Suplemen Vitamin Justru Bisa Bahayakan Kesehatan Anak
Di Australia, para pakar kesehatan mengecam pemasaran vitamin untuk anak-anak oleh perusahaan obat, yang kerap memberi label menyesatkan dan manipulatif. Pakar juga menilai produk vitamin yang diproduksi bahkan berpotensi merusak kesehatan anak-anak yang mengonsumsi vitamin itu.
Sejumlah dokter anak, ahli gizi, dan ahli kebijakan kesehatan mengatakan, iklan vitamin anak sengaja menargetkan orang tua mengenai kesehatan anak-anak.
Para pakar menilai trik pemasaran produk vitamin anak memang dirancang secara sengaja untuk membuat orang tua berpikir bahwa anak-anak mereka tidak mendapatkan vitamin yang cukup dari diet mereka sehari-hari dan itu demi menyokong klaim mereka yang belum terbukti mengenai manfaat suplemen vitamin bagi anak.
Ironisnya, meski diklaim penting bagi anak, produsen vitamin anak sering tidak memberikan peringatan mengenai risiko bahaya mengonsumsi terlalu banyak vitamin dan memberikan petunjuk disclaimer yang dicetak sangat kecil di produknya. "Iklan multivitamin untuk anak sering menganjurkan orang tua bahwa mengonsumsi vitamin secara rutin adalah gaya hidup yang sehat untuk anak-anak. Padahal, hal itu tidak diperlukan dan hanya menghambur-hamburkan uang saja,” kata Professor Emeritus John Dwyer dari Lembaga Sahabat Ilmu Kedokteran Australia.
Dwyer berpendapat, anak yang susah makan saja jarang sekali mengalami kekurangan vitamin. Pakar juga menilai, lebih baik masalah itu diselesaikan dengan upaya memvariasikan menu makanan daripada menyorongkan pil multivitamin kepada anak yang tidak ada manfaatnya.
Menanggapi tudingan tersebut, industri vitamin di Australia mengatakan pihaknya setuju kalau anak-anak yang sehat memang tidak membutuhkan vitamin. Tapi, mereka mengutip riset yang menyebutkan bahwa ada sekitar 95% anak yang tidak mengonsumsi sayur-sayuran dalam jumlah yang cukup sebagaimana direkomendasikan ahli gizi.
Direktur Eksekutif Industri Pengobatan Sendiri Australia (ASMI), Dr Deon Schoombie, mengatakan zat gizi sangat penting untuk pertumbuhan badan anak yang normal. "Karena itu, jika anak tidak mendapatkan jumlah gizi yang mereka perlukan dalam diet mereka, mereka harus melengkapinya dari sumber lain,” katanya lagi.
Sementara itu, Kepala Unit Kesehatan Anak dari Royal Australian College, Professor Sue Moloney, mengatakan anak-anak yang tidak sepenuhnya makan makanan bergizi sering diberikan vitamin oleh orang tuanya yang berpikir itu tindakan yang benar. Padahal, menurut Moloney, konsumsi vitamin berdosis tinggi bisa memicu gangguan kesehatan dan terkadang sampai harus dilarikan ke rumah sakit.
"Sejumlah vitamin, seperti A, D, E, dan K—apa yang kita sebut vitamin larut lemak—dapat terakumulasi dalam tubuh jika diminum dalam dosis tinggi dan akan menjadi beracun," kata Moloney. Ia juga mengaku pernah menangani satu pasien anak yang menderita pembengkakan pada otak akibat keracunan vitamin.
Karena itu, Moloney menganjurkan, jika asupan makanan (diet) anak bagus, anak tidak perlu mengonsumsi suplemen. Sebaiknya pemenuhan vitamin anak sebaik mungkin diupayakan melalui asupan makanan langsung, bukan dari suplemen. "Kami jarang perlu memberikan suplemen vitamin, bahkan kepada anak-anak yang mengalami gizi buruk sekalipun di masyarakat,” tutur Moloney.
Selain itu, pakar kesehatan lain juga menilai terlalu mengandalkan pemenuhan vitamin dari suplemen dapat memicu diet yang tidak sehat. Secara terbuka, Profesor Tim Gill dari Pusat Kajian Obesitas Institut Boden mengatakan, suplemen multivitamin bagi anak tidak ada manfaatnya dan hanya akan memicu hal buruk untuk kesehatan.
"Kebiasaan itu akan meneguhkan keyakinan orang, kalau mengonsumsi multivitamin, anak mereka tidak perlu lagi mengonsumsi makanan penyeimbang dan beragam menu, seperti sayur, buah, dan makanan segar lain,” kata Gill.
Kendati demikian, para pakar menilai hal itu tidak sepenuhnya kesalahan industri. Orang tua disarankan berkonsultasi dengan dokter anak mengenai situasi yang dihadapi anaknya sebelum memutuskan memberikan multivitamin.
Jurnal Kesehatan Amerika Annals of Internal Medicine Journal baru-baru ini juga menganalisis tiga studi besar pada vitamin yang sering digunakan oleh orang dewasa. Setelah melihat data yang mencakup ribuan pasien selama penelitian bertahun-tahun diketahui, suplemen yang dikonsumsi mereka hanya praktik buang-buang uang saja.
Beberapa vitamin bahkan diketahui malah meningkatkan risiko kematian. Analisis itu juga mengatakan, suplemen itu tak ada manfaatnya dalam mencegah penyakit kronis utama.(asatunews)
Yang pasti-pasti ajah kalau suplemen anak yang udah terpercaya khasiatnya ya cuma Tara Kid. Bukan mau promosi, saya sudah buktikan sendiri. AA dan DHA nya bagus buat otak anak
BalasHapus