Irigasi Gondok, Sistem Baru Pertama di Dunia
Peneliti dari kantor Ketahanan Pangan, Pemerintah Kota Padang, Rasmi R, menemukan penghijauan dengan menggunakan irigasi gondok. Sistem irigasi ini, khususnya memanfaatkan lahan gundul yang memiliki keterbatasan sumber air.
"Caranya sangat mudah adalah dengan merekayasa pengairan yaitu dengan membentuk 'irigasi gondok'. Teknik ini diciptakan untuk mengatasi keringnya bibit sebelum akarnya tumbuh dan dapat menyerap air dari tanah," kata Rasmi S, yang juga Kepala Seksi Ketersediaan Pangan dari Kantor Ketahanan Pangan Pemkot Padang, di Padang, kemarin.
Ia mengatakan, teknologi ini diindikasikan pertama di dunia, karena sistem irigasi lainnya tidak memungkinkan. Menurut dia, lahan gundul sudah dipastikan sumberairnya terbatas atau jauh dari lokasi. Karena itu, cara membuat irigasi gondok itu dengan bahan-bahan yang perlu disiapkan adalah kantong plastik ukuran 15 cm X 30 cm, potong bagian bawahnya agar bolong.
"Kemudian potong plastik ukuran yang sama dengan ukuran 2 cm x 30 cm yang akan digunakan sebagai tali pengikat. Agar menjadi panjang, anda dapat menariknya supaya mudah dijadikan sebagai pengikat," katanya. Ukuran plastik di atas cocok untuk ukuran bibit dengan diameter batang 1 cm, kalau yang lebih kecil ukurannya dapat disesuaikan agar batang jangan patah.
Setelah bibit siap tanam, buang semua daun untuk mengurangi penguapan, cukup sisakan pucuknya saja. Masukan kantong plastik tadi dari arah pucuk sampai ke pangkal batang, sekitar 10 cm dari permukaan tanah. Ikatlah ujung plastik arah bawah dengan kuat agar tidak bocor.
Langkah selanjutnya, kata dia, adalah mengisi air setengahnya, lalu tarik ke atas, hingga berbentuk lonjong dan ikat yang kuat agar tidak melorot atau bocor. Air ini akan dapat bertahan 3 bulan kalau tidak terjadi kebocoran, tanaman akan menyerap air ini melalui kulit batang sebelum akarnya berfungsi dengan baik.
"Prinsip dasar dari Irigasi Gondok ini adalah merendam bagian batang tanaman sambil menanam di lahan kebun. Kalau tanaman sudah tumbuh, irigasi gondok harus dibuka, kalau tidak batangnya bisa patah karena batang tertekuk tekanan tali pengikat," katanya. Dari uji coba di lapangan, daya tumbuh tanaman mencapai 85 persen.
Lahan kritis di kawasan hutan Jawa Barat
"Caranya sangat mudah adalah dengan merekayasa pengairan yaitu dengan membentuk 'irigasi gondok'. Teknik ini diciptakan untuk mengatasi keringnya bibit sebelum akarnya tumbuh dan dapat menyerap air dari tanah," kata Rasmi S, yang juga Kepala Seksi Ketersediaan Pangan dari Kantor Ketahanan Pangan Pemkot Padang, di Padang, kemarin.
Ia mengatakan, teknologi ini diindikasikan pertama di dunia, karena sistem irigasi lainnya tidak memungkinkan. Menurut dia, lahan gundul sudah dipastikan sumberairnya terbatas atau jauh dari lokasi. Karena itu, cara membuat irigasi gondok itu dengan bahan-bahan yang perlu disiapkan adalah kantong plastik ukuran 15 cm X 30 cm, potong bagian bawahnya agar bolong.
"Kemudian potong plastik ukuran yang sama dengan ukuran 2 cm x 30 cm yang akan digunakan sebagai tali pengikat. Agar menjadi panjang, anda dapat menariknya supaya mudah dijadikan sebagai pengikat," katanya. Ukuran plastik di atas cocok untuk ukuran bibit dengan diameter batang 1 cm, kalau yang lebih kecil ukurannya dapat disesuaikan agar batang jangan patah.
Setelah bibit siap tanam, buang semua daun untuk mengurangi penguapan, cukup sisakan pucuknya saja. Masukan kantong plastik tadi dari arah pucuk sampai ke pangkal batang, sekitar 10 cm dari permukaan tanah. Ikatlah ujung plastik arah bawah dengan kuat agar tidak bocor.
Langkah selanjutnya, kata dia, adalah mengisi air setengahnya, lalu tarik ke atas, hingga berbentuk lonjong dan ikat yang kuat agar tidak melorot atau bocor. Air ini akan dapat bertahan 3 bulan kalau tidak terjadi kebocoran, tanaman akan menyerap air ini melalui kulit batang sebelum akarnya berfungsi dengan baik.
"Prinsip dasar dari Irigasi Gondok ini adalah merendam bagian batang tanaman sambil menanam di lahan kebun. Kalau tanaman sudah tumbuh, irigasi gondok harus dibuka, kalau tidak batangnya bisa patah karena batang tertekuk tekanan tali pengikat," katanya. Dari uji coba di lapangan, daya tumbuh tanaman mencapai 85 persen.
Sumber : Republika
Komentar
Posting Komentar