9 Manusia yang Mendapat Pertolongan Allah SWT
“Katakanlah siapakah yang mengharamkan perhiasan Allah yang dikeluarkan untuk hamba-hamba-Nya dan kebaikan-kebaikan rezeki, katakanlah bahwa itu adalah milik orang-orang yang beriman di dunia dan khusus bagi mereka di hari kiamat. Demikianlah kami perinci ayat-ayat itu bagi kaum yang mengetahui” (QS al-A’raf: 32).
Sebagian orang yang disebut sufi biasanya menghindar dari kemewahan dunia, bahkan ada yang berlebih-lebihan. Mereka dari orang-orang Yahudi, Nasrani, Hindu, dan juga Islam. Orang-orang Islam, terutama yang terpengaruh oleh buku-buku tasawuf seperti kitab Ihya’ Ulumuddin karya Imam Ghazali dalam bab Dzammuddunya, bisa bersikap lebih ekstrem zuhud dalam menghadapi kehidupan dunia. Padahal dalam Alquran disebutkan bahwa kita bisa memperoleh kebaikan, kekuasaan, harta melimpah, kejayaan, kekayaan di dunia sebagaimana sebagian para nabi yang juga mendapatkan itu semua
Siapa orang-orang yang memperoleh kebaikan, kemenangan, kejayaan dan pertolongan Allah SWT dalam kehidupan dunia?
Sebagian orang yang disebut sufi biasanya menghindar dari kemewahan dunia, bahkan ada yang berlebih-lebihan. Mereka dari orang-orang Yahudi, Nasrani, Hindu, dan juga Islam. Orang-orang Islam, terutama yang terpengaruh oleh buku-buku tasawuf seperti kitab Ihya’ Ulumuddin karya Imam Ghazali dalam bab Dzammuddunya, bisa bersikap lebih ekstrem zuhud dalam menghadapi kehidupan dunia. Padahal dalam Alquran disebutkan bahwa kita bisa memperoleh kebaikan, kekuasaan, harta melimpah, kejayaan, kekayaan di dunia sebagaimana sebagian para nabi yang juga mendapatkan itu semua
Siapa orang-orang yang memperoleh kebaikan, kemenangan, kejayaan dan pertolongan Allah SWT dalam kehidupan dunia?
Pertama, orang-orang yang beriman dan bertakwa akan mendapat perhiasan Allah, kebaikan-kebaikan rezeki, berkah dari langit dan bumi (QS Al-A’raf: 32 dan 96). Dan yang bertakwa kepada Allah akan diberi jalan keluar dari kesempitan (QS At-Thalaq: 2), dimudahkan urusannya (QS At-Thalaq: 4), dan dilipatkan pahala baginya (QS At-Thalaq: 5).
Kedua, orang-orang yang berdoa mohon kebaikan di dunia dan akhirat, akan mendapat bahagia dari apa yang mereka usahakan (QS Al-Baqarah: 202).
Ketiga, orang yang beramal shaleh dan beriman akan dijadikan kehidupan dunianya baik (QS An-Nahl: 97).
Keempat, orang yang merawat anak-anak yatim dan mempergauli mereka dengan sebaik-baiknya (QS Al-Baqarah: 220).
Kelima, para nabi dan rasul yang menjadi orang pilihan dan terkemuka di dunia (QS Al-Baqarah: 130, Ali Imron: 45, Al-Ankabut: 27).
Keenam, orang-orang yang bertakwa, orang-orang yang mengeluarkan zakat dan beriman kepada ayat-ayat Allah SWT, akan mendapatkan rahmat di dunia dan di akhirat (QS Al-A’raf: 156, An-Nahl: 30).
Ketujuh, Nabi Ibrahim yang dipilih menjadi imam yang dapat dijadikan teladan, patuh kepada Allah SWT lagi lurus dan hanif, selalu bersyukur atas nikmat-nikmat Allah, ia pun dipilih oleh Allah SWT dan diberi petunjuk ke jalan yang lurus dan diberi kebaikan di dunia (QS An-Nahl: 120-122).
Kedelapan, orang-orang yang hijrah di jalan Allah SWT setelah dianiaya di negeri mereka (QS An-Nahl: 41). Kesembilan, pahala di dunia dan di akhirat diberikan kepada Nabi Ishaq, Nabi Ya’qub dan keturunan nabi-nabi (QS Al-Ankabut: 27).
Sembilan kelompok orang yang mendapatkan berkah, kebaikan, rahmat, rezeki, kemuliaan, dan kejayaan di dunia itu menunjukkan bahwa tidak seluruh apa yang ada di dunia ini adalah najis, haram, dan menghancurkan atau merupakan adzab bagi kita. Tetapi Alqur’an berulangkali mengingatkan kita agar tidak tertipu oleh gebyar dunia (QS Luqman: 33, Al-Jatsiyah: 35, Al-Hadid: 20, Fathir : 5, Al-An’am: 70 dan 130, Al-A’raf: 51).
Di samping itu, Alqur’an juga menganjurkan kita untuk bekerja guna mencari rezeki halal. Seperti dalam beberapa hadis Rasulullah SAW, “Carilah rezeki meskipun di tempat-tempat terpencil di bumi ini” (HR Bukhari dan Muslim). Sabda beliau yang lain, “Allah mencintai orang mukmin yang bekerja” (HR Thabrani dan Baihaqi). Ada pula sabda lain, “Allah mencintai orang kaya yang bertakwa” (HR Thabrani dan Baihaqi).
Oleh KH Muhammad Dawam Saleh
Pengasuh PP Al-Ishlah Sendangagung Paciran Lamongan
Komentar
Posting Komentar