Jagalah Allah, Niscaya Allah Akan Menjagamu
Dari Abu Abbas Abdullah bin Abbas RA berkata, ‘Saya pernah berada di belakang Rasulullah SAW pada suatu hari, beliau bersabda, ‘Wahai anak, saya hendak mengajarimu beberapa kalimat; Jagalah Allah, niscaya Allah akan menjagamu; jagalah Allah, niscaya engkau mendapati-Nya bersamamu; jika engkau meminta, mintalah kepada Allah; jika engkau meminta tolong, minta tolonglah kepada Allah. Ketahuilah, jika umat manusia bersatu untuk memberi manfaat dengan sesuatu, mereka tidak dapat melakukannya kecuali dengan sesuatu yang telah Allah tetapkan bagimu, dan jika mereka bersatu untuk mencelakakanmu dengan sesuatu, mereka tidak akan dapat melakukannya kecuali dengan sesuatu yang telah Allah tetapkan bagimu. Pena telah diangkat dan lembaran-lembaran telah kering.’ (HR. Turmudzi)
Takhrij Hadits
Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Turmudzi dalam Kitab Shifatil Qiyamah War Raqa’iq Wal Wara’ ‘An Rasulillah, hadits no 2440.
Hadits ini diriwayatkan juga oleh Imam Ahmad bin Hambal dalam musnadnya, dalam bidayah musnad Ibni Abbas RA, hadits no 2537.
Pelajaran Hadits:
1. Cara Nabi SAW memberikan nasihat yang sangat bijaksana, di mana beliau memberikan nasihat kepada Ibnu Abbas dengan beberapa metode:
a. Beliau memulai sapaan dengan panggilan “Ya Ghulam” (wahai anak muda) kepada Ibnu Abbas. Ghulam umumnya digunakan untuk memanggil seorang anak yang menjelang dewasa, atau untuk memanggil anak yang baru dewasa. Sapaan seperti ini tentunya akan menentramkan siapapun yang disapanya, sehingga ia akan lebih bisa memperhatikan isi dari nasihat tersebut.
b. Bahwa Nabi SAW memberikan nasihat kepada Ibnu Abbas RA ketika ia membonceng di belakang Nabi SAW. Dalam kondisi seperti ini, tentulah kedekatan antara Nabi SAW dengan Ibnu Abbas menjadikan nasihat yang diberikan akan menjadi sangat efektif dan mudah diterima dalam hati.
c. Nabi SAW juga memulai memberikan nasihat dengan ungkapan; ‘Inni u’allimuka kalimaat’ (aku hendak mengajarimu beberapa kalimat). Artinya bahwa Nabi SAW menyampaikan kepada Ibnu Abbas, ada beberapa poin nasihat yang akan disampaikan beliau kepadanya. Penyampaian seperti ini tentu akan membuka memori Ibnu Abbas untuk menyimpan beberapa poin tersebut.
2. Adapun nasihat yang disampaikan Rasulullah SAW kepada Ibnu Abbas adalah beberapa poin penting, yaitu:
a. Jagalah Allah, niscaya Allah akan menjagamu. Maksud dari jagalah Allah adalah pesan untuk berpegang teguh terhadap perintah-perintah Allah dan tidak melanggar larangan-larangan Allah SWT. Atau dengan kata lain, pesan untuk senantiasa taat terhadap syariat Allah SWT. Dan apabila kita menjaga syariat dan hukum-hukum Allah SWT, maka niscaya Allah SWT akan menjaga dan memelihara kita, di manapun kita berada. Karena Allah SWT adalah sebaik-baik pemelihara dan penjaga kita. Dalam Al-Qur’an disebutkan :
قَالَ هَلْ آمَنُكُمْ عَلَيْهِ إِلاَّ كَمَا أَمِنتُكُمْ عَلَى أَخِيهِ مِن قَبْلُ فَاللّهُ خَيْرٌ حَافِظاً وَهُوَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِينَ ٦٤
Berkata Ya`qub: “Bagaimana aku akan mempercayakannya (Bunyamin) kepadamu, kecuali seperti aku telah mempercayakan saudaranya (Yusuf) kepada kamu dahulu?”. Maka Allah adalah sebaik-baik Penjaga dan Dia adalah Maha Penyayang di antara para penyayang. (QS. Yusuf: 64)
b. Jagalah Allah, niscaya engkau akan mendapati-Nya bersamamu. Ini adalah benefit kedua apabila kita menjaga hukum dan syariat Allah SWT, yaitu bahwa Allah SWT akan senantiasa bersama dengan kita. Maksudnya adalah bahwa Allah SWT akan selalu menolong, membela, dan melindunginya. Dalam poin ini terdapat hikmah penting yang tersirat, yaitu bahwa pertolongan Allah SWT sangat erat kaitannya dengan aspek menjaga hukum dan syariat Allah SWT. Maka jika ingin mendapatkan nashrullah, kita harus taat terhadap hukum dan syariat Allah SWT.
c. Jika meminta sesuatu, mintalah kepada Allah. Dalam poin ini sangat jelas pesan Rasulullah SAW kepada ibnu Abbas dan juga kepada umatnya untuk senantiasa meminta sesuatu dan bersandar hanya kepada Allah SWT. Karena Allah SWT lah yang Maha Mengabulkan segala doa permintaan hamba-Nya. Dan larangan meminta kepada selain Allah. Allah SWT berfirman :
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ ٦٠
Dan Tuhanmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina”. (QS. Ghafir: 60)
d. Jika meminta pertolongan, mintalah kepada Allah. Sebagaimana poin sebelumnya bahwa kita hanya boleh meminta kepada Allah, maka kita pun juga hanya boleh meminta pertolongan kepada Allah SWT. Karena jika meminta pertolongan kepada Allah, niscaya Allah SWT akan memberikan pertolongan-Nya dan menganugerahkan kemenangan. Allah SWT berfirman :
إِن يَنصُرْكُمُ اللّهُ فَلاَ غَالِبَ لَكُمْ وَإِن يَخْذُلْكُمْ فَمَن ذَا الَّذِي يَنصُرُكُم مِّن بَعْدِهِ وَعَلَى اللّهِ فَلْيَتَوَكِّلِ الْمُؤْمِنُونَ ١٦٠
Jika Allah menolong kamu, maka tak adalah orang yang dapat mengalahkan kamu; jika Allah membiarkan kamu (tidak memberi pertolongan), maka siapakah gerangan yang dapat menolong kamu (selain) dari Allah sesudah itu? Karena itu hendaklah kepada Allah saja orang-orang mukmin bertawakal. (QS. Ali Imran: 160)
e. Yang dapat memberikan manfaat atau mudharat, hanyalah Allah SWT. Poin ini adalah “buah” dari meminta pertolongan hanya kepada Allah SWT. Karena hanya Allah lah yang bisa memberikan pertolongan dan kemenangan. Oleh karenanya, jika suatu kaum atau satu organisasi atau satu pasukan atau satu negara sekalipun berniat untuk memberikan mudharat kepada kita, niscaya itu tidak akan pernah terjadi tanpa adanya “izin” dari Allah SWT. Sebaliknya jika suatu kaum, kelompok, organisasi atau negara sekalipun berniat untuk memberikan kebaikan kepada kita, maka segala upaya mereka tidak akan pernah terjadi sama sekali, tanpa adanya “izin” dari Allah SWT. Kuasa Allah SWT meliputi segala sesuatu. Allah SWT berfirman :
وَإِن يَمْسَسْكَ اللّهُ بِضُرٍّ فَلاَ كَاشِفَ لَهُ إِلاَّ هُوَ وَإِن يَمْسَسْكَ بِخَيْرٍ فَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدُيرٌ ١٧
Jika Allah menimpakan suatu kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang menghilangkannya melainkan Dia sendiri. Dan jika Dia mendatangkan kebaikan kepadamu, maka Dia Maha Kuasa atas tiap-tiap sesuatu. (QS. Al-An’am: 17)
f. Pena telah diangkat dan kertas telah kering. Artinya segala sesuatu yang terjadi, pasti sudah tertulis di Lauhil Mahfudz sesuai dengan kehendak Allah. Maka oleh karenanya, dalam menjalani kehidupan dan perjuangan, yang terpenting dilakukan adalah ikhtiar dan usaha yang maksimal. Kita hanya diperintahkan untuk berusaha, adapun hasil adalah diserahkan kepada Allah SWT. Jika dalam perjalanan terjadi sesuatu, maka pastilah hal tersebut terdapat hikmah yang besar karena hal tersebut terjadi adalah karena izin dan kehendak Allah SWT.
Komentar
Posting Komentar