Hasil Survei : Umat Kristen Tak Yakin Yesus Lahir 25 Desember
Mayoritas umat Kristen ternyata tak yakin Yesus Kristus dilahirkan pada 25 Desember. Ini terkuak dalam sebuah jajak pendapat yang menguji kesahihan pertanyaan utama, apakah umat Kristen benar-benar yakin dengan hari Natal (kelahiran Yesus)? Sebanyak 83 persen responden yakin bahwa Yesus bukan lahir pada 25 Desember.
Yang mengejutkan lagi, ternyata 96 responden dalam jajak pendapat ini mengaku dirinya beragama Kristen. Sebanyak 82 persen responden mengakui menganut Kristen lebih dari 10 tahun, dan 79 persen menyatakan khatam membaca injil setidaknya sekali. Wanita yang menjadi responden penelitian ini sebanyak 60 persen.
Survei ini dilakukan oleh King James Bible Online yang menggugah pengunjung situs ini untuk membaca kitab Injil. Menurut situs web ini, 65 pembacanya adalah warga negara Amerika Serikat, tulis RT Online, Jumat (28/12).Raja Inggris James I pada 1604 menyetujui dimulainya penerjemahan baru kitab Injil ke dalam bahasa Inggris. Proyek penerjemahan Injil ini rampung pada 1611, sekitar 85 tahun setelah terjemahan pertama Perjanjian Baru dalam bahasa Inggris. Versi Resmi atau disebut Versi Raja James, menjadi kitab Injil standar bagi umat Protestan di negeri-negeri berbahasa Inggris.
Situs web Christian Today juga melaporkan bahwa mayoritas responden menjawab tak percaya Yesus lahir pada 25 Desember, 71 persen responden menyatakan umat Kristen masih merayakan Hari Raya Natal. Namun, 25 persen lainnya menyatakan mereka “Tidak” lagi merayakan kelahiran Yesus.
Ketika disodori pertanyaan “ Apakah OK membiarkan anak-anak memercayai Sinter Klas” 64 persen menjawab “Pasti tidak, itu bohong,” sementara 28 persen lainnya menjawab “Ya, kan cuma untuk senang-senang.”
Pada awal tahun ini, Paus Benekditus XVI berargumen pada bukunya yang baru diterbitkan, bahwa kalender Masehi berdasar pada perhitungan yang salah dan karena itu kalender ini tidak benar.
Paus memperkirakan Yesus lahir beberapa tahun lebih awal daripada yang umum menancap di benak orang. Kesalahan itu terjadi pada abad ke-6 Masehi ketika pastur yang bernama Dionysius Exiguus alias Si Kecil Dennis, yang “membuat kesalahan ..dalam beberapa tahun ketika menghitung kalender kita,”ungkap Paus.
“Kelahiran Yesus beberapa tahun sebelum tahun pertama Masehi,” ujar Sri Paus. Konsep seperti ini sebetulnya tidak baru. Banyak sejarawan dan peniliti sepakat dengan pernyataan Paus Benekditus XVI, yang percaya Yesus Kristus dilahirkan antara abad 4 dan 6 Sebelum Masehi.
Yang mengejutkan lagi, ternyata 96 responden dalam jajak pendapat ini mengaku dirinya beragama Kristen. Sebanyak 82 persen responden mengakui menganut Kristen lebih dari 10 tahun, dan 79 persen menyatakan khatam membaca injil setidaknya sekali. Wanita yang menjadi responden penelitian ini sebanyak 60 persen.
Survei ini dilakukan oleh King James Bible Online yang menggugah pengunjung situs ini untuk membaca kitab Injil. Menurut situs web ini, 65 pembacanya adalah warga negara Amerika Serikat, tulis RT Online, Jumat (28/12).Raja Inggris James I pada 1604 menyetujui dimulainya penerjemahan baru kitab Injil ke dalam bahasa Inggris. Proyek penerjemahan Injil ini rampung pada 1611, sekitar 85 tahun setelah terjemahan pertama Perjanjian Baru dalam bahasa Inggris. Versi Resmi atau disebut Versi Raja James, menjadi kitab Injil standar bagi umat Protestan di negeri-negeri berbahasa Inggris.
Situs web Christian Today juga melaporkan bahwa mayoritas responden menjawab tak percaya Yesus lahir pada 25 Desember, 71 persen responden menyatakan umat Kristen masih merayakan Hari Raya Natal. Namun, 25 persen lainnya menyatakan mereka “Tidak” lagi merayakan kelahiran Yesus.
Ketika disodori pertanyaan “ Apakah OK membiarkan anak-anak memercayai Sinter Klas” 64 persen menjawab “Pasti tidak, itu bohong,” sementara 28 persen lainnya menjawab “Ya, kan cuma untuk senang-senang.”
Pada awal tahun ini, Paus Benekditus XVI berargumen pada bukunya yang baru diterbitkan, bahwa kalender Masehi berdasar pada perhitungan yang salah dan karena itu kalender ini tidak benar.
Paus memperkirakan Yesus lahir beberapa tahun lebih awal daripada yang umum menancap di benak orang. Kesalahan itu terjadi pada abad ke-6 Masehi ketika pastur yang bernama Dionysius Exiguus alias Si Kecil Dennis, yang “membuat kesalahan ..dalam beberapa tahun ketika menghitung kalender kita,”ungkap Paus.
“Kelahiran Yesus beberapa tahun sebelum tahun pertama Masehi,” ujar Sri Paus. Konsep seperti ini sebetulnya tidak baru. Banyak sejarawan dan peniliti sepakat dengan pernyataan Paus Benekditus XVI, yang percaya Yesus Kristus dilahirkan antara abad 4 dan 6 Sebelum Masehi.
Komentar
Posting Komentar