Negara Mana Paling anti-Yahudi?
Liga anti-Defamasi, atau Anti-Defamation League (ADL), punya jawabnya. Yaitu, Korea Selatan.
Jangan kaget. ADL tidak asal jawab. Mereka baru saja menyelesaikan proyek ADL Global 100; An Index of Anti-Semitism, dan mendapatkan temuan mengejutkan ini.
Lewat proyek survei ini, ADL mengerahkan ratusan relawannya di 102 negara untuk mewawancarai 53.00 orang-orang dewasa. Setiap relawan mengajukan 11 pertanyaan kepada setiap individu, dan melaporkan hasilnya.
Beberapa pertanyaan itu adalah; Menurut Anda, apakah orang Yahudi lebih loyal ke Israel dibanding ke negara lain. Apakah Yahudi terlalu mengontrol ekonomi dan media global. Apakah orang Yahudi bertanggung jawab terhadap banyak perang di dunia ini.
Seluruh data dikumpulkan dan dibuat matrik. Dari matrik itu terlihat, orang-orang di Asia relatif sedikit menyimpan perasaan anti-Semit, yaitu 22 persen. Yang terendah adalah Oceania, dengan 14 persen. Sedangkan Benua Amerika 19 persen.
Menurut ADL, tingginya sikap anti-Yahudi di Asia karena di benua ini banyak terdapat negara-negara berpenduduk mayoritas Muslim; Malaysia, Indonesia, Bangladesh, dan negara-negara Timur Tengah.
Di Timur Tengah dan Afrika Utara, misalnya, 74 persen penduduknya mengaku anti-Yahudi. Namun, tidak seluruh Muslim anti-Semit. Indonesia, yang mayoritas Muslim, ternyata hanya 48 persen anti-Yahudi.
Yang mencengangkan adalah, menurut ADL, 53 persen orang Korea Selatan anti-Yahudi. Dibanding negara-negara berkulit kuning lainnya; terutama Tiongkok dan Jepang, angka ini luar biasa besar.
Di Tiongkok, hanya 20 persen warga negeri itu anti-Semit. Sedangkan Jepang 23 persen. Sikap anti-Semit hampir tidak ada di Laos, yaitu 0,2 persen. Di Vietnam hanya tiga persen.
Lebih mengejutkan lagi, Korsel ternyata mengungguli Indonesia (48 persen) dan Asia Tenggara (37 persen). Bahkan, kebencian terhadap Yahudi di Korsel lebih dua kali lipat dari rata-rata negara di dunia.
Jika Indonesia, Malaysia, Iran, dan negara-negara Timur Tengah, punya alasan agama untuk membenci Yahudi, apa alasan warga Korsel?
ADL tidak punya jawabannya. Yang pasti, 60 persen orang Korsel menjawab 'mungkin ya' untuk pertanyaan apakah Yahudi terlalu berkuasa di bidang bisnis, dan 57 persen yakin orang Yahudi memiliki kekuatan untuk memainkan pasar uang internasional.
Khusus pertanyaan pertama; Apakah Yahudi lebih loyal ke Israel, ketimbang kepada negara yang ditinggali, 65 responden menjawab; 'mungkin benar'.
Korsel tidak memiliki pemukim Yahudi, dan tidak berpengalaman berhubungan dengan salah satu bangsa tertua di dunia ini. Negerti itu juga tidak memiliki jutaan masyarakat Muslim.
Ada satu pertanyaan yang tidak diajukan ADL kepada orang Korea, dan juga seluruh Asia, yaitu siapa yang bertanggung jawab terhadap krisis finansial Asia tahun 1997?
Jika pertanyaan ini disampaikan, orang Korea mungkin akan menjawab; George Soros. Penduduk Korsel tahu Soros orang Yahudi. Soros menyebabkan kebangkrutan sejumlah perusahaan multinasional Korsel, dan yang membuat negara itu mengemis ke IMF.[tst/inilah]
Komentar
Posting Komentar