Kisah Invasi AS ke Irak : Sepuluh Tahun, Sepuluh Masalah
Prospektus palsu yang mendasari perang itu diperkirakan akan membuat Washington terbebani sedemikian banyak biaya untuk perawatan kesehatan para veteran dan membayar bunga pinjaman. Perang Irak diperkirakan akan menjadi sangat mahal bagi AS. Berikut 10 masalah yang dihadapi AS dari keputusannya menginvasi Irak pada 2003.
1. Alqaidah tidak pernah hadir di Irak sebelum invasi AS tahun 2003. Setelah AS dan sekutunya masuk ke Irak, sebuah organisasi yang bernama Alqaidah di Irak (AQI) terbentuk, dan secara regular menyerang pasukan AS, Irak, dan penduduk sipil. Pada 2013, AQI memperluas basis dan kemampuan teknis tempurnya ke Suriah, Yordania, dan Libya. Jika Irak menjadi ‘front’ bagi perang melawan terorisme, ini adalah front buatan AS.
2. Konflik diperburuk oleh Perang Irak. Iran dan Korea Utara sama sekali tidak terintimidasi oleh invasi AS ke Irak pada 2003, dan tidak menghentikan niat keduanya memiliki senjata pemusnah massal. Perang di Afghanistan juga menjadi lebih panjang akibat invasi AS ke Irak, dan kekerasan di Pakistan terus meningkat, yang mengakibatkan besarnya biaya militer dan nyawa yang hilang.
3. AS berniat membangun negeri yang lebih demokratis di atas puing-puing republik yang ditinggalkan Saddam Hussein. Kenyataannya, ketika Irak membangun institusi dan mempraktikkan demokrasi, korupsi merajalela. Situasi menjadi lebih parah ketika PM Nouri al- Maliki membentuk Fedayeen al-Maliki, kelompok paramiliter beranggotakan 6.000 Pasukan Khusus untuk dirinya. Pasukan di bawah komando langsung al-Maliki. Nadje al-Ali, dari London’s School of Oriental and African Studies (SOAS), menemukan keterwakilan wanita secara politik di pemerintahan dan dunia kerja masih sangat kecil. Sedangkan, sebagian besar penduduk tidak memiliki pekerjaan, buta huruf, dan miskin.
3. AS berniat membangun negeri yang lebih demokratis di atas puing-puing republik yang ditinggalkan Saddam Hussein. Kenyataannya, ketika Irak membangun institusi dan mempraktikkan demokrasi, korupsi merajalela. Situasi menjadi lebih parah ketika PM Nouri al- Maliki membentuk Fedayeen al-Maliki, kelompok paramiliter beranggotakan 6.000 Pasukan Khusus untuk dirinya. Pasukan di bawah komando langsung al-Maliki. Nadje al-Ali, dari London’s School of Oriental and African Studies (SOAS), menemukan keterwakilan wanita secara politik di pemerintahan dan dunia kerja masih sangat kecil. Sedangkan, sebagian besar penduduk tidak memiliki pekerjaan, buta huruf, dan miskin.
4. Tentara yang kembali dari medan perang Irak dan Afghanistan berisiko mengalami penyakit pernapasan dan kardiovaskular, dibanding prajurit yang kembali dari medan perang lainnya. Partikel debu beracun di Irak berukuran 2,5 sampai 10 mikron yang terlalu kecil untuk disaring paru-paru manusia. Roger Miller, pakar paru-paru RS Universitas Vanderbilt, mengatakan, residu beracun dari pembakaran belerang atau ledakan ranjau kemungkinan menjadi penyebab gangguan pernapasan sejumlah veteran Perang Irak. Situasi lebih mengerikan dihadapi penduduk Irak, yang harus hidup selamanya dengan debu beracun dan polusi yang dihasilkan pesawat tempur.
5. * Jumlah psikiater yang bekerja di Irak saat ini kurang dari 0,05 per 100 ribu orang. Setelah invasi 2003, sekitar 18.000 dokter melarikan diri dari Irak. Beberapa telah kembali, tapi pada 2012 hanya 84 psikiater dan 22.000 dokter yang tersedia untuk jumlah penduduk 31 juta orang.
* Mac Skelton dan Omar Dawichi, keduanya dari Universitas Amerika di Beirut, menemukan banyak orang Irak pergi ke luar negeri, seperti India, Turki, Yordania, dan Lebanon untuk perawatan onkologi dan bedah. Keduanya juga menemukan, perawatan dasar untuk penyakit-penyakit tertentu dan program imunisasi anak telah tertinggal.
6. Jumlah minimum korban terbunuh dalam perang diperkirakan 190 ribu orang. Mayoritas yang menjadi korban adalah warga sipil. Sedangkan, prajurit AS yang mati mencapai 4.488. Lebih dari 3.400 lainnya kontraktor asal AS. Sedangkan, anggota polisi Irak yang menjadi korban mencapai 11.000 orang. Korban dari sekutu AS mencapai 318 dan 62 lainnya pekerja kemanusiaan. Menurut Catherine Lutz dari Universitas Brown, yang masih tidak diketahui adalah berapa jumlah kontraktor yang tewas atau terluka. Sedangkan, Neta C Crawford, juga dari Universitas Brown, tidak setuju dengan angka kematian penduduk sipil yang disebut di atas. Karena, katanya, mungkin terlalu sedikit warga sipil yang tewas akibat kekerasan. Jumlah yang paling besar justru tewas akibat hancurnya infrastruktur kesehatan.
7. Korban bunuh diri di kalangan militer aktif AS yang bertugas di Irak mencapai 349. Jumlah ini diperkirakan akan terus tinggi karena trauma yang dibawa tentara dari medan perang bisa berlangsung lama meski mereka tidak lagi bertugas.
8. Jumlah warga AS, pria dan wanita, yang dikerahkan di Irak dan Afghanistan mencapai 2,5 juta. Lebih 1,5 juta telah meninggalkan tugas aktif dan menjadi veteran yang menerima tunjangan medis akibat cacat. Linda Bilmes, dari Universitas Harvard, menunjukkan veteran yang sangat sakit didiagnosa mengalami masalah mental. Tingginya tingkat cedera otak traumatis, kebutuhan untuk protesis, dan gangguan musculoskeletal, yang dialami veteran Perang Irak menjadi beban yang tak mudah diatasi bagi Veteran Affairs. Biaya perawatan veteran Irak dan Afghanistan akan meningkat dari tahun ke tahun, dan Bilmes memperkirakan akan mencapai 970 miliar dolar AS pada 2035.
9. Biaya Perang Irak yang dibebankan kepada pembayar pajak AS, sebelum ditambahkan biaya perawatan untuk masa depan veteran dan bunga pinjaman biaya perang, mencapai 1,7 triliun dolar AS. Sedangkan, pemerintah George W Bush memperkirakan perang Irak akan menelan biaya 50 miliar dolar AS sampai 60 miliar dolar AS.
10. Beban bunga pinjaman untuk biaya Perang Irak diperkirakan mencapai empat triliun dolar AS pada 2053. Ini disebabkan AS tidak meningkatkan pajak untuk membiayai perang di Irak dan Afghanistan. Ryan Edwards, dari Queens College, memperkirakan biaya bunga yang harus dibayarkan untuk kedua perang itu akan mencapai 7,5 triliun dolar AS. Irak akan mendapat beban pembayaran 54 persen dari seluruh biaya bunga yang dikeluarkan.
Semua demi Minyak
Sejak hari pertama invasi, National Intelligence Council (NIC) telah memperingatkan bahwa tindakan AS hanya akan menimbulkan konflik sektarian dan menjadi ladang pembibitan teroris profesional.
Pekan lalu, pers AS ramai-ramai menurunkan tulisan mengenai 10 tahun invasi Paman Sam ke Irak untuk menggulingkan Presiden Saddam Hussein. Di Irak, sebuah bom yang ditanam Alqaidah di Irak (AQI) meledak, menewaskan 65 orang dan melukai 200.
Pers AS tidak sedang merayakan sukses negaranya memenangkan perang di Irak, tapi cuci tangan atas ulah mereka menabuh genderang perang dan membentuk opini publik untuk mendukung kebijakan Washington menginvasi Irak. Pers pula yang menjadi agen penyebar kebohongan Presiden George W Bush tentang adanya senjata pemusnah massal yang ditimbun Saddam Hussein.
Di Irak, AQI seolah ingin memperlihatkan kepada dunia bahwa hasil invasi AS ke Irak adalah meletusnya konflik sektarian antara Sunni dan Syiah, serta antara pemukim Arab dan Kurdi. Bahwa, AS telah gagal membangun infrastruktur negara demokratis pascakejatuhan Saddam Hussein.
Kabar terakhir, yang mungkin lebih menarik, adalah kunjungan Menlu AS John Kerry ke Baghdad. Ini bukan kunjungan bangsa penakluk ke negara taklukan, tapi kunjungan yang menegaskan kegagalan sang penakluk menciptakan republik boneka.
Kerry, dalam kunjungan itu, meminta Nouri al-Maliki, perdana menteri Irak dari faksi Syiah sekuler, untuk tidak menjadikan wilayahnya sebagai wilayah terbang pesawat-pesawat Iran yang membantu Pemerintah Suriah menghadapi pemberontak. Sebelum pertemuan dengan PM al-Maliki, Kerry juga sempat mengatakan, perilaku Irak selama ini menjadi masalah serius bagi upaya AS menggulingkan Bassar al-Assad. Irak, katanya, tidak bertindak sebagai partner.
* Mac Skelton dan Omar Dawichi, keduanya dari Universitas Amerika di Beirut, menemukan banyak orang Irak pergi ke luar negeri, seperti India, Turki, Yordania, dan Lebanon untuk perawatan onkologi dan bedah. Keduanya juga menemukan, perawatan dasar untuk penyakit-penyakit tertentu dan program imunisasi anak telah tertinggal.
6. Jumlah minimum korban terbunuh dalam perang diperkirakan 190 ribu orang. Mayoritas yang menjadi korban adalah warga sipil. Sedangkan, prajurit AS yang mati mencapai 4.488. Lebih dari 3.400 lainnya kontraktor asal AS. Sedangkan, anggota polisi Irak yang menjadi korban mencapai 11.000 orang. Korban dari sekutu AS mencapai 318 dan 62 lainnya pekerja kemanusiaan. Menurut Catherine Lutz dari Universitas Brown, yang masih tidak diketahui adalah berapa jumlah kontraktor yang tewas atau terluka. Sedangkan, Neta C Crawford, juga dari Universitas Brown, tidak setuju dengan angka kematian penduduk sipil yang disebut di atas. Karena, katanya, mungkin terlalu sedikit warga sipil yang tewas akibat kekerasan. Jumlah yang paling besar justru tewas akibat hancurnya infrastruktur kesehatan.
7. Korban bunuh diri di kalangan militer aktif AS yang bertugas di Irak mencapai 349. Jumlah ini diperkirakan akan terus tinggi karena trauma yang dibawa tentara dari medan perang bisa berlangsung lama meski mereka tidak lagi bertugas.
8. Jumlah warga AS, pria dan wanita, yang dikerahkan di Irak dan Afghanistan mencapai 2,5 juta. Lebih 1,5 juta telah meninggalkan tugas aktif dan menjadi veteran yang menerima tunjangan medis akibat cacat. Linda Bilmes, dari Universitas Harvard, menunjukkan veteran yang sangat sakit didiagnosa mengalami masalah mental. Tingginya tingkat cedera otak traumatis, kebutuhan untuk protesis, dan gangguan musculoskeletal, yang dialami veteran Perang Irak menjadi beban yang tak mudah diatasi bagi Veteran Affairs. Biaya perawatan veteran Irak dan Afghanistan akan meningkat dari tahun ke tahun, dan Bilmes memperkirakan akan mencapai 970 miliar dolar AS pada 2035.
9. Biaya Perang Irak yang dibebankan kepada pembayar pajak AS, sebelum ditambahkan biaya perawatan untuk masa depan veteran dan bunga pinjaman biaya perang, mencapai 1,7 triliun dolar AS. Sedangkan, pemerintah George W Bush memperkirakan perang Irak akan menelan biaya 50 miliar dolar AS sampai 60 miliar dolar AS.
10. Beban bunga pinjaman untuk biaya Perang Irak diperkirakan mencapai empat triliun dolar AS pada 2053. Ini disebabkan AS tidak meningkatkan pajak untuk membiayai perang di Irak dan Afghanistan. Ryan Edwards, dari Queens College, memperkirakan biaya bunga yang harus dibayarkan untuk kedua perang itu akan mencapai 7,5 triliun dolar AS. Irak akan mendapat beban pembayaran 54 persen dari seluruh biaya bunga yang dikeluarkan.
Semua demi Minyak
Sejak hari pertama invasi, National Intelligence Council (NIC) telah memperingatkan bahwa tindakan AS hanya akan menimbulkan konflik sektarian dan menjadi ladang pembibitan teroris profesional.
Pekan lalu, pers AS ramai-ramai menurunkan tulisan mengenai 10 tahun invasi Paman Sam ke Irak untuk menggulingkan Presiden Saddam Hussein. Di Irak, sebuah bom yang ditanam Alqaidah di Irak (AQI) meledak, menewaskan 65 orang dan melukai 200.
Pers AS tidak sedang merayakan sukses negaranya memenangkan perang di Irak, tapi cuci tangan atas ulah mereka menabuh genderang perang dan membentuk opini publik untuk mendukung kebijakan Washington menginvasi Irak. Pers pula yang menjadi agen penyebar kebohongan Presiden George W Bush tentang adanya senjata pemusnah massal yang ditimbun Saddam Hussein.
Di Irak, AQI seolah ingin memperlihatkan kepada dunia bahwa hasil invasi AS ke Irak adalah meletusnya konflik sektarian antara Sunni dan Syiah, serta antara pemukim Arab dan Kurdi. Bahwa, AS telah gagal membangun infrastruktur negara demokratis pascakejatuhan Saddam Hussein.
Kabar terakhir, yang mungkin lebih menarik, adalah kunjungan Menlu AS John Kerry ke Baghdad. Ini bukan kunjungan bangsa penakluk ke negara taklukan, tapi kunjungan yang menegaskan kegagalan sang penakluk menciptakan republik boneka.
Kerry, dalam kunjungan itu, meminta Nouri al-Maliki, perdana menteri Irak dari faksi Syiah sekuler, untuk tidak menjadikan wilayahnya sebagai wilayah terbang pesawat-pesawat Iran yang membantu Pemerintah Suriah menghadapi pemberontak. Sebelum pertemuan dengan PM al-Maliki, Kerry juga sempat mengatakan, perilaku Irak selama ini menjadi masalah serius bagi upaya AS menggulingkan Bassar al-Assad. Irak, katanya, tidak bertindak sebagai partner.
Invansi Dimulai dari Agustus 2002
Banyak kontroversi sekitar invasi AS ke Irak. Pers AS selalu menulis invasi dilakukan pada Maret 2003. Namun, Michael Smith, wartawan Inggris yang menulis artikel berdasarkan memo Downing Street, mengatakan, George W Bush dan PM Inggris Tony Blair memulai perangnya di Inggris tidak pada Maret 2003, tapi pada akhir Agustus 2002, enam pekan sebelum Kongres AS menyetujui tindakan militer terhadap Irak.
Memo berasal dari pertemuan kabinet perang Blair pada 23 Juli 2002. Saat itu, Sir Richard Dearlove, kepala intelejen luar negeri Inggris, membuat pernyataan bahwa Inggris sedang memperbaiki data intelijen sebelum terjun ke perang di Irak. Dalam memo itu terdapat kutipan Menhan Inggris Geoff Hoon bahwa “AS sudah meningkatkan aktivitasnya untuk menekan rezim di Irak.”
Menurut Smith, Inggris dan AS bermaksud memprovokasi Irak. Jika Irak merespons provokasi dengan melancarkan serangan ke pasukan AS yang ditempatkan di perbatasan Irak-Kuwait, AS dan Inggris bisa menjadikan respons Saddam Hussein untuk memulai perang. Dalam kamus perang, semua ini disebut cassus belli.
Bahkan, masih menurut Smith, Inggris telah melakukan pengeboman di selatan Irak pada Mei 2002, dengan jumlah bom yang dijatuhkan 10 ton. Sedangkan ‘special spike’ dimulai Agustus, dengan jumlah bom yang dijatuhkan lebih banyak lagi. Pada September 2002 saja, demikian Smith, jumlah bom Inggris yang dijatuhkan di selatan Irak mencapai 54,6 ton.
Inggris dan AS mengatakan, pengeboman dilakukan sebagai tindakan pengamanan atas pesawat-pesawat mereka di zona larangan terbang. Irak mengajukan protes ke PBB tapi tidak terperangkap ke dalam jebakan. Saddam Hussein tahu apa yang sedang dilakukan Inggris dan AS, dan tidak melakukan pembalasan.
Situasi ini memaksa AS dan Inggris mencari pembenaran lain. Segalanya harus tersedia dalam waktu cepat karena perang melawan Irak, dalam bahasa George W Bush, sangat mendesak dan penting.
Berawal dari Teori Chalabi dan Bernard Lewis
Setidaknya ada dua nama yang berperan penting dalam situasi ini; Achmad Chalabi, pembangkang nomor wahid Irak, dan Bernard Lewis, sejarawan Yahudi yang memicu Islamofobia di Eropa dan godfather kelompok neo-conservatif di Washington.
Chalabi memberikan data intelejen tentang 30 situs penimbunan senjata kimia, biologis, dan pemusnah massal milik Saddam Hussein. Ia juga berceloteh tentang adanya program nuklir Irak. Lewis meyakinkan pentingnya perang ini agar AS bisa mengontrol sumur-sumur minyak di dunia Islam.
Tidak ingin berlama-lama lagi menginvasi Irak, Blair dan Bush menggunakan data Chalabi sebagai pembenar. Pers di seluruh dunia terus memberitakan alasan Paman Sam dan Inggris sampai terbentuk ‘kebenaran’ yang diterima secara umum.
Noah Chomsky: Ini Perang demi Minyak
Noam Chomsky, kritikus kebijakan luar negeri AS dalam It’s Imperialism, Stupid, menulis, invasi ke Irak bukan sekadar perang melawan teror. Ia yakin Inggris dan AS telah merencanakan perang ini sedemikian lama agar bisa mengontrol sumber minyak dunia.
Noah Chomsky juga memaparkan sebuah laporan rahasia dari National Intelligence Council (NIC), pusat komunitas intelijen untuk pemikiran strategis. Dalam laporan yang dibuat pada malam invasi itu, NIC meramalkan invasi AS hanya akan meningkatkan dukungan bagi Islam politik dan menghasilkan masyarakat Irak yang terpecah-pecah, serta rentah terhadap konflik internal.
Douglas Jehl dan David E Sanger dari New York Times mengutip laporan NIC secara lebih terperinci. Menurut NIC, Irak kemungkinan akan menjadi ladang pembibitan teroris. Lebih dari itu, menurut NIC, teroris yang dihasilkan dari invasi AS ke Irak lebih profesional dan memiliki kemampuan berbahasa Inggris jauh lebih baik.
Chomsky yakin prioritas lain, yang tentunya lebih tinggi, membuat para perencana perang di Washington mengabaikan laporan rahasia ini. Terdapat kesan, Bush dan Blair lebih suka mengambil risiko akan meningkatnya terorisme, demi penguasaan ladang minyak.
Abdulrahman Al-Rashed dari Al Arabiya menulis, yang juga dilupakan AS saat menginvasi Irak adalah tidak memahami sikap Suriah dan Iran, serta keengganan negara-negara Teluk mendukung kebijakan penggulingan Saddam Hussein. Suriah, yang bekerja sama atas nama Iran, memperlihatkan dukungan terhadap tindakan AS di Irak. Namun, sejak Saddam Hussein jatuh, Suriah dan Iran menjadi pengendali situasi perang di Irak, berkat pengaruh kedua negara di kelompok Syiah.
Iran membentuk kelompok-kelompok perlawanan terhadap pendudukan AS di Irak. Suriah, berkat kemampuannya menjaga perbatasan kedua dengan tenang, menyalurkan senjata ke orang-orang Syiah di Baghdad. Di sisi lain, Alqaidah membuka franchise-nya di Irak, dengan tujuan memerangi Syiah dan AS. AQI melihat invasi AS sebagai hasil rekayasa pembangkang Syiah, yang bertujuan menggulingkan Saddam Hussein.
Pada akhirnya, dunia menyaksikan invasi Paman Sam menghasilkan dua hal; nyaris membangkrutkan AS dan menghancurkan Irak. Jika ada yang diuntungkan dari perang ini mungkin hanya perusahaan-perusahaan minyak, seperti ExxonMobil, Chevron, Shell, dan Halliburton.
Halliburton adalah perusahaan milik Dick Cheney, wapres AS saat itu. Mereka menguasai sumur-sumur minyak tanpa perlu mengikuti tender, membawa pulang hasilnya, seraya meninggalkan sekian juta rakyat Irak tanpa listrik dan air. Lebih 80 persen minyak Irak diekspor perusahaan asing, yang bekerja sama dengan kedutaan AS di Baghdad.
Entah bagaimana sejarah dunia akan mencatat peristiwa invasi AS dan Inggris ke Irak. Yang pasti, kedua negara, serta beberapa penyokongnya, tidak ubahnya bajak laut yang menjarah suatu negara, lalu meninggalkannya dalam keadaan compang-camping.
Sumber:Republika
KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.الالله صلى الله عليه وسلموعليكوتهله صلى الل
BalasHapusKAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.الالله صلى الله عليه وسلموعليكوتهله صلى الل
KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.الالله صلى الله عليه وسلموعليكوتهله صلى الل
Saya adalah Widya Okta dari SURABAYA, saya ingin memberi kesaksian tentang karya bagus Tuhan dalam hidup saya kepada orang-orang saya yang mencari pinjaman di Asia dan sebagian lain dari kata tersebut, karena ekonomi yang buruk di beberapa negara.
BalasHapusApakah mereka mencari pinjaman di antara kamu? Maka Anda harus sangat berhati-hati karena banyak perusahaan pinjaman yang curang di sini di internet, tapi mereka tetap asli sekali di perusahaan pinjaman palsu. Saya telah menjadi korban penipuan pemberi pinjaman 6-kredit, saya kehilangan banyak uang karena saya mencari pinjaman dari perusahaan mereka.
Saya hampir mati dalam proses karena saya ditangkap oleh orang-orang dari hutang saya sendiri, sebelum saya dibebaskan dari penjara dan teman saya yang saya jelaskan situasi saya, kemudian mengenalkan saya ke perusahaan pinjaman yang andal yaitu SANDRAOVIALOANFIRM. Saya mendapat pinjaman saya sebesar Rp900.000.000 dari SANDRAOVIALOANFIRM dengan tarif rendah 2% dalam 24 jam yang saya gunakan tanpa tekanan atau tekanan. Jika Anda membutuhkan pinjaman Anda dapat menghubungi dia melalui email: (sandraovialoanfirm@gmail.com)
Jika Anda memerlukan bantuan dalam melakukan proses pinjaman, Anda juga bisa menghubungi saya melalui email: (widyaokta750@gmail.com) dan beberapa orang lain yang juga mendapatkan pinjaman mereka Mrs. Jelli Mira, email: (jellimira750@gmail.com). Yang saya lakukan adalah memastikan saya tidak pernah terpenuhi dalam pembayaran cicilan bulanan sesuai kesepakatan dengan perusahaan pinjaman.
Jadi saya memutuskan untuk membagikan karya bagus Tuhan melalui SANDRAOVIALOANFIRM, karena dia mengubah hidup saya dan keluarga saya. Itulah alasan Tuhan Yang Mahakuasa akan selalu memberkatinya.