Senyum Seorang Muslim
SubhanAllah, sahabatku mengapa kutulis tentang senyum pagi ini, karena manusia saat ini mengalami era stress, gampang marah, penuh curiga, nafsi-nafsi, dan semua bersifat duniawi.
Senyum tuluspun jadi langka, memang beragam senyum itu, ada senyum politik, senyum komersial, senyum godaan dan sebagainya.
Sangat berbeda senyum orang mukmin itu, karena berangkat dari hati yang tulus, salam, bahagia, cinta karena Allah, doa, dakwah dan itu sangat terasa, "allughoh adzdzauqoh" bahasa itu rasa, dan wajah adalah bahasa hati.
Betapa senangnya kutebar senyum pada siapapun walaupun berbeda keyakinan, kepada yang cuek sekalipun, karena senyum bukan mengharap balasan pujian dan balasan senyum, tetapi senyumku karena "I'm muslim" (QS 3 :64)
Insya Allah, sahabatkupun merasakan senyumku saat aku menulis ini walau kalian hanya membaca coretanku ini, dan semoga kalianpun ikut senyum membaca ini, itu membuktikan bahasa itu rasa, sahabatku.
Senyum tuluspun jadi langka, memang beragam senyum itu, ada senyum politik, senyum komersial, senyum godaan dan sebagainya.
Sangat berbeda senyum orang mukmin itu, karena berangkat dari hati yang tulus, salam, bahagia, cinta karena Allah, doa, dakwah dan itu sangat terasa, "allughoh adzdzauqoh" bahasa itu rasa, dan wajah adalah bahasa hati.
Betapa senangnya kutebar senyum pada siapapun walaupun berbeda keyakinan, kepada yang cuek sekalipun, karena senyum bukan mengharap balasan pujian dan balasan senyum, tetapi senyumku karena "I'm muslim" (QS 3 :64)
Insya Allah, sahabatkupun merasakan senyumku saat aku menulis ini walau kalian hanya membaca coretanku ini, dan semoga kalianpun ikut senyum membaca ini, itu membuktikan bahasa itu rasa, sahabatku.
Komentar
Posting Komentar