Mengenang Ustadz Abdullah Wasi’an Pembantah Para Penginjil

USTADZ Abdullah Wasi’an, adalah seorang ahli dalam hal membantah penginjil. Semasa hidupnya ia dikenal sebagai pribadi yang mendalami Kristologi dan mampu mematahkan para pendeta dalam debat-debatnya. Sebelum wafat (februari 2011), Abdullah Wasi’an dikenal sangat produktif menulis dan berkarya. M Mashud (40) seorang kristolog muda asal Surabaya, menyatakan meski usianya 94 tahun, almarhum masih produktif menulis buku-buku tentang kristologi.

Di antara buku-bukunya yang sangat populer di masyarakat adalah; “100 Jawaban untuk Missionaris”,“Jawaban untuk Pendeta”, “Nabi Muhammad dalam Al Kitab”, “Pendeta Menghujat, Kiai Menjawab”.

Menurut Mashud, selama ini almarhum terus menulis, meski dengan bantuan alat pembesar (kaca pembesar bundar bergagang, seperti gambar di symbol search dalam computer, nm) dan mesin ketik butut (dan duduknya pun di lantai, nm).

“Beliau memiliki keterbatasan mata. Meski dengan keterbatasan alat, beliau tetap menulis dibantu kaca pembesar dan mesin ketik kuno, “ ujarnya pada hidayatullah.com,suatu waktu.
Untuk mengenang almarhum yang semasa hidupnya senantiasa tampak nglesot (duduk tanpa kursi) di lantai di depan mesin ketik butut dengan memegangi kaca pembesar agar bisa mengetik naskah, berikut ini kami turunkan tulisan yang kami tulis tahun 1999 dan diperbarui berkaitan dengan wafatnya Ustadz Abdullah Wasi’an, Februari 2011 ini. Hal ini untuk menunjukkan, betapa sejatinya apa yang dihadapi oleh Ummat Islam di Indonesia memerlukan orang-orang seperti beliau.

Inilah fakta dan data derita Ummat Islam dalam ancaman dan rundungan pemurtadan, namun di balik itu ada sebagian tokoh yang mengaku Islam justru berkhianat dan memuluskan jalannya pemurtadan:

Kristenisasi Menghina Islam

Ketika orde baru pimpinan Soeharto berjaya, banyak pejabat yang tak mau tahu bila diberi tahu tentang kristenisasi dan pemurtadan terjadi di mana-mana di pelosok penjuru Indonesia. Tetapi setelah dikeluarkan buku Fakta dan Data (kumpulan laporan dari Majalah Media Dakwah Terbitan Dewan Da’wah Islam Indonesia di Jakarta), semua pihak terperangah dan yakin bahwa pihak misionaris zending telah bekerja keras memurtadkan ummat Islam secara membabi buta. Namun keterperangahan atas dimurtadkannya sejumlah ummat Islam di sana-sini itu tidak diikuti dengan kebijakan yang melindungi ummat Islam sepenuhnya. Maka terjadilah pemandangan yang menyakitkan bagi ummat Islam. Tempat-tempat strategis dan pemukiman-pemukiman ummat Islam tahu-tahu bermunculan gereja di tengah-tengahnya. Padahal di sekitarnya adalah penduduk Muslim, dengan adat Islami. Sentimen dan perang batin pun terpendam di hati dengan aneka rasa.

Di tengah kemelut jiwa yang melanda dan menekan perasaan ummat Islam itu, malah sering-sering muncul tokoh Islam yang nyeleneh (aneh), yang lebih membela orang palangis ataupun kafir ketimbang memperhatikan sesama Muslim. Bahkan sang tokoh pembela palangis walau duduk di jum’iyah Islam merasa risih dengan rintihan Muslimin yang menyuarakan ayat “Walan tardho…“:

وَلَنْ تَرْضَى عَنْكَ الْيَهُودُ وَلَا النَّصَارَى حَتَّى تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ قُلْ إِنَّ هُدَى اللَّهِ هُوَ الْهُدَى وَلَئِنِ اتَّبَعْتَ أَهْوَاءَهُمْ بَعْدَ الَّذِي جَاءَكَ مِنَ الْعِلْمِ مَا لَكَ مِنَ اللَّهِ مِنْ وَلِيٍّ وَلَا نَصِيرٍ ( [البقرة/120] 120.

Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)”. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu. (QS. Al-Baqarah [2] : 120)

Masih dikumandangkannya ayat walan tardho… oleh para muballigh di mana-mana, lama-lama menjadikan panasnya kuping si pembela palangis itu. Hingga secara resmi dalam muktamar jum’iyah itu di Jawa Barat 1994 (tepatnya di Pesaantren Cipasung), ia dengan lantang menentang orang-orang yang menyuarakan ayat walan tardho itu dengan cara menafsirkan ayat itu bahwa hanya terbatas khusus mengenai aqidah (keyakinan). Tidak yang lain.

Pembelaannya terhadap kafirin dan juga penyelewengannya dalam menafsiri ayat Al-Qur’an, kalau tidak dia taubati maka dibawa sampai mati, yang tampaknya telah mendahului Pak Abdullah Wasi’an. Sebaliknya Pak Abdullah Wasi’an yang membela ayat itu dengan cara membantah para penginjil dan pembela-pembelanya serta memberi pencerahan kepada Ummat Islam tentang jangan sampai mau dimurtadkan, insya Allah membawa bekal amalnya itu pula.

Bentrokan Islam-Kristen

Tidak berapa lama kemudian, terjadilah keributan di mana-mana antara Islam dan Kristen. Di antaranya ummat Islam dibunuh dan masjid/mushollanya dibakari oleh orang-orang Katolik di Dili Timor Timur 1994, orang-orang Nasrani di Maumere NTT membakari dan berusaha membunuhi ummat Islam 1995. Peristiwa di Surabaya dan Situbondo Jawa Timur 1996,Tasikmalaya 1997, Ketapang dan Kupang serta Ambon dan Sambas 1999. (lihat Dialog Jum’at, 6 Agustus 1999). Terakhir sampai bunuh-bunuhan, berulang-ulang kali yaitu di Ambon, sejak Idul Fitri 1419H/ Januari 1999M, diulangi Juli sampai kini (ditulisnya naskah ini, Sabtu 28/8 1999M, 17/ 5 1420H, diperbarui Kamis 17 Februari 2011 / 14 Rabi’ul Awwal 1432H berkenaan dengan wafatnya KH Abdullah wasi’an, Rabu 16 Februari 2011/ 13 Rabi;ul Awwal 1432H)..

Di saat ummat Islam sangat prihatin atas gencarnya pemurtadan, sedang jeritan ummat Islam tak digubris itu, justru para pejabat Orde Baru serta para penjilat, banyak yang berpidato membanggakan pancasila. Kata mereka, bahwa berkat pancasila, maka negeri kita Indonesia walau berbeda-beda agama namun relatif paling aman di dunia.

Pemberhalaan pancasila sudah sedemikian rupa saat itu. Di Ambon itu, kata mereka saat itu, masyarakatnya yang Islam membantu pembangunan gereja, sedang yang Kristen pun sebaliknya, membantu pula pembangunan Masjid. Itu berkat pancasila, katanya pula. Sesumbar-sesumbar yang telah dikeluarkan oleh mulut-mulut mereka itu kemudian dibalikkan oleh Allah. Seharusnya, ketika perang agama seperti di Ambon, (diawali oleh penyerangan dari pihak Nasrani terhadap Muslimin pas Idul Fitri 1419H / 19 Januari 1999 lalu), mestinya mereka mengumumkan permintaan maaf dan mencabut ucapan-ucapannya yang telah kelewat batas menyanjung pancasila dulu itu.

Seharusnya mereka meminta maaf seribu maaf, kemungkinan besar turunnya adzab dengan aneka krisis dan kekacauan di Indonesia itu di antaranya akibat kelancangan mulut-mulut mereka yang telah menyepelekan Allah Subhanahu wa Ta’ala dan hukum-hukum Nya, diganti dengan berhala bikinan mereka. Namun tidak. Lain lagi ceritanya. Yang dibanggakan kemudian adalah bahwa golongannya merupakan golongan yang lintas agama. Bila yang dibunuhi ummat Islam, maka mereka diam, karena tidak merasa ada kaitan apa-apa. Hanya saja kalau ada orang palangis terbunuh, mereka ikut berteriak, karena sebagai orang yang berfaham lintas agama.

Apalagi hanya kristenisasi, pemurtadan terhadap ummat Islam; orang yang namanya nyawa muslimin dibantai dengan sepengetahuan mereka pun mereka tidak merasakan apa-apa. Itulah keadaannya. Kata pepatah Arab, mayat itu takkan merasa walau dilukai. Artinya, hati yang sudah mati, yang sudah tidak ada kontak sama sekali dengan Islam, walau Islam dihancurkan, tetap saja mereka tidak merasakan apa-apa, ibarat mayat, ya sudah.

Buku-buku Kristenisasi menghina Nabi dan membohongi

Di kala pihak palangis tahu betul bahwa orang-orang yang serakah terhadap jabatan telah jadi mayat-mayat bila di depan agamanya (Islam) alias tidak peduli lagi itu, maka digunakanlah kesempatan yang dianggap baik itu untuk menjerat ummat Islam. Ditulislah buku-buku dan slebaran yang menipu ummat Islam, meng hina Islam, tetapi memakai label Islam.

Mereka semakin berani melakukan kristenisasi secara terbuka bahkan lebih keji, mereka menggunakan Al-Quran dan Hadits untuk membenarkan ajaran sesat mereka. Tentunya dengan memutar balikkan ajaran Islam itu, untuk mengelabui Ummat Islam. Gerakan kristenisasi dengan kedok dakwah, ukhuwah dan shirathal mustaqim digencarkan.

Gerakan kristenisasi yang licik dan keji itu dikordinasi oleh Yayasan Nehemia yang dipelopori Dr Susadi Ben Abraham, Kholil Dinata, dan Drs Poernama Winangun alias H Amos. Mereka telah mengeluarkan beberapa buku di antaranya:
  • Upacara Jama’ah Haji
  • Ayat-ayat yang Menyelamatkan
  • Isa alaihis salam dalam Pandangan Islam
  • Riwayat Singkat Pusaka Peninggalan Nabi Muhammad saw.
  • Membina Kerukunan Umat Beragama
  • Rahasia Jalan ke Surga
  • Siapakah yang bernama Allah itu?
Isi buku-buku dan brosur tersebut sangat menghina Islam, di antaranya:
  • Upacara Ibadah haji adalah penyembahan berhala tertutup.
  • Islam agama khusus untuk orang Arab, Al-Quran kitab suci orang Arab, Nabi Muhammad nabi untuk orang Arab yang mengajarkan pe nyembahan berhala dan tidak akan selamat di akherat.
  • Tuhan orang Islam adalah batu hitam (hajar aswad).
  • Waktu shalat sangat kacau dan Al-Quran tidak relevan. – Nabi Muhammad memperkosa gadis di bawah umur.
  • Al-Quran untuk Iblis, Injil petunjuk bagi umat Islam yang taqwa.
  • Bapaknya Yesus adalah Allah subhanahu wata’ala.
  • Semua umat masuk Neraka kecuali umat Kristen.
  • Nabi Muhammad wafat mewariskan kitab Injil.
  • Khadijah, isteri Nabi Muhammad beragama Kristen.
Itulah di antara tuduhan-tuduhan keji dan kebohongan mereka. Kristenisasi di masa Reformasi ini bukan sekadar pemurtadan secara mempengaruhi, namun sampai menghina dan menodai Islam dengan mencetak buku-buku yang menodai kesucian Islam dan aneka upaya jahat. Bahkan sampai memperkosa wanita untuk kemudian dimurtadkan, seperti yang terjadi di Padang Sumatera Barat. Tuduhan keji dan penghinaan terhadap Islam itupun dilanjutkan dan disebarkan di antaranya di Temanggung Jawa Tengah, hingga terjadi kasus Temanggung Februarai 2011.

Beritanya sebagai berikut:
Pendeta Antonius Hina Islam, PicuKerusuhandi Temanggung

Dalam buku Kristen yang disebarkan Pendeta Antonius, Hajar Aswad dilecehkan sebagai simbol vagina (kemaluan wanita); tugu Jamarat di Mina dihina sebagai simbol dari kemaluan laki-laki.

Hajar Aswad adalah batu hitam yang berada di satu sudut Ka’bah di Masjidil Haram. Ka’bah dengan hajar aswadnya serta Masjidil Haram, bahkan Kota Makkah adalah tempat suci Ummat Islam sedunia. Namun pendeta beralamat di Pondok Kopi Jakarta itu menyebarkan buku Kristen di Temanggung Jawa Tengah yang isinya menganggap Hajar Aswad itu symbol kemaluan wanita.

Voaislam.com memberitakan,SABTU, 23 OKTOBER 2010,Pendeta Antonius menginap di rumah saudaranya di Dusun Kenalan, Desa/Kecamatan Kranggan, Kabupaten Temanggung. Ia hanya semalam menginap di tempat itu untuk melanjutkan perjalanan ke Magelang. Namun waktu sehari tersebut digunakan untuk membagikan buku dan selebaran berisi tulisan yang menghina umat Islam.

Di kampung orang, pendeta kelahiran 58 tahun silam ini menyebarkan dua buku berjudul “Ya Tuhanku Tertipu Aku” dan buku “Saudara Perlukan Sponsor (3 Sponsor, 3 Agenda dan 3 Hasil)” yang penuh dengan pelecehan Islam, antara lain: menghina Allah dan Nabi Muhammad sebagai Pembohong; ibadah haji adalah simbol kemesuman Islam; Hajar Aswad adalah simbol dari –maaf– vagina; tugu Jamarat di Mina adalah simbol dari –maaf– kemaluan laki-laki; umat Islam yang shalat Jum’at di masjid sama dengan menyembah dewa Bulan karena di atas kubah masjid terdapat lambang bulan-bintang; Islam agama bengis dan kejam; dan masih banyak lagi hujatan lainnya. Yang lebih menyesatkan lagi, Pendeta Antonius menukil ayat-ayat Al-Qur’an dalam hujatan-hujatan tersebut.

Kasus itu kemudian diproses ke pengadilan, lalu timbul kerusuhan

SENIN, 8 FEBRUARI 2011, karena massa kecewa, penghina Islam yang sebegitu menghinanya, namun hanya dituntut 5 tahun penjara. (nahimunkar.com, Pendeta Antonius Hina Islam, Picu Kerusuhan di Temanggung, February 9, 20113:52 am, http://www.nahimunkar.com/pendeta-antonius-hina-islam-picu-kerusuhan-di-temanggung/)

Sanggahan terhadap tuduhan keji

Tuduhan keji itu perlu dibuktikan, dan berikut ini kami kutipkan sanggahan seperlunya, untuk menunjukkan betapa licik dan busuknya mereka itu.

Ibadah haji dituduh sebagai penyembahan berhala tertutup, itu tuduhan keji. Tidak bolehnya orang non Muslim ke Makkah bukan untuk menutupi upacara ibadah haji. Dan ibadah haji itu tidak ada penyembahan berhala seperti dituduhkan H Amos. Namun tidak bolehnya orang non Muslim ke Masjidil Haram itu perintah langsung dari Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam Al-Quranul kariem,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا إِنَّمَا الْمُشْرِكُونَ نَجَسٌ فَلَا يَقْرَبُوا الْمَسْجِدَ الْحَرَامَ بَعْدَ عَامِهِمْ هَذَا

[التوبة/28]

yang artinya: “Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya orang-orang musyrik itu najis, maka janganlah mereka mendekati Masjidil Haram sesudah tahun ini.” (QS. At-Taubah [9] : 28)

Tuduhan bahwa upacara ibadah haji tertutup, itu juga bertentangan dengan kenyataan, karena ditayangkan pula ke berbagai negara di dunia ini lewat televisi. Terbukti tak ada penyembahan berhala dalam upacara ibadah haji, dan tak tertutup seperti yang dituduhkan dengan keji itu.

Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa salam dituduh hanya Rasul untuk bangsa Arab, dan tidak akan selamat di Akherat. Tuduhan itu sangat jahat. Karena Allah telah menegaskan dalam Al-Quran

وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ [الأنبياء/107]

yang artinya: “Dan Kami tiada mengutusmu (Muhammad) melainkan menjadi rahmat bagi semesta alam.” (QS. Al-Anbiyaa’ [21] : 107)

وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا كَافَّةً لِلنَّاسِ بَشِيرًا وَنَذِيرًا وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ [سبأ/28]

“Dan tiadalah Kami mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk seluruh manusia sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (QS. Saba’ [34] : 28)

إِنْ هُوَ إِلَّا ذِكْرٌ لِلْعَالَمِينَ [التكوير/27]

“Al-Quran adalah suatu peringatan untuk semesta alam.” (QS. At-Takwir [81] : 27, dan QS. Al-Qalam [68] : 52)

وَأَنْزَلْنَا إِلَيْكَ الذِّكْرَ لِتُبَيِّنَ لِلنَّاسِ مَا نُزِّلَ إِلَيْهِمْ وَلَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ [النحل/44]

“Dan Kami turunkan Al-Quran kepadamu (Muhammad) supaya engkau jelaskan kepada umat manusia, apa-apa yang diturunkan kepada mereka, supaya mereka berpikir”. (QS An-Nahl [16] : 44)

مَا كَانَ مُحَمَّدٌ أَبَا أَحَدٍ مِنْ رِجَالِكُمْ وَلَكِنْ رَسُولَ اللَّهِ وَخَاتَمَ النَّبِيِّينَ وَكَانَ اللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمًا [الأحزاب/40]

“Muhammad bukanlah bapak salah seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah utusan Allah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS. Al-Ahzaab [33] : 40)

Tuduhan tentang Nabi Muhammad tidak selamat di akherat maka harus dibacakan shalawat, itu tuduhan keji pula. Bisa diperbandingkan dengan keadaan bahwa bayi yang meninggal dunia keadaannya tanpa ada dosa. Dia pasti selamat, akan masuk surga. Namun bayi yang meninggal itu tetap disholati, dido’akan, dan dikubur sesuai dengan aturan Islam. Tidak seperti penguburan binatang. Orang yang mensholati, mendo’akan, dan menguburkan mayat bayi ini akan mendapatkan pahala.

Terhadap bayi yang belum berjasa saja harus didoakan, apalagi terhadap seorang Nabi yang telah sangat berjasa bagi umat manusia. Ini sudah pas dari segi ajaran agama maupun akal yang mau menerimanya.

Tuduhan bahwa Islam mengajarkan penyembahan berhala batu hitam bernama hajar aswad, itu tuduhan yang amat keji dan licik. H Amos memutar balikkan fakta, hajar aswad dianggap sebagai berhala yang disisakan setelah 359 berhala dihancurkan, dengan mengutip hadits Bukhari tanpa disertai teksnya. Ternyata H Amos bohong, karena hajar aswad bukan termasuk berhala. Teks Hadits Bukhari nomor 832,

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ – رضى الله عنهما – قَالَ إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – لَمَّا قَدِمَ أَبَى أَنْ يَدْخُلَ الْبَيْتَ وَفِيهِ الآلِهَةُ فَأَمَرَ بِهَا فَأُخْرِجَتْ فَأَخْرَجُوا صُورَةَ إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ فِى أَيْدِيهِمَا الأَزْلاَمُ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – « قَاتَلَهُمُ اللَّهُ أَمَا وَاللَّهِ قَدْ عَلِمُوا أَنَّهُمَا لَمْ يَسْتَقْسِمَا بِهَا قَطُّ » . فَدَخَلَ الْبَيْتَ ، فَكَبَّرَ فِى نَوَاحِيهِ ، وَلَمْ يُصَلِّ فِيهِ .

terjemahnya: Dari Ibnu Abbas RA, dia berkata: “Ketika Rasulullah SAW mula- mula tiba di Makkah, beliau enggan hendak masuk Ka’bah karena di dalamnya banyak patung. Beliau memerintahkan supaya mengeluarkan patung-patung itu dari dalamnya, maka dikeluarkan mereka semuanya termasuk patung Nabi Ibrahim dan Islmail yang sedang memegang azlam (alat untuk mengundi). Melihat itu Rasulullah SAW bersabda: “Terkutuklah yang membuat patung itu! Demi Allah! Sesungguhnya mereka tahu bahwa keduanya tidak pernah melakukan undian dengan azlam, sekali-kali tidak.” Kemudian beliau masuk ke dalam Ka’bah, lalu takbir di setiap pojok dan beliau sholat ketika itu di dalamnya.” (Shahih Al-Bukhari nomor 832).

Tuduhan tentang waktu shalat sangat kacau, itu tuduhan sangat mengada-ada. Penuduh membentrokkan ayat-ayat dengan Hadits Bukhari, tanpa mau memahami. QS Al-Israa’: 78 dan QS Huud: 114 dibentrokkan dengan Hadits Bukhari nomor 211, lalu dikomentari bahwa yang dipakai Hadits, bukan Al-Quran. Maka dituduh kacau. Padahal, kalau mau memahami, ayat-ayat maupun hadits tersebut semuanya bermakna bahwa shalat wajib adalah 5 waktu sehari semalam, yaitu Shubuh, Dhuhur, Ashar, Maghrib, dan Isya’.

Nabi Muhammad dituduh memperkosa gadis di bawah umur, itu tuduhan sangat menghina.

Tuduhan itu hanya menunjukkan kebencian yang amat sangat, dan tidak bisa mengemukakan bukti-bukti larangan tentang menikahi gadis dalam batasan umur. Padahal umur 9 tahun seperti Aisyah yang mulai diajak serumah oleh Nabi SAW setelah dinikahi pada umur 6 tahun, itu tidak ada larangan. Sedangkan gadis-gadis Arab pun umur 9 tahun sudah mungkin sekali haid, berarti dewasa. Jadi tuduhan itu hanyalah kebencian yang membabi buta, dan penghinaan yang tiada taranya. Astaghfirullaahal ‘adhiem…

Tuduhan-tuduhan lainnya seperti tertera di atas nilainya sama saja dengan yang telah disanggah ini; semuanya adalah kebohongan, kebencian, kelicikan, dan penghinaan yang sangat tidak pantas dikemukakan oleh orang yang beradab.

Dipotong tangannya, kakinya, dan dicongkel matanya


Tigkah jahat orang yang mengaku masuk Islam kemudian menjahati kebaikan Islam pun pernah terjadi di zaman Nabi SAW.

Di antara contohnya tercantum dalam Hadits Shohih Bukhari:

عَنْ أَنَسٍ قَالَ قَدِمَ أُنَاسٌ مِنْ عُكْلٍ أَوْ عُرَيْنَةَ ، فَاجْتَوَوُا الْمَدِينَةَ ، فَأَمَرَهُمُ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – بِلِقَاحٍ ، وَأَنْ يَشْرَبُوا مِنْ أَبْوَالِهَا وَأَلْبَانِهَا ، فَانْطَلَقُوا ، فَلَمَّا صَحُّوا قَتَلُوا رَاعِىَ النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – وَاسْتَاقُوا النَّعَمَ ، فَجَاءَ الْخَبَرُ فِى أَوَّلِ النَّهَارِ ، فَبَعَثَ فِى آثَارِهِمْ ، فَلَمَّا ارْتَفَعَ النَّهَارُ جِىءَ بِهِمْ ، فَأَمَرَ فَقَطَعَ أَيْدِيَهُمْ وَأَرْجُلَهُمْ ، وَسُمِرَتْ أَعْيُنُهُمْ ، وَأُلْقُوا فِى الْحَرَّةِ يَسْتَسْقُونَ فَلاَ يُسْقَوْنَ . قَالَ أَبُو قِلاَبَةَ فَهَؤُلاَءِ سَرَقُوا وَقَتَلُوا وَكَفَرُوا بَعْدَ إِيمَانِهِمْ ، وَحَارَبُوا اللَّهَ وَرَسُولَهُ .

“Dari Anas RA bahwa orang-orang dari suku ‘Urainah tidak betah tinggal di Madinah, maka Rasulullah SAW memberi keringanan (rukhshoh) kepada mereka untuk mendatangi onta sedekah (zakat), lalu mereka minum susunya dan air kencingnya (untuk obat sakit panas, ini menunjukkan air kencing onta tidak najis), lalu mereka membunuh penggembala dan melarikan onta. Maka Rasulullah SAW mengutus (utusan untuk mengejar mereka), lalu (utusan Nabi) mendatangi mereka, lalu (utusan Nabi) memotong tangan dan kaki mereka, dan mereka dicongkel matanya, dan ditinggalkan di daerah bebatuan, mereka menggigit batu (dalam keadaan sangat sengsara, menderita berat).” (hadits shohih Riwayat Imam Al-Bukhari, nomor 1501 bab menggunakan onta zakat dan susunya untuk ibnu sabil, dan nomor 233 kitab thoharoh). 

Membunuh penggembala dan melarikan onta adalah kejahatan fisik. Sedang menghina Islam, memutarbalikkan pengertian ayat-ayat dan Hadits atas nama Islam padahal demi Kristen adalah jauh lebih jahat ketimbang kejahatan fisik perampok dan pembunuh itu. Sedangkan perampok dan pembunuh itu tadi dibalas dengan pembunuhan pelan-pelan, yaitu tangan mereka dipotong, kaki mereka pun dipotong, sedang matanya pun dicongkel, lalu mereka ditinggalkan di padang bebatuan yang kemungkinan panas terik membakar otak hingga bisa terkena hitstruk, yaitu struk karena sengatan mata hari, dalam keadaan tiada air dan makanan lagi. Lantas, hukuman apa yang pantas bagi perampok-perampok agama yang dilakukan oleh orang-orang Nasrani, palangis dengan cara memutarbalikkan ajaran Islam dan menghina nabi SAW itu?

Kristenisasi, Orientalisme, dan Penjajahan telah menjadi satu adonan tiga serangkai yang tidak terpisahkan. Masing-masing mempunyai tugas untuk menghancurkan Islam.

Kristenisasi bertugas merusak aqidah; Orientalisme memporak- porandakan pemikiran Islam; dan Penjajahan melumpuhkan ummat Islam.

Allah SWT memperingatkan dalam Al-Quran,

يُرِيدُونَ أَنْ يُطْفِئُوا نُورَ اللَّهِ بِأَفْوَاهِهِمْ وَيَأْبَى اللَّهُ إِلَّا أَنْ يُتِمَّ نُورَهُ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ [التوبة/32]

yang artinya: “Mereka berkehendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan) mereka, dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahayaNya, walaupun orang-orang yang kafir tidak menyukai.” (QS. At-Taubah [9] : 32)

Tujuan utama missionaris zending adalah menyeret orang-orang Islam ke Kristen. Jika hal itu sulit dilakukan, maka akan dtempuh dengan upaya bagaimana cara mengaburkan pengertian Islam bagi muslimin.

Segi politik, missionaris bertindak sebagai antek-antek dan mata-mata penjajah Eropa demi merusak kesatuan Islam. Tujuan itu diperjelas oleh Pendeta Simon bahwa missionaris adalah faktor penting sebagai penghancur kekuatan persatuan Ummat Islam.
Negara yang pertama kali mengembangkan kristenisasi adalah Belanda, yang pernah menjajah Indonesia dan memecah Jawa menjadi kawasan-kawasan yang dibangun untuk gereja dan sekolahan. Kemudian langkah tersebut diikuti oleh negara Eropa lainnya.

Musuh-musuh Islam sangat memperhitungkan kekuatan Islam, melihat pengikut yang demikian cepat bertambah banyak, maka musuh-musuh Islam sangat khawatir. Musuh Islam sangat khawatir kalau ummat Islam menjadi satu di bawah satu kesatuan bendera untuk menuju cita-cita Islam, akan menjadi momok bagi dunia. Hingga sejak menjelang Perang Dunia Kedua, musuh-musuh Islam telah mengkhawatirkan makin bertambahnya penduduk di negera-negara Islam terutama Mesir. Apabila selama 50 tahun tidak dicegah pertumbuhan penduduknya, maka dunia akan dikuasai oleh orang Islam, tulis Paul Schmitz, orang Jerman, dalam bukunya Islam Kekuatan Internasional Esok, 1937.

Padahal saat itu ummat Islam sedunia masih di bawah penjajahan, negera-negara Islam belum merdeka. Namun peringatan agar pertambahan penduduk Muslim dicegah sekuat tenaga karena menjadi ancaman bagi mereka (musuh Islam) itu sudah digemakan. Dan kemudian, ketika negara-negara Islam merdeka, musuh-musuh Islam itu mampu menekan dan mempengaruhi negara-negara Islam untuk menekan pendudunya bahkan memaksa agar melaksanakan keluarga berencana (KB), yang pada hakekatnya adalah pembatasan keluarga, yang hal itu jelas haram menurut Islam. Misi kristenisasi dan penjajahan bertemu di situ, demi melemahkan Islam, memperkecil jumlah ummat Islam. Sehingga walaupun orang- orang Nasrani berteriak lantang bahwa pihak mereka melarang umatnya mengikuti KB (keluarga berencana) pun tak diapa-apakan, bahkan terhadap keturunan Cina, kalau di Indonesia tidak disentuh aturan KB. Karena sasaran utamanya hanyalah mencegah pertumbuhan penduduk Muslim, bukan lainnya.

Missionaris, orientalis, dan imperialis bergerak bersama-sama dalam menghancurkan ummat Islam dan memurtadkannya, dengan dalih misi suci, padahal sebenarnya palsu. Yaitu mereka berdalih dengan Injil Matius fasal 28 ayat 18, yang isinya menyuruh pergi ke seluruh bumi untuk menyebarkan ajaran Yesus. Padahal, ayat itu hanya dari Maria Magdalena, yang dia sendiri dalam Injil Matius fasal 8 ayat 2 dijelaskan bahwa Maria Magdalena itu adalah perempuan yang sakit, kemasukan tujuh setan.

Ayat yang sumbernya hanya Maria Magdalena itu sendiri bertentangan dengan ayat lain yang justru dikatakan oleh Isa (Yesus) sendiri di hadapan 12 pengikut setianya bahwa kalian jangan masuk ke negeri kafir mana-mana kecuali negeri Bani Israel. Jadi jelas, diutusnya Isa itu hanya untuk kaum Bani Israel.

Itu tercantum pula dalam al-Quran

وَيُعَلِّمُهُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَالتَّوْرَاةَ وَالْإِنْجِيلَ (48) وَرَسُولًا إِلَى بَنِي إِسْرَائِيلَ أَنِّي قَدْ جِئْتُكُمْ بِآَيَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ [آل عمران/48، 49]

yang artinya: Dan Allah akan mengajarkan kepadanya (Isa AS) Al-Kitab, Hik mah, Taurat, dan Injil. Dan (sebagai) rasul kepada Bani Israel (yang berkata kepada mereka): “Sesungguhnya aku telah datang kepada kalian dengan membawa suatu tanda (mu’jizat) dari Tuhanmu…” (QS. Ali Imran [3] : 48-49)

Meskipun sudah jelas —dari Injil dan Al-Quran— bahwa Isa itu diutus hanya untuk kaum Bani Israel, namun orang Nasrani yang diwakili oleh para missionaris plus orientalis dan imperialis tetap ngotot mengadakan kristenisasi ke negara-negara Islam jajahan. Lantas antek-antek penjajah yang di Indonesia sering disebut Londo Ireng (Belanda hitam) pun ikut-ikutan ngotot melancarkan kristenisasi. Jadi mereka itu lebih mempercayai Maria Magdalena, perempuan yang dalam Injil Matius fasal 8 ayat 2 dise but sakit dan kemasukan tujuh setan itu daripada mempercayai ucapan Yesus sendiri di depan 12 pengikut setianya (kalau dalam istilah Al-Quran disebut hawaariyyuun alias pengikut setia Nabi Isa AS, seperti halnya pengikut setia yang menyertai Nabi Muham mad SAW disebut sahabat Nabi SAW).

Menolak tandatangani pernyataan bersama

Keteguhan mengikuti ucapan Maria Magdalena wanita kemasukan tujuh setan itupun mereka bawa-bawa, sehingga mereka menolak menandatangani rumusan pernyataan bersama dalam Musyawarah Antar Agama, Kamis 30 November 1967. Pihak Kristen/ Katolik tidak menyetujui klausul yang antara lain “…..tidak menjadikan ummat telah beragama sebagai sasaran penyebaran agama masing-masing”. Padahal tokoh-tokoh agama Islam, Hindu Bali, dan Budha menyetujui hal itu. Namun pihak Kriten dan Katolik tetap ngotot tak menyetujui, dengan alasan Injil Matius fasal 28 ayat 18 yang hanya perkataan Maria Magdalena yang dijelasakan dalam Matius fs 8 ayat 2 bahwa ia adalah perempuan sakit kemasukan 7 setan itu.

Memperkosa dan memurtadkan
Tidak mengherankan apabila kemudian kristenisasi itu dilakukan dengan cara memperkosa wanita seperti yang terjadi di Padang. Khairiyah Enniswati alias Wawah (17) pelajar Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2, Gunung Pangilun Padang adalah korban perkosaan dan pemurtadan. Ia termasuk 500 orang Minang (Sumatera Barat) yang dimurtadkan dari Islam ke Kristen, menurut koran Republika. Gadis berjilbab itu diculik, diperkosa, dan dipaksa keluar dari agamanya lewat misi rahasia yang dijalankan sekelompok orang Kristen.

Peristiwanya berawal dari Maret 1998. Suatu hari, Wawah berke nalan dengan Lia, seorang gadis berjilbab. Keakraban pun terjadi karena sama-sama berjilbab. Namun ternyata Lia penganut Kristen Priotestan. Kepada Wawah, ia bercerita betapa indahnya berkelana dalam dunia Protestan. Tak hanya itu, ia juga berkisah tentang dunia seks.

Pada kesempatan lain, Lia mengajak Wawah berkeliling kota dan singgah di Gereja Protestan di Jl Bagindo Aziz Chan, Padang. Di sini, keduanya berbaur dengan puluhan jemaah pimpinan Pendeta Willy.

Singkat cerita, Wawah dipaksa masuk Kristen, kendati gadis ini menangis dan meronta. Selanjutnya Wawah diserahkan kepada Salmon, seorang Jemaat Gereja yang bekerja di PDAM Padang. Di rumah keluarga Salmon itulah, Wawah juga diperkosa saat Lisa Zuriana, istri Salmon keluar rumah. Lisa Zuriana sendiri adalah warga Tangah Sawah, Bukit Tinggi, asli Minangkabau yang kini memeluk Kristen setelah kawin dengan Salmon. Ia juga bendahara Persatuan Kristen Protestan Sumatera Barat (PKPSB). (Dialog Jum’at, Republika, 6 Agusus 1999).

Pentingnya jihad

Di sinilah pentingnya seruan jihad dalam Islam yang nilainya sangat tinggi itu. Karena, secara internasional maupun nasional, tidak lain sasaran penghinaan dan pemurtadan adalah ummat Islam.

Padahal, mereka itu secara teori (landasan kristenisasi itu) adalah perkataan wanita kesetanan (kemasukan 7 setan) (lihat Matius fasal 28 ayat 18 dan fasal 8 ayat 2). Dan secara praktek, jelas kriminal, bahkan sampai memperkosa wanita.

Di zaman Nabi SAW, ada orang yang baru menawar untuk dibolehkan meniduri perempuan tempat ia menginap saja, karena mengatas namakan adanya kebolehan (berzina) dari Nabi SAW maka kemudian Nabi SAW menyuruh membunuhnya. Dan ketika ia (penipu dan penghina Islam itu) kedapatan telah mati karena digigit ular, lalu lelaki yang menawar berzina (tidak sampai memperkosa) itu kemudian dibakar oleh sahabat utusan Nabi SAW. Lantas, kalau sudah memperkosa masih pula memurtadkan, apakah hukumannya? Dan kaum Salibis, para penyusun buku dan slebaran yang mengatas namakan Islam padahal membohongkan Islam dan bahkan demi pemurtadan agar masuk Kristen, itu hukuman apa yang layak bagi mereka? Mari dibahas dan diaplikasikan, kalau memang kita benar-benar sebagai pengawal agama Islam yang diridhoi Allah SWT ini. (Lihat buku-buku: H Insan LS Mokoginta, Pendeta Menghujat Muallaf Meralat, 1999. Ahmed Deedat, The Choice, 1999. Buku-buku KH Abdullah Wasi’an, buku-buku M Natsir di antaranya Islam dan Kristen di Indonesia).
 
Oleh, Hartono Ahmad Jaiz

Komentar

Postingan Populer