Rusia Baru Akan Miliki ICBM Generasi Baru Setelah 2022


Rusia membutuhkan waktu sedikitnya 10 tahun untuk mengembangkan rudal balistik antarbenua (ICBM) generasi baru, yang memanfaatkan bahan bakar cair. Rudal tipe baru ini dirancang khusus, untuk menaklukkan sistem perisai rudal yang sedang digelar AS di Eropa.

Pihak militer Rusia pertama kali menyebutkan kemungkinan pengembangan ICBM baru itu pada 2009, tetapi keputusan resmi program pengembangan rudal tersebut baru diambil akhir tahun lalu.
Rudal balistik antarbenua (ICBM) berhululedak nuklir R-36M2 Voyevoda (SS-18 Satan) milik Rusia.

Rudal jenis baru seberat 100 ton ini dirancang untuk menggantikan rudal Voyevoda R-26M2, yang oleh NATO dijuluki "Setan" (SS-18 Satan), karena mampu membawa 10 hulu ledak nuklir independen yang masing-masing berdaya ledak 550-750 kiloton TNT.

"Secara statistik, (pengembangan rudal) ini butuh waktu 10 tahun. Jika sebuah negara sudah tidak melakukan itu selama 30 tahun, tentu saja berbagai kesulitan akan tak terhindarkan," ujar Andrei Goryaev, Deputi Direktur perusahaan pembuat rudal Rusia, yang ditugaskan mengembangkan rudal baru ini, NPO Mashinostroyeniya, Selasa (8/5/2012).

Desember 2011, Panglima Pasukan Rudal Strategis Rusia (SMF), Letnan Jenderal Sergei Karakayev, mengatakan, rudal-rudal ICBM Rusia saat ini, yang masih menggunakan bahan bakar padat, kemungkinan tak akan bisa menembus sistem perisai rudal AS yang sudah sangat canggih.

Oleh sebab itu dibutuhkan jenis rudal baru yang menggunakan bahan bakar cair, sehingga akan memiliki kemampuan manuver yang lebih baik.


Rudal Topol 


Saat ini, SMF dilaporkan menggelar lebih dari 400 pucuk ICBM, termasuk 171 rudal Topol (SS-25), 70 rudal Topol-M (SS-27), dan tiga rudal RS-24 Yars.

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer