Buah Tidak Selalu Jatuh Dekat Dengan Pohonnya


anak shalelhah

Sebut saja saya Tari, seorang mahasiswi tingkat akhir di salah satu universitas Jakarta. Saya terlahir dari keluarga yang bisa dibilang biasa saja. Kehidupan ekonomi yang biasa, bahkan pemahaman agamanya juga biasa. Saya selalu merasa bahwa saya juga telahir untuk menjadi seseorang yang biasa.

Ketika saya bertemu dengan anak-anak yang sholih dan sholihah, hatiku selalu berkata “Ah pasti umi dan abinya juga sholih dan sholihah.” Ketika bertemu dengan anak yang hafidz Al-Qur’an, hatiku juga selalu berkata “Ah, pasti orang tuanya juga hafidz Al-Qur’an.”

Bukankan pepatah juga sering menyebutkan bahwa buah tidak akan jatuh jauh dari pohonnya. Maka tidak salah-salah amat kalau saya berpikiran seperti itu. Orangtuanya sholih dan sholihah, maka anak-anaknya pun cenderung tidak akan jauh seperti mereka, sholih dan sholihah.

Itulah kenapa saya beranggapan bahwa saya tidak bisa menjadi orang yang luar biasa seperti mereka-mereka yang telah melangkah jauh di depan saya. Namun, acara di sebuah masjid ketika itu mempertemukan saya dengan seseorang yang berhasil menepis anggapan saya selama ini.

“Assalamu’alaikum, Adik sedang apa?”

“Lagi baca Surat Ar-Rahman, Kak.”

Itulah percakapan awal saya sama anak tersebut. Setelah berbincang agak lama, akhirnya saya tahu siapa nama anak itu, ya namanya Arum. Dengan perawakannya yang kecil dan memegang Al-Qur’an yang bisa dibilang ukurannya kebesaran bagi anak seusianya.

Anak berusia lima tahun, namun telah mampu menghafal surat Ar-rahman. Subhanallah. Itulah yang pertama kali terucap ketika berkenalan dengan Arum. Perkenalan yang benar-benar indah dan takkan pernah bisa terlupakan.

Di usianya yang masih balita, Arum telah menjadi anak yang luar biasa. Sebelum kenal jauh tentang Arum dan keluarganya, spontan pikiran tadi muncul, “Wah orangtuanya hebat ya, kayaknya umi dan abinya juga hafidz Al-Qur’an nih.”

Tak lama kemudian datang seorang ibu yang menghampiri kami. Sudah bisa di tebak, bahwa beliau adalah ibundanya Arum. Tanpa basa-basi saya pun langsung mengucapkan rasa kagum dan bangga saya terhadap Arum kepada beliau. Beliaupun menimpali dengan rasa syukur kepada Allah yang telah mengaruniai Arum ke kehidupan beliau.

“Saya bingung Mba memikirkan masa depannya Arum,” ucap beliau yang spontan membuat saya terheran-heran.

“Bingung kenapa Bu? Arum insya Allah akan menjadi anak yang sholihah, yang cerdas dan penurut. Apa yang menjadikan Ibu bingung?”

Mungkinkah masalah biaya? Itulah pertanyaan yang seketika timbul dalam pikiran saya. Namun kalau sepintas saya lihat, keluarga beliau merupakan keluarga yang berkecukupan kok, jadi apa yang mesti di bingungkan?

Tak lama kemudian ibunya menjawab “Sebenarnya mbak, Arum ini bukan anak kandung saya. Dia saya adopsi. Jadi sebenarnya Arum ini adalah anak dari korban pemerkosaan, Mbak. Gak jelas nasabnya. Ibu kandungnya di kampung. Stress mbak, karena gak ada laki-laki yang mau bertanggungjawab atas kehamilannya. Maka dari itu saya meminta Arum untuk saya rawat dan saya asuh.”

“Namun, yang saya bingungkan sekarang apa bisa mengurus akte kelahiran Arum dengan menggunakan nama suami saya sebagai ayahnya?” tanyanya.

“Masya Allah,” saya pun sontak kaget mendengar kata-kata beliau

Sungguh tak kusangka. Arum yang saya kira berasal dari ibu yang hebat, keluarga yang luar biasa, dan orangtua yang berpemahaman agama bagus. Justru malah terbentuk dari keluarga yang bisa dibilang berantakan.

Tapi, Subhanallah. Arum tumbuh menjadi anak yang sholihah. Arum telah memberikan bukti nyata kepada saya, bahwa keadaan keluarga yang bagaimanapun bisa mencetak kualitas diri yang luar biasa. Asal kita mau terus berusaha.

Tak bisa lagi saya menahan air mata saya. Ya Allah, ampuni semua salah saya. Saya yang tidak pandai bersyukur atas karunia-Mu. Meskipun keluarga saya biasa saja, namun Kau berikan saya keluarga yang utuh nan harmonis. Keluarga yang berantakanpun bisa melahirkan generasi sehebat Arum. Apalagi keluarga yang utuh nan harmonis, maka tidak menutup kemungkinan akan terlahir generasi yang tak kalah hebat dari Arum.

Komentar

Postingan Populer