Apa Inti Doktrin Neoliberalisme?



Neoliberalisme yang juga dikenal sebagai paham ekonomi neoliberal mengacu pada filosofi ekonomi-politik akhir-abad keduapuluhan, sebenarnya merupakan redefinisi dan kelanjutan dari liberalisme klasik yang dipengaruhi oleh teori perekonomian neoklasik yang mengurangi atau menolak penghambatan oleh pemerintah dalam ekonomi domestik karena akan mengarah pada penciptaan Distorsi dan High Cost Economy yang kemudian akan berujung pada tindakan koruptif.
Paham ini memfokuskan pada pasar bebas dan perdagangan bebas, merobohkan hambatan untuk perdagangan internasional dan investasi agar semua negara bisa mendapatkan keuntungan dari meningkatkan standar hidup masyarakat atau rakyat sebuah negara dan modernisasi melalui peningkatan efisiensi perdagangan dan mengalirnya investasi.

Apa saja inti dari doktrin Neoliberalisme?

Pasar Yang Berkuasa
Menghilangkan peran pemerintah, serta membebaskan perusahaan swasta (private enterprise) dari setiap ikatan yang dikenakan oleh pemerintah, tak peduli seberapa besar kerusakan sosial yang bisa disebabkannya. Penerapan doktrin tersebut berupa pemberian ruang bebas dan keterbukaan terhadap perdagangan internasional dan investasi, seperti AFTA, NAFTA, maupun dalam bentuk kawasan lebih kecil yang merupakan area bebas dari birokrasi negara.

Masuk dalam doktrin ini juga, yaitu menekan upah buruh, melenyapkan kontrol harga, berikan kebebasan total arus kapital, barang dan jasa. Semua dirumuskan dalam satu credo: unregulated market is the best way to increase economic growth. Keyakinan bahwa hanya melalui pasar bebas pertumbuhan bisa dicapai ini selanjutnya membawa ajaran trickle down dalam ekonomi sebagai jalan pemerataan.

Pangkas Anggaran Publik
Kurangi pemborosan dengan memangkas semua anggaran negara yang tidak produktif, seperti subsidi untuk pelayanan sosial, seperti anggaran pendidikan, kesehatan, air bersih, dan sosial lainnya. Semua itu juga dilakukan untuk mengurangi peran negara. Pemotongan yang berbau subsidi ini hanya retorika belaka, karena kebijakan neoliberal justru memberikan subsidi besar-besaran pada perusahan transnasional melalui program “tax benefits” maupun “tax holiday”.

Deregulasi
Doktrin ini diterapkan dengan memangkas hukum dan aturan yang bisa mengurangi penciptaan laba, termasuk regulasi untuk melindungi hak buruh dan analisa dampak lingkungan. Dalam rangka itu pula mereka percaya perlunya Bank Sentral yang independen.

Privatisasi
Menjual semua perusahaan, barang dan layanan milik negara kepada investor swasta. Privatisasi ini termasuk di bidang perbankan, industri strategis, perkeretaapian, dan transportasi umum, PLN, sekolah dan universitas, rumah sakit umum, hingga privatisasi air. Kebijakan neoliberal tentang privatisasi ini dilakukan dengan alasan demi “persaingan bebas” dan “efisiensi dan mengurangi korupsi”. Tapi, kenyataannya berakibat pada konsentrasi kapital di tangan sedikit orang dan memaksa rakyat kecil membayar lebih mahal atas kebutuhan dasar mereka.

Mengenyahkan Konsep Kemaslahatan Bersama (The Public Good)
Mengurangi tanggungjawab bersama dan menggantikannya dengan “tangungjawab individual”. Membiarkan kaum termiskin untuk menemukan solusi sendiri atas mahalnya layanan kesehatan, pendidikan dan keamanan sosial serta menyebut mereka “malas” jika mereka gagal. 
[suhud alynudin/islampos]

Komentar

Postingan Populer