Doa
Murah, mudah, tapi didengar oleh Allah. Itulah doa. Hanya kebanyakan manusia tidak terlatih untuk berdoa. Kapan manusia berdoa? Biasanya kalo sudah mentok.
Sudah nggak ada jalan. Sudah nggak tahu harus berbuat apa. Sudah nggak paham mesti ke mana dan melakukan apa. Barulah mereka berdoa.
Karena itu, barangkali Allah menghadirkan kesulitan, kesusahan, penyakit. Di antara hikmah berdoa adalah Allah ingin mendengar suara perlunya kita sama Kuasa Allah, kebesaran-Nya, ampunan-Nya, dan Kasih Sayang-Nya. Yakni suara orang-orang yang benar-benar perlu dan membutuhkan Allah.Dan sejatinya Allah menghadirkan masalah dan hajat supaya manusia terus terhubung dengan Allah. Perlu terus sama Allah. Nggak pernah putus.
Di dalam kehidupan sehari-hari, kita terlalu mengandalkan duit, harta benda, keluarga, kawan, jalan ikhtiar. Jarang mengandalkan doa. Padahal doa itu di atas semuanya. Betul kita tetap perlu akan harta, keluarga, kawan, dan lainnya.
Namun kiranya, doa harusnya menjadi yang utama dan pertama. Mengandalkan Allah di semua kebutuhan dan keperluan. Mengandalkan Allah dalam semua urusan. Sehingga, kita jadi perlu, penting, dan terbiasa dengan doa.
Seorang anak meminta bola sama ayahnya. Ayahnya mengenalkan anaknya kepada Allah. "Allah yang punya bola, sekaligus yang punya lapangannya, yang punya kaki semua yang main dan tidak main bola. Allah pula yang punya semua lapangan bola, di seluruh dunia ini," kata ayahnya. Ia pun mengajak anaknya berdoa. "Minta sama Allah ya... Nanti ayah temenin."
Diajaknya anak lelaki kesayangannya, ke rumah Allah, yakni masjid. Disuruh dan diajarkannya anak ini berdoa. Indah sekali. Kita bahkan tidak mengajarkan diri kita meminta sama Allah. Bagaimana bisa mengajarkan anak meminta sama Allah?
Besoknya, ayah dan anak ini pergi ke mal. Alhamdulillah, ada bola. Tapi mahal, dan duit untuk membeli bola tidak cukup. Diajaknya sang anak ke pasar tradisional. Alhamdulillah, bolanya nggak ada karena sudah habis.
Sang ayah lalu mengajak anaknya bersabar. Berdoa terus, meminta terus. Nanti Allah yang akan memberi, baik itu duitnya, kesempatannya, atau bolanya. Keajaiban doa datang. Keajaiban yang tidak bisa dibeli dengan duit, bahkan keajaiban ikhtiar.
Anak lelakinya ini terpilih masuk klub bola di sekolahnya. Semua biaya operasional ditanggung. Dia dapat seragam, dapat kaos kaki baru, dapat sepatu baru. Dan nggak perlu membeli bola. Inilah keajaibannya. Ketika sang anak meminta satu barang, subhanallah, Allah malah memberinya satu paket.
Allah sudah berjanji. Allah akan memberi kepada siapa saja hamba-Nya yang mau berdoa, yang mau meminta. "Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran." (QS al-Baqarah [2]: 186).
Sudah nggak ada jalan. Sudah nggak tahu harus berbuat apa. Sudah nggak paham mesti ke mana dan melakukan apa. Barulah mereka berdoa.
Karena itu, barangkali Allah menghadirkan kesulitan, kesusahan, penyakit. Di antara hikmah berdoa adalah Allah ingin mendengar suara perlunya kita sama Kuasa Allah, kebesaran-Nya, ampunan-Nya, dan Kasih Sayang-Nya. Yakni suara orang-orang yang benar-benar perlu dan membutuhkan Allah.Dan sejatinya Allah menghadirkan masalah dan hajat supaya manusia terus terhubung dengan Allah. Perlu terus sama Allah. Nggak pernah putus.
Di dalam kehidupan sehari-hari, kita terlalu mengandalkan duit, harta benda, keluarga, kawan, jalan ikhtiar. Jarang mengandalkan doa. Padahal doa itu di atas semuanya. Betul kita tetap perlu akan harta, keluarga, kawan, dan lainnya.
Namun kiranya, doa harusnya menjadi yang utama dan pertama. Mengandalkan Allah di semua kebutuhan dan keperluan. Mengandalkan Allah dalam semua urusan. Sehingga, kita jadi perlu, penting, dan terbiasa dengan doa.
Seorang anak meminta bola sama ayahnya. Ayahnya mengenalkan anaknya kepada Allah. "Allah yang punya bola, sekaligus yang punya lapangannya, yang punya kaki semua yang main dan tidak main bola. Allah pula yang punya semua lapangan bola, di seluruh dunia ini," kata ayahnya. Ia pun mengajak anaknya berdoa. "Minta sama Allah ya... Nanti ayah temenin."
Diajaknya anak lelaki kesayangannya, ke rumah Allah, yakni masjid. Disuruh dan diajarkannya anak ini berdoa. Indah sekali. Kita bahkan tidak mengajarkan diri kita meminta sama Allah. Bagaimana bisa mengajarkan anak meminta sama Allah?
Besoknya, ayah dan anak ini pergi ke mal. Alhamdulillah, ada bola. Tapi mahal, dan duit untuk membeli bola tidak cukup. Diajaknya sang anak ke pasar tradisional. Alhamdulillah, bolanya nggak ada karena sudah habis.
Sang ayah lalu mengajak anaknya bersabar. Berdoa terus, meminta terus. Nanti Allah yang akan memberi, baik itu duitnya, kesempatannya, atau bolanya. Keajaiban doa datang. Keajaiban yang tidak bisa dibeli dengan duit, bahkan keajaiban ikhtiar.
Anak lelakinya ini terpilih masuk klub bola di sekolahnya. Semua biaya operasional ditanggung. Dia dapat seragam, dapat kaos kaki baru, dapat sepatu baru. Dan nggak perlu membeli bola. Inilah keajaibannya. Ketika sang anak meminta satu barang, subhanallah, Allah malah memberinya satu paket.
Allah sudah berjanji. Allah akan memberi kepada siapa saja hamba-Nya yang mau berdoa, yang mau meminta. "Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran." (QS al-Baqarah [2]: 186).
Oleh Ustaz Yusuf Mansur
Komentar
Posting Komentar