Dinasti Rothschild Dan Kekejaman Zionisme (4)

Didirikannya sebuah bank sentral sama dengan 90 %.
mengkomuniskan sebuah negara” (Lenin)
fedds_dees1933: Adolf Hitler menjadi konselor Jerman. Dia mengusir semua orang Yahudi dan komunis keluar dari jabatan pemerintahan di Jerman. Menariknya pada saat itu, jumlah orang Yahudi di pemerintahan Jerman lebih dari 20 kali jumlah mereka pada akhir Perang Dunia I. Akibat dari pemaksaan ini, pada bulan Juli, orang-orang Yahudi mengadakan sebuah konferensi dunia di Amsterdam. Di sana mereka menuntut agar Hitler mengembalikan jabatan setiap orang Yahudi.

Hitler menolak. Akibatnya, Samuel Untermyer, orang Yahudi Ashkenazi yang memeras Presiden Wilson, dan sekarang menjadi Kepala Delegasi Amerika sekaligus Presiden konferensi itu, kembali ke Amerika Serikat dan menyerukan di radio untuk menolak berurusan dengan pedagang atau penjaga toko manapun yang menjual barang buatan Jerman apa pun atau yang berlangganan kapal tua pengapalan Jerman.

Lalu orang-orang Yahudi di seluruh Amerika Serikat ikut serta dalam boikot ini. Mereka melakukan aksi protes di luar dan merusak toko mana pun yang mereka temukan menjual produk yang bertuliskan “Made in Germany”. Akibatnya, toko-toko harus membuang produk mereka atau mengambil resiko bangkrut.

Salah satu pengaruh boikot ini mulai dirasakan di Jerman. Orang-orang Jerman mulai memboikot toko-toko Yahudi dengan cara yang sama seperti orang-orang Yahudi lakukan pada toko-toko yang menjual produk Jerman di Amerika.

Akhirnya, Nazi dan Yahudi di Palestina bekerja sama atas dasar Yahudi ingin semua orang Yahudi tinggal di Palestina, sementara Nazi ingin semua orang Yahudi keluar dari Jerman. Kedua belah pihak lalu menandatangani sebuah perjanjian pemindahan yang dikenal dengan “Ha’avara”. Perjanjian itu mengizinkan pemindahan semua orang Yahudi dan modal mereka dari Jerman ke Palestina.

Akibat dari perjanjian ini, sebanyak 60.000 orang Yahudi Jerman (sekitar 20 % orang Yahudi Jerman) bermigrasi ke Palestina. Mereka menjadi 15 % dari penduduk Yahudi di sana sampai 1939. Mereka membawa 40 juta Dollar aset (bernilai sekitar 600 juta Dollar sekarang) dengan persetujuan rezim Nazi.

1934: Hukum Kerahasiaan Perbankan Swiss direformasi. Setiap pegawai bank yang melanggar rahasia bank dianggap melakukan tindakan illegal yang berakibat kurungan penjaran. Ini semua adalah persiapan bagi Perang Dunia II yang dirancang oleh Rothschild, seperti biasa, mereka akan mendanai kedua pihak di dalam perang tersebut.

1939: I. G. Farben, penghasil kimia terdepan di dunia dan penghasil baja terbesar di Jerman meningkatkan produksinya. Peningkatan produksi ini hampir semata-mata untuk mempersenjatai Jerman dalam Perang Dunia II.

Di Jerman, Hitler secara fenomenal berhasil mengubah negaranya dalam hal ekonomi sejak dia berkuasa. Dia berhenti berhubungan dengan para bankir internasional Yahudi, dan berdagang dengan barter tanpa utang tercatat di kedua pihak.

Sebagai akibat dari kebijakan ini, Jerman mampu menghidupkan kembali kehidupan sosial dan spiritual semua warga negaranya. Dan warga Jerman mampu membuat Jerman menjadi negara paling kuat dan paling makmur di Eropa hanya dalam waktu 7 tahun.

Orang-orang Yahudi tidak bisa membiarkan ini berlanjut karena mereka tahu ini akan mengakibatkan sistem uang mereka yang dijalankan oleh utang. Maka dimulailah Perang Dunia II tahun ini. Ini bukan perang Jerman melawan sekutu, tapi perang Jerman dan kekuatan uang Yahudi yang mengendalikan kepemimpinan sekutu dengan memanfaatkan mereka dengan media mereka untuk melakukan propaganda kepada rakyat-rakyat sekutu untuk membenci Jerman.

1944: Di akhir Perang Dunia II, pabrik-pabrik I. G. Farben yang dikendalikan oleh Rothschild secara khusus tidak dibidik dalam serangan-serangan bom terhadap Jerman. Menariknya, pada akhir perang, sementara daerah-daerah Jerman menjadi puing-puing, pabrik-pabrik I. G. Farben ditemukan hanya menderita kerusakan 15 %.

1946: Bank of England dinasionalisasikan, itu berarti negara mendapatkan semua saham di Bank of England yang sekarang menjadi milik Bendahara Negara dan dipercayakan di tangan Jaksa Agung Muda Bendahara. Namun, karena pemerintah tidak punya uang untuk membayar saham, mereka malah memberikan para pemegang saham rahasia saat itu saham dari uang. Ini berarti meskipun negara menerima laba operasi bank, perolehan ini sangat dikurangi fakta bahwa pemerintah sekarang harus membayar bunga kepada saham-saham baru yang diterbitkannya untuk membayar saham lama.

Jadi, asupan uang Inggris masih hampir seluruhnya dipegang tangan swasta, dengan 97 % di antaranya dalam wujud bunga yang berbuah pinjaman atau semacamnya yang diciptakan oleh bank-bank komersial swasta. Akibatnya bank ini sangat dikendalikan dan dijalankan oleh orang-orang dari dunia perbankan komersial dan ekonomi konvensional. Angota-anggota Dewan Direksi, yang menentukan kebijakan berasal hampir seluruhnya dari dunia perbankan, asuransi, ekonomi dan bisnis besar, dan tentu saja seorang Rothschild terus duduk di dewannya.

Menariknya lagi, dalam keadaan ini, bank ini tidak diwajibkan memperlihatkan detil-detil langkah apa pun seperti itu, untuk menghindari krisis kepercayaan.

1950: Angka-angka mengungkapkan bahwa sebagaimana direncanakan oleh Keluarga Rothschild, setiap negara yang terlibat dalam Perang Dunia II mengalami penambahan utang berlipat ganda. Akibatnya, mereka semakin di bawah kendali Yahudi. Antara 1940 dan 1950, utang negara Amerika Serikat bertambah dari 43 Miliar Dollar menjadi 57 Miliar Dollar, naik 598 %. Utang Perancis nak 583 % dan utang Kanada naik 417 %.

1954: Di Belanda, Bilderberg Group bertemu untuk kali pertama di Hotel Bilderberg di Arnhem. Bilderberg Group adalah sebuah organisasi internasional yang didirikan oleh Rothschild berisi 100-200 orang berpengaruh, kebanyakan politisi dan pembisnis. Mereka bertemu sekali setahun dan diam-diam menjalankan perintah kekuasaan dunia Yahudi di balik layar. Mereka bisa memeriksa para pemimpin potensial suatu negara, dan memutuskan apakah mereka menginginkan orang itu menjadi pemimpin negara yang bersangkutan. Contohnya, Bill Clinton ada di sana pada tahun 1991, Tony Blair ada di sana pada tahun 1993 dan Angela Merkel ada di sana pada tahun 2005.

1959: Bank de Rothschild Frères di Perancis, mendirikan Imétal sebagai sebuah perusahaan yang memayungi semua bisnis pertambangan mineral mereka. Bank de Rothschild Frères ini pada tahun 1967, berganti nama menjadi Banque Rothschild.

1978: Pada tanggal 16 Oktober, Uskup Besar Wojtyla menjadi Paus non-Italia pertama sejak Hadrian VI (455 tahun sebelumnya), tapi memilih untuk tidak mengungkapkan bahwa ibunya orang Yahudi, yang tentu saja membuatnya memenuhi syarat menjadi warga negara Yahudi. Dia adalah Paus termuda dalam 132 tahun, baru berusia 58 tahun dan dia mengambil nama John Paul II.

1981: Banque Rothschild dinasionalisasikan oleh Pemerintah Perancis. Bank baru ini disebut Compagnie Européenne de Banque. Keluarga Rothschild kemudian mengatur seorang penerus bagi bank Perancis ini, Rothschild and Cie Banque (RCB) yang akan menjadi rumah investasi Perancis terdepan.

1985: N. M. Rothschild and Sons menganjurkan Pemerintah Inggris untuk memprivatisasi gas Inggris. Mereka lalu menganjurkan Pemerintah Inggris untuk memprivatisasi hampir semua aset milik negara, termasuk baja Inggris, batu bara Inggris, semua dewan pengurus listrik daerah Inggris, dan semua dewan pengurus air daerah Inggris. Anjuran ini akan menghasilkan beberapa miliar Poundsterling untuk mereka. Seorang anggota parlemen Inggris yang terlibat dalam privatisasi ini adalah Norman Lamont yang akan menjadi Konselor Bendahara, mantan bankir Rothschild.

1986: Di Inggris, Undang-Undang Tata Tertib Umum 1986 dijadikan hukum. Undang-undang dirancang untuk mencegah rakyat Inggris membahas masalah-masalah imigrasi dan supremasi Yahudi dalam cara apapun. Ini juga memberi kekuatan kepada pihak kepolisian untuk dengan kasar memasuki rumah siapapun yang mereka anggap menentang Undang-Undang Hubungan Ras. Undang-undang ini diajukan ke parlemen oleh Sekretaris Dalam Negeri, Leon Brittan, sebenarnya dia adalah seorang Yahudi Lithuania dengan nama asli Leon Brittanisky. Dia dibantu oleh saudara sepupunya , juga seorang Yahudi Lithuania, Malcolm Rivkind atau juga dikenal dengan Malcolm Rifkind, yang kemudian akan menjadi Sekretaris Luar Negeri.

1987: Edmond de Rothschild membuat Bank Konservasi Dunia yang dirancang untuk memindahkan hutang-hutang dari negara-negara dunia ketiga ke bank ini, sebagai ganti tanah yang negara-negara ini ingin berikan kepada bank ini. Hal tersebut dirancang agar Keluarga Rothschild bisa mendapatkan kendali dunia ketiga, yang mewakili 30 % permukaan bumi.

1992: Privatisasi mulai sungguh-sungguh dilakukan di Rusia. Akibatnya, lewat korupsi, banyak kekayaan Rusia berakhir di tangan “7 Kepala Oligarki”. Mereka semua adalah para biliuner baru yang mendukung Boris Yeltsin dengan uang dan media. Mereka bertujuh adalah Boris Berezovsky, Vladimir Gusinsky, Mikhail Khodorkovsky, Mikhail Friedman, Alexander Smolensky, Pyotr Aven, semuanya adalah Yahudi. Ditambah satu orang Rusia, yaitu Vladimir Potanin. Potanin digunakan sebagai penghubung mereka secara publik kepada pemerintah.

Bantuan yang diterima oleh Rusia dari Barat juga langsung masuk ke dalam kantong kelompok perbankan Yahudi. Ini terungkap ketika Washington Times melaporkan bahwa Presiden Rusia, Boris Yeltsin, yang marah karena sebagian besar pemasukan bantuan luar negeri disedot.

Pada 16 September, Poundsterling Inggris ambruk ketika para spekulan mata uang yang dipimpin oleh utusan Rothschild, seorang Yahudi Ashkenazi bernama George Soros meminjam Poundsterling dan menjualnya untuk Mark Jerman dengan harapan bisa membayar kembali hutang dalam mata uang yang merosot nilainya dan mengantongi selisihnya.

Akibatnya, Konselor Bendahara Inggris, Norman Lamont (sebelum menjadi anggota parlemen, dia adalah seorang bankir modal bersama N.M Rothschild and Sons), mengumumkan kenaikan suku bunga bank sebanyak 5 % dalam satu hari. Inggris pun terjerumus ke dalam resesi yang berlangsung bertahun-bertahun ketika banyak bisnis jatuh dan pasar perumahan hancur.

1997: Edgar Bronfman, Ketua Konggres Yahudi Dunia, benar-benar memeras 1,5 Miliar Dollar dari Swiss untuk korban-korban holocoust yang dia klaim sudah mendepositokan uang mereka di sana. Dia tidak punya bukti yang cukup, tapi Pemerintah Swiss menyerah karena Bronfman adalah salah satu pendukung financial Presiden Clinton dan Swiss takut akan konsekwensi-konsekwensi diplomatis kalau mereka tidak melakukannya.

Menariknya, pada tahun tersebut sebuah pengadilan dengan 17 anggota yang berbasis di Zurich mengatur untuk menyelidiki identitas-identitas 5.500 rekening asing dan 10.000 rekening Swiss yang telah tidur sejak akhir Perang Dunia II, lalu menemukan bahwa hanya 200 rekening berisi total sekitar 10 juta dolar, kurang dari 1 % nya 1,5 Miliar Dollar yang diperas oleh Bronfman, bisa dilacak kembali kepada korban-korban holocoust itu.

Apakah Bronfman mengembalikan sisa 99 % dari 1,5 Miliar Dollar itu kepada Swiss? Tentu saja tidak, dan kebetulan, sekitar 6 tahun kemudian, dia hampir tidak memberikan apa-apa kepada para korban holocoust. Orang-orang Yahudi dituduh menyalahgunakan uang yang mereka dapatkan dengan meniup atas nama“keadilan untuk korban” holocoust yang belum tentu benar memang korban.

Pada tanggal 2 Mei 1997, Pemimpin Partai Buruh Inggris, Tony Blair, terpilih sebagai Perdana Menteri. Sedangkan pada 6 Mei di tahun yang sama atau 4 hari sesudahnya, Konselor Bendaharanya, Gordon Brown, mengumumkan bahwa dia akan memberikan kemerdekaan penuh kepada Bank of England dari kendali politik.

1998: Pada tanggal 18 Januari, Michael Specter menerbitkan sebuah cerita di New York Times yang berjudul“Trafficker’s New Cargo: Naive Slavic Women (Muatan Baru Para Pedagang Illegal: Wanita-Wanita Slavia yang Naif)”. Kisah ini mengungkap cara mafia Yahudi Rusia mendominasi perdagangan budak wanita kulit putih dalam pelacuran. Banyak di antara wanita polos yang mereka tipu itu berakhir di Israel.

2000: Seorang kepala Oligarki Yahudi Rusia, Boris Berezovsky, melarikan diri ke London agar tidak ditangkap di Rusia dan mengalihkan urusan bisnisnya kepada pelindungnya, seorang Yahudi Rusia lainnya, Roman Abramovich, yang kemudian membeli Chelsea Football Club.

Pada 1 Oktober, Rome Observer menampilkan sebuah cerita tentang bagaimana polisi Italia memutus jaringan pedofilia yang telah menculik anak-anak non-Yahudi berusia antara 2 dan 5 tahun dari panti asuhan, lalu memperkosa dan membunuh mereka. Jaringan pedofil (terdiri dari 11 anggota geng Yahudi) ini telah memfilmkan pemerkosaan dan pembunuhan tersebut demi keuntungan industri film porno sadis dan sudah menjual salinannya, lebih dari 1.700 pelanggan telah membayar sebanyak 20.000 Dollar untuk melihat anak-anak berusia 2 sampai 5 tahun ini diperkosa secara brutal dan dibunuh.

2001: Seorang kepala Oligarki Yahudi Rusia, Vladimir Gusinsky, melarikan diri ke Rusia. Di sana dia menghadapi tuntutan pencucian uang, lalu bersembunyi di Israel. Dia berkewarganegaraan ganda Rusia dan Israel.

2003: Seorang kepala Oligarki Rusia, Mikhail Khodorkovsky, ditahan di penjara Rusia dengan tuduhan penipuan, penggelepan dan mangkir pajak.

2005: Pada tanggal 30 September, surat kabar Denmark, Jyllands-Posten, menerbitkan 20 ilustrasi kartun. Sebagian besar di antaranya menggambarkan Nabi Muhammad. Kartun-kartun ini lalu dicetak ulang di lebih 50 negara yang mengakibatkan protes skala besar dari komunitas muslim sedunia.

Alasan tepat dari percetakan kartun ini adalah untuk menyulut ketegangan antara dunia Barat dan komunitas muslim. Menariknya, editor budaya Jyllands-Posten yang bertanggung jawab atas terbitan asli kartun-kartun ini adalah Flemming Rose, seorang Yahudi.

Pada 5 Desember, setelah tuduhan dari para perevisi holocoust bahwa pemimpin-pemimpin Perang Dunia II tidak pernah menyebutkan holocoust orang-orang Yahudi di kamar-kamar gas. Richard Lynn, Profesor Emeritus di University of Ulster, melaporkan penelitiannya tentang masalah ini:

“Saya telah memeriksa tulisan dan pidato Perang Dunia II Churchill dan pernyataannya sangat tepat, tidak sekali pun dia menyebut “kamar gas Nazi”, genosida orang yahudi”, atau “enam juta” korban Yahudi dalam perang”.

Pada 6 Desember, David Cameron terpilih sebagai Pemimpin Partai Konservatif Inggris. Cameron adalah kesukaan lama Keluarga Rothschild. Cameron telah menjadi penasehat khusus Norman Lamont ketika dia menumbangkan ekonomi Inggris untuk Keluarga Rothschild pada tahun 1993. Cameron juga punya hubungan dengan keluarga kerajaan Inggris.

Menariknya, organisasi “Conservative Friends of Israel (Teman-Teman Konservatif bagi Israel)” berkoar dengan bangga di situs mereka bahwa lebih dari dua pertiga anggota konservatif Inggris di parlemen adalah anggota organisasi mereka. Hal ini sungguh menjadi luar biasa, karena angka pemerintah resmi mengungkapkan bahwa orang-orang Yahudi hanya mewakili kurang dari setengah persen penduduk Inggris.

2006: Sejarawan Inggris, David Irving, dihukum 3 tahun penjara di Austria karena menyangkal holocoust orang-orang Yahudi pada Perang Dunia II. Penting untuk dicatat bahwa satu-satunya peristiwa sejarah yang bisa membuat anda ditangkap karena mempertanyakannya adalah holocoust ini.

Dinasti Rothschild di Asia


1830: David Sassoon (seorang Yahudi dan bankir Yahudi untuk David Sassoon and Co., dengan cabang-cabang di Cina, Jepang dan Hongkong) menggunakan monopoli perdagangan opium di daerah ini atas nama Rothschild, untuk mengendalikan Pemerintah Inggris untuk memperjualbelikan 18.956 peti opium. Ini menghasilkan jutaan Dollar bagi Keluarga Rothschild dan keluarga kerajaan Inggris.

1836: David Sassoon meningkatkan perdagangannya di Cina sampai lebih dari 30.000 peti opium pertahun, dan kecanduan obat-obatan di kota-kota pesisir menjadi endemis.

1839: Cina mengalami kecanduan opium yang merajalela yang mengisi kocek David Sassoon, keluarga kerajaan Inggris dan Keluarga Rothschild. Akibatnya, Kaisar Manchu memerintahkan perdagangan opium dihentikan. Dia memilih Komisioner Kanton, Lin Tse Hu, sebagai pemimpin kampanye melawan opium. Lin Tse Hu mengatur penyitaan 2.000 peti opium Sassoon dan membuangnya ke sungai. David Sassoon memberi tahu Keluarga Rothschild yang menuntut angkatan bersenjata Inggris untuk membalas demi melindungi bisnis perdagangan narkoba mereka.

Angkatan bersenjata Inggris menyerang kota dan memblokade pelabuhan. Tentara Cina sudah berkurang hingga tinggal sepersepuluhnya saja akibat kecanduan opium, dan terbukti bukan tandingan tentara Inggris. Perang berakhir pada tahun 1942 dengan penandatanganan Pakta Nanking, yang isinya:
  • Pengesahan penuh perdagangan opium di Cina
  • Kompensasi bagi David Sassoon 2 juta Poundsterling untuk opium yang dibuang ke dalam sungai oleh Lin Tse Hu
  • Kedaulatan Teritorial untuk Raja Inggris atas beberapa pulau lepas pantai yang dipilih.

Ketentuan-ketentuan berikut dirancang untuk menjamin Keluarga Rothschild, lewat boneka mereka, David Sassoon, hak untuk menyediakan opium bagi segenap penduduk Cina.

1945: Pada tanggal 16 Juli, dilakukan uji coba atom pertama yang berhasil di Situs Trinity, 200 mil ke Selatan Los Alamos. Penciptanya, J. Robert Oppenheimer, seorang Rothschild, yang menyatakan:

“Saya menjadi kematian, penghancur dunia”.

Dan pada bulan itu juga, ledakan berikutnya di Jepang mengakibatkan matinya 140.000 orang di Hiroshima dan 80.000 orang di Nagasaki.

  1. 1949: Pada 1 Oktober, Mao Tse Tung menyatakan didirikannya Republik Rakyat Cina (RRC) di lapangan Tiananmen, Beijing. Dia didanai oleh Komunisme yang diciptakan oleh Rothschild di Rusia dan ditangani oleh utusan-utusan Rothschild., yaitu:
  2. Salomon Adler, mantan pejabat Bendahara Amerika Serikat yang juga mata-mata Soviet
  3. Israel Epstein, putera seorang Bolsheviks Yahudi yang dipenjara oleh Tsar Rusia karena berusaha menyulut revolusi di sana
  4. Frank Coe, pejabat terdepan IMF yang dimiliki oleh Rothschild

1984: Mossad terjerumus masalah. Mereka melatih angkatan bersenjata khusus Sri Langka dan pemberontak Macan Tamil dari Sri Langka di sekolah pelatihan Mossad yang sama, Kfar Sirkin, Israel. Ini terjadi setelah menjual kursus latihan militer kepada kedua belah pihak, sebagai langkah maju dari Keluarga Rothschild yang mendanai kedua pihak dalam perang. Dan ketika kedua faksi pergi untuk kembali ke Sri Langka, tidak ada yang tahu bahwa musuh mereka dilatih di perkemahan yang sama oleh organisasi yang sama.

1988: Pada tanggal 17 Agustus, Presiden Pakistan, Jenderal Zia ul Haq, dibunuh dalam sebuah kecelakaan udara. Duta Besar Amerika Serikat untuk India pada saat itu, John Dean, melaporkan kepada para atasannya bahwa dia punya bukti kalau Mossad berada di balik pembunuhan ini untuk mencegah Pakistan mengembangkan bom nuklir. Dean kemudian dituduh mempunyai ketidakseimbangan mental dan dibebaskan dari tugasnya di Departemen Hubungan Luar Negeri. Bagaimanapun, dia menolak untuk melepaskan pandangan ini dan membeberkannya kepada publik pada tahun 2005 ketika dia berusia 80 tahun.
 
 
Penulis buku The Synagogue of Satan

Komentar

Postingan Populer