Selain Telepon, AS Juga Sadap Facebook dan Google
Praktik penyadapan ternyata tidak hanya dilakukan intelijen Amerika Serikat terhadap para pengguna telepon genggam saja. Penyadapan warga AS ternyata juga dilakukan terhadap aktivitas internet mereka, dibantu oleh situs-situs besar seperti Facebook, Apple dan Google.
Demikian ungkap surat kabar Inggris, The Guardian, Kamis waktu setempat. Laporan Guardian didasarkan pada dokumen rahasia dalam bentuk powerpoint sebanyak 41 halaman mengenai program bernama PRISM.
Berbeda dengan penyadapan telepon yang dikatakan hanya mengambil metadata, berupa data pribadi, bukan percakapan, dalam program ini NSA bisa mengetahui seluruh aktivitas pengguna. Mulai dari sejarah pencarian, isi email, transfer file, video, foto, data media sosial dan percakapan dalam chat (contoh, Skype).
Dalam dokumen tersebut dikatakan bahwa setiap bulannya NSA menerima 2.000 laporan pada program PRISM. Tahun 2012, ada 24.005 laporan, meningkat 27 persen dari tahun sebelumnya. Total, sejak 2007 sudah 77.000 laporan intelijen yang diperoleh berkat PRISM.
Beberapa nama besar di dunia internet turut serta membantu NSA sejak tahun 2007. Perusahaan pertama yang bekerja sama dengan NSA adalah Microsoft pada Desember 2007. Ironis, padahal slogan Microsoft adalah "Privasi anda adalah prioritas kami."
Langkah Microsoft diikuti oleh Yahoo pada tahun 2008, Google, Facebook dan PalTalk tahun 2009, Youtube tahun 2010, Skype dan AOL tahun 2011, dan terakhir Apple yang bergabung tahun 2012.
Program PRISM terus berkembang dan diprediksi akan diikuti lebih banyak situs-situs lainnya. Dalam program PRISM, tulis Guardian, badan intelijen AS memiliki akses langsung ke server-server perusahaan.
Dalam dokumen itu juga dikatakan bahwa operasi NSA didukung oleh jasa penyedia telekomunikasi di AS. Hal ini merujuk pada Verizon, provider yang memberikan metadata aktivitas pelanggannya pada NSA.
Bantahan Google dan Apple
Walaupun bukti-bukti sudah jelas, namun perusahaan-perusahaan yang namanya tercantum dalam dokumen tersebut membantahnya. Mereka mengaku tidak mengetahui adanya program semacam itu.
"Google peduli pada keamanan data pengguna kami. Kami memberikan data mereka pada pemerintah sesuai hukum dan meninjau permintaan itu dengan seksama. Google sering dituduh memberikan 'pintu belakang' bagi pemerintah untuk masuk ke sistem kami, tapi itu tidak benar," isi bantahan dari Google.
Bantahan serupa disampaikan juru bicara Apple. Mereka mengatakan tidak pernah mendengar program PRISM. "Jika mereka melakukannya, kami pasti tahu," kata dia. (ren)
Komentar
Posting Komentar