ibadah yang telah dilakukan oleh utusan Nabi Isa as yang bernama Sya'mun tersebut.
Pada Masa Nabi Isa as.
Pada masa Nabi Isa as, ada kampung yang bernama Anthokiah. Negeri itu memiliki Raja yang bernama Al Thoikis, dimana rakyat di sana hidup mempersekutukan Allah dengan berhala-berhala.
Mendengar hal tersebut, Nabi Isa as mengutus 2 orang mubaligh untuk menyampaikan risalah Allah SWT dengan tidak mempersekutukan-Nya.
Namun, masyarakat di sana menolak mentah-mentah ajakan dari mubaligh ini. Perdebatan terjadi, dan didengar oleh Raja Al Thoikis. Karena khawatir akan kekuasaannya diganggu dengan adanya ajaran baru, maka utusan Nabi Isa as tersebut ditangkap dan dipenjara.
Berita pengakapan tersebut terdengar juga oleh Nabi Isa as, hingga akhirnya diutuslah utusan ketiga yang bernama Sya'mun Al Ghozi.
Sya'mun menghadap raja agar membebaskan para utusan Nabi Isa as. Dengan diplomasi yang cantik dan juga dengan pembuktian medis melalui misi kemanusiaan, pengobatan massal, maka dua utusan tersebut berhasil dibebaskan. Kepada 2 rekannya Sya'mun berpesan agar dalam menjalankan dakwah haruslah dengan kesabaran. Karena sabarlah yang mengundang datangnya pertolongan Allah SWT.
Pengkhianatan Istri.
Setelah perjuangan dakwah ketiga utusan itu sukses, memperoleh kemenangan gemilang di daerah Anthokiah, ditambah lagi dengan Mukjizat Nabi Isa as yang mampu menyembuhkan penyakit yang tidak dapat disembuhkan secara medis, maka pengikut Nabi Isa as menjadi sangat meluas.
Bahkan ketika Nabi Isa as mampu menghidupkan orang yang telah mati (ada pendapat mengatakan seminggu dari kematian, ada yang mengatakan 11 hari dan ada yang 40 hari), maka dimulailah babak baru kehidupan di negeri Anthokiah.
Namun sayang, ada seorang pemgusaha yang kaya raya sangat iri akan kehadiran ajaran baru yang dibawa oleh Nabi Isa as.
Pengusaha itu khawatir kalau kekayaannya akan direbut. Maka disebarkanlah fitnah kepada Sya'mun Al Ghozi dan rekan-rekannya. Kali ini datangnya dari para istri-istri mereka yang tergiur dengan iming-iming limpahan harta dari pengusaha kaya raya tersebut.
Syarat dapat limpahan harta adalah dengan membunuh suami-suami mereka. Hingga akhirnya Sya'mun tertangkap dan diikat di satu tiang di tengah alun-alun kota.
Seluruh bagian tubuh Sya'mun dikuliti dan disaksikan oleh banyak orang agar tidak terpengaruh dengan ajaran yang dibawa Nabi Isa as.
Dalam keadaan dikuliti tersebut, Sya'mun berdoa kepada Allah SWT,
"Ya Allah, kembalikanlah aku seperti sedia kala. Jikalau Engkau kabulkan permohonanku ini, maka aku akan mengabdi dan beribadah kepadaMu selama 1000 bulan," doa Sya'mun.
Akhirnya Allah SWT mengabulkan doa tersebut, Sya'mun Al Ghozi diberikan kehidupan kembali selama 1000 bulan. Selama itu pula, dirinya tidak lupa beribadah kepada Allah SWT. Atas perjuangan gigih dan kecintaannya itu, Sya'mun Al Ghozi dinyatakan sebagai ahli surga Jannatun Na'im.
Wallahu A'lam.
http://kisahislamiah.blogspot.com
Komentar
Posting Komentar