Allah Yang Maha Memberi
Allah telah mengenalkan diri-Nya kepada seluruh makhluk dengan cara memberitahukan bahwa “Dia adalah zat Yang Maha Memberi “
“Karuniakanlah kepada Kami rahmat dari sisi Engkau, sesungguhnya Engkaulah Maha Pemberi Karunia (Qs. Ali Imran :8)
“Atau apakah mereka itu mempunyai perbendaharaan Rahmat Tuhanmu Yang Maha perkasa lagi Maha Pemberi (QS. Shad:9)
AL WAHHAB berarti Zat yang banyak memberi tanpa batas. Dia adalah Zat yang menguasai langit dan bumi berikut seluruh kekayaan yang dikandungnya. Tiada satupun yang dapat mengalahkan pemberianNya dan semua pemberiaNya itu tidak mengurangi simpananNya.
Pemberian Allah kepada Hamba
Allah adalah Zat Yang memberi hidup dan kehidupan. Dialah zat yang telah memberi kita otak, hati, penglihatan dan pendengaran, disamping makanan, minuman , pasangan dan keturunan.
Contoh pemberian Allah berupa keturunan yang baik diberikan kepada Nabi dan Rasul. Misalnya Nabi Ibrahim As dianugrahi Ishak dan Ismail dan kemudian Ya’kub. Allah menakdirkan keturunan Nabi Ibrahim ini menjadi Nabi dan memperoleh kitab dariNya.
“..Dan Kami anugrahkan kepada Ibrahim, Ishak dan kemudian Ya’kub. Kami jadikan kenabian dan Kitab pada keturunannya…” (QS AL Ankabut:27)
Termasuk Nabi yang mendapat anugrah yang sama adalah Nabi Daud a.s. yang dianugrahi anak bernama Sulaiman as,
” Dan kami karuniakan Sulaiman kepada Daud. Dia adalah sebaik-baik hamba. Sesungguhnya dia amat taat kepada Tuhannya ..” (QS Shad;30).
Allah juga menganugerahkan Yahya kepada Zakaria as. (Qs Al Anbiya 90)
Sebaliknya Allah memberikan berupa cobaan kepada Ayub a.s. penyakit ditubuhnya, harta yang ludes dan anak-anak yang meninggal. Setelah itu Allah menggantikan cobaan itu dengan dua kali lebih baik dari yang Allah ambil itu.
Allah menetapkan agar kita memohon anak yang saleh , seperti yang dimohonkan oleh para nabi dan rasulNya. Demikianlah penjelasan Allah tentang hamba-hambaNYa (ibadurrahman).
”Orang-orang yang berkata “Wahai Tuhan Kami , anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati kami dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertaqwa (Al Furqan ; 74)
Pemberian Allah yang paling agung
Jika kepada para Nabi Allah memberikan yang paling agung yaitu kenabian , kitab, hikmah dan ayat-ayat yang jelas. Maka kepada manusia secara keseluruhan pemberian Allah yang paling agung adalah petunjukNya kepada kebenaran yang telah Allah turunkan kepada hamba dan Nabinya Muhammad salallahu alaihi wassalam. Demikianlah Allah mengajarkan bahwa dalam setiap rakaat shalat kita selalu membaca :…
Ihdinashshiraathalmustaqiim..” Tunjukanlah kami jalan yang lurus (QS Al Fatihah : 6)
Pemberian Allah yang paling Agung lainnya adalah ilmu yang diperoleh hamba-hambaNya yang saleh, sebagaiamana diberikan ilmu tentang besi kepada Nabi Daud dan ilmu mengendalikan angin,bercakap dengan makhluk Allah binatang dan jin, mendirikan istana kepada Nabi Sulaiman as.
Allah juga telah memberikan hikmah kepada hambaNYa Lukman :
” …Dan benar-benar Kami menganugrahkan hikmah kepada Lukman..” (QS Luqman ; 12)
Dibolehkan kepada seluruh hamba, ketika berdoa untuk memohon kebaikan dunia. Akan tetapi Allah mencela orang yang hanya memohon kebaikan dunia dan memuji orang-orang mukmin yang memohon kebaikan dunia dan akhirat”…Dan di antara mereka ada yang berdoa :
“Wahai Tuhan Kami berilah kami kebaikan dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka..” (Qs Al Baqarah; 201
Pemberian dari Allah dapat berubah menjadi murkaNya ketika Allah telah berikan apa yang baik bagi hambaNya , namun tidak diiringi dengan menjalankan perintah Allah sebagaimana mestinya. Tatkala ia diberi harta, hamba tersebut tidak mengeluarkan zakat dan infaq sebagai tanda kecintaannya kepada Allah. Dan ketika seorang hamba meminta ilmu dan Allah memberikannya, maka ia wajib mengamalkannya dengan tujuan untuk mencari ridho Allah , Allah berfirman :
”… Dan diantara mereka ada yang telah berikrar kepada Allah,”Sesungguhnya jika Allah memberikan sebahagian karuniaNya kepada kami, pastilah kami akan berderma dan pastilah kami termasuk orang yang saleh.” Setelah Allah memberikan sebahagian dari karunia-Nya, mereka kikir dengan karunia itu, berpaling dan mereka memanglah orang yang selalu membelakangi (kebenaran). Maka Allah menimbulkan kemunafikan pada hati mereka sampai pada waktu mereka menemui Allah, karena mereka telah ingkar kepada Allah akan apa yang mereka ikrarkan kepada-Nya(juga ) mereka selalu berdusta. Tidaklah mereka tahu bahwa Allah mengetahui rahasia dan bisikan mereka. Dan bahwasannya Allah amat mengetahui segala yang gaib (Qs At Taubah: 75-78)
Rasulullah selalu bertasbih dengan nama Al Wahhab. Dalam Musnad Ahmad diriwayatkan dari salamah ibn al akwar.a. : Saya tidak pernah mendengar Rasulullah membuka doanya kecuali beliau membukanya dengan,
“…Subhanarobbiyal a’lal aliyyil wahhab..
Maha suci Allah zat Yang Mahaluhur dan Maha Memberi
(al Musnad : 16548, Hakim 1/498. Hadis ini dianggap sahih oelh Hakim dan dianggap mauquf oleh Azh Dzahabi)
Komentar
Posting Komentar