Kalimat-kalimat Bertuah Nabi

Sebuah peristiwa menarik dari Jabir ibn Abdillah yang menceritakan pengalamannya, seusai menjalani salah satu peperangan. Ia bersama Nabi melanjutkan perjalanan ke Nejed. Di tengah perjalanan Nabi berhenti dan bermaksud untuk istirahat di sebuah tempat yang banyak ditumbuhi pohon berduri.

Nabi sendiri memilih beristirahat di bawah salah satu pohon rindang dan pedangnya digantung di ranting pohon itu. Ketika Nabi sedang lelap tidur, tiba-tiba datang seseorang bermaksud jahat kepadanya. Ia mengambil pedang Nabi dan menghunusnya selanjutnya bermaksud membunuh Nabi.

Pemuda yang teridentifikasi bernama Gaurats bin Harits mengatakan kepada Nabi, “Siapa yang menghalangi aku untuk membunuhmu sekarang?”. Lalu Nabi dengan tenang mengatakan “Allah”. Setelah mendengarkan kata itu maka sekujur badan pemuda itu gemetar dan lunglai, hingga pedang di tangannya terjatuh ke tanah dan badannya dalam keadaan gemetar.

Dalam keadaan tidak berdaya, Nabi memungut pedangnya dan mengatakan, “Siapa yang bisa menghalangiku untuk membunuhmu sekarang? Sekarang bersaksilah bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah”. Pemuda itu menjawab, “Tidak, aku tidak mau memeluk agama Islam tapi aku berjanji tidak akan memerangimu dan aku juga akan menyeru kaumku untuk tidak memusuhimu,” (HR Bukhari dan Baihaqi).

Pengalaman ini menginformasikan kepada kita bahwa Nabi betul-betul seseorang yang dijaga kekuatan dan keselamatannya oleh Allah, sehingga peristiwa seperti ini sering dialami oleh Nabi, meskipun pada akhirnya Nabi selalu diselamatkan.

Peristiwa yang sama pernah terjadi ketika Abu Jahal, Paman Nabi, tidak henti-hentinya bermaksud membunuh Nabi. Suatu ketika ia menggali lubang di depan rumahnya kemudian ditutupi permukaannya dengan dedaunan, lalu mengundang kemenakannya itu datang kerumahnya.

Ternyata Nabi betul-betul datang seorang diri memenuhi undangan “mesra” sang paman. Begitu riangnya kemenakannya datang seorang diri maka ia lari terbirit menjemput dan tidak sadar kalau di depan pintunya sudah digali lobang dalam.

Akhirnya Abu Jahal terjatuh kesumur itu dan Nabi satu-satunya yang menolongnya. Dasar keras kepala, bukannya berterimakasih, Abu Jahal terperosok masuk ke dalam lubang galiannya sendiri dan yang menolongnya adalah Nabi sendiri.

Peristiwa lain dari hadis itu, meskipun seorang pemuda tadi menolak dengan sedikit agak kasar terhadap ajakan Nabi tetapi, namun ia sadar tidak boleh memaksa seseorang pindah agama untuk seagama dengan dirinya, karena dalam Islam tidak dikenal pemaksaan untuk pindah agama.

Akhirnya Nabi melepaskan pemuda itu tanpa komentar dan permintaan apapun kecuali ia diminta untuk memegang teguh janjinya. Si pemuda itu juga dibawa ke hadapan majelis sahabat lalu Nabi menceritakan pengalaman pribadi orang ini. Inilah keluar biasaan Nabi Muhammad SAW. [Nasaruddin Umar/inilah]

Komentar

Postingan Populer