Sepiring Kepedulian
Suatu sore, saya makan bersama teman-teman. Saya bilang salah satu mereka, “Pesen apa? ane samain kaya ente aja ya makannya. apa aja deh. Ane jaga tas di sini.” saya menjaga tas-tas, dan dia pergi memesan makanan.
Teman saya kembali membawa makanan, dalam hati saya agak kaget, karena ternyata ada salah satu lauk makanan yang saya kurang begitu suka, tapi ya karena saya meminta samain sama dia, bukan salah dia. Akhirnya saya makan, dan habiskan.
Agak sulit rasanya memakan makanan yang kurang disukai, akan tetapi jika kembali dipikirkan, betapa beruntungnya saya, masih bisa MEMILIH makanan, ketika suka, akan saya beli, dan ketika tidak suka, tidak akan saya beli.
Kalau teringat mereka yang di luar sana, apakah bisa untuk memilih? Pilihan bagi mereka bukan makanan yang disukai atau tidak disukai, tapi apakah hari ini makan atau tidak. Sekalipun makanan itu tidak disukai, atau katakanlah bekas, tak jarang yang memungutnya untuk dimakan.
Enaknya kita, bila tak suka, masih bisa memilih yang lain. Mereka? Dan herannya, masih saja ada orang, yang telah membeli makanan terbilang mahal,
menyisakan makanannya, dan dengan entengnya berkata, “aduh, gw kenyang nih”, “aduh, gw ga abis nih”. Padahal dia sendiri yang memilih dan membeli makanannya. Kadang ingin kubentak orang yang demikian, namun rasanya lisanku lemah,kubentak saja kau dengan tulisan ini!
“Boleh saja engkau kaya dan bisa membeli segalanya, tapi aku rasa engkau miskin akan kepedulian. Ketahuilah bahwa sepiring kepedulianmu, lebih berharga dari jutaan kekayaanmu”
Habiskan makannya ya… jangan ambil kalau tak suka, jangan berlebihan jika tak mampu menghabiskan.
Oleh: Bagas T, Karanggan
Komentar
Posting Komentar