Prospek hubungan India-China Aliansi atau Musuh Abadi

Bagaimana skenario hubungan China dan India dalam konteks kebangkitan Asia (the rise of Asia)? Sekutu masa depan atau musuh abadi? Dalam forum2 multilateral seperti WTO, G20, dan KTT mengenai lingkungan hidup, ada bukti konvergensi kepentingan antara China dan India.

Pada Copenhagen Summit thn 2009, China dan India sukses membentuk koalisi negara berkembang guna mengimbangi kepentingan negara maju. Pada putaran Doha, China&India juga ada dlm posisi yg sama terkait isu subsidi produk pertanian dan non-agricultural market access (NAMA)

Apakah bukti2 mengenai kerjasama China dan India pd forum multilateral bermuara pada sebuah aliansi atau sekutu? Sebagian pihak ragu. Tak banyak bukti ttg interaksi politik secara lgsg antara kedua negara di masa lampau. Yang ada migrasi biksu, pelajar, dan pedagang.

Perang Opium tahun 1893-42 memperparah hubungan China dan India. Inggris jual opium yg diproduksi oleh perusahaan yg berbasis di India. Hubungan China-Insia sempat harmonis pada level leaders. Gandhi dan Nehru bersahabat dgn Chiang Kai-shek atas dasar "anti-imperial pride"

India salah satu negara yg pertama kali memberikan pengakuan atas berdirinya RRC pada tanggal 1 April 1950. Nehru juga pernah memperkenalkan slogan "Hindi-Chini bhai-bhai" yang berarti "India dan China adalah saudara".

Preferensi politik India 1950an dkt ke China. Nehru dan Zhou Enlai ttd Panchseel Agreement thn 54, berisi 5 prinsip peaceful coexistence. Tapi hubungan harmonis China-India tak berlangsung lama. Periode 1960an hingga 1970an dikenal sbg periode penuh ketegangan bilateral. Thn 64 China melakukan uji coba nuklir untuk pertama kali. Merasa terancam, 10 tahun kemudian India jg melakukan uji coba nuklir.

Salah satu kendala terbesar dlm hubungan China-India setelah periode 1950an adalah masalah sengketa perbatasan yang tak kunjung selesai. Asal mula sengketa perbatasan antara China-India terkait dgn McMahon Line, garis imajiner yg ditarik berdasarkan peta Simla Accord 1914

Awalnya, McMohan line digunakan sbg garis pisah wilayah British India dengan Tibet. India mengaggap garis ini sbg batas internasional. Di lain pihak, China yang mengklaim Tibet sebagai bagian dari teritorinya menolak untuk mengakui McMohan line sbg batas internasional. Tahun 1950, China’s People Liberation Army (PLA) masuk ke Tibet dan menguasai sebagian besar wilayah. Penduduk lokal menolak, tapi kalah. Krn merasa terancam, Dalai Lama ke-14 sbg pemimpin politik n agama Tibet saat itu melarikan diri. India beri perlindungan di Dharamsala. Kebijakan India memberi suaka kpd Dalai Lama menuai protes keras Beijing dan jd penyebab utama perang Sino-Indian 20 Oct 1962.

India kalah telak dalam perang dengan China pd tahun 1962. Delhi harus menelan dua pil pahit: territorial loss dan national humiliation. Pengalaman perang tahun 1962 terus membayangi hubungan bilateral dua negara dan membentuk persepsi negatif di masyarakat kedua negara. Stlh perang 62, China klaim Indian-controlled Arunachal Pradesh sbg bagian dr wilayahnya, dan India klaim Chinese-controlled Aksai Chin. Selain sengketa perbatasan, China dan India sebagai dua raksasa ekonomi Asia juga berkompetisi satu sama lain.

Ada yg sebut ekonomi keduanya komplementer (India's software proficiency + China's hardware ability), tapi persaingan tampak lbh jelas. Kalangan bisnis dan industri India yg biasanya menguasai pasar domestik kini mulai merasakan dampak membanjirnya produk China di pasar. Konsumen India jg terbelah dlm menyikapi produk China. Di satu sisi tertarik dgn harga murah, tapi di sisi lain khawatir akan kualitas. Di pasar internasional, perusahaan India juga harus bersaing dalam kompetisi yang ketat dengan perusahaan China.

Dalam isu suplai energi, China berusaha mengamankan akses dgn scr total mendukung infrastruktur pelabuhan2 di negara2 tetangga India. Beberapa titik yg "diamankan" diantaranya: Gwadar Port (Pakistan), Hambantota (Sri Lanka), Chittagong (Bangladesh), dan Sittwe (Myanmar). Sebagian pakar menyebut strategi China utk pengamanan suplai energi ini sbg "String of Pearl Strategy" yg jelas mengkhawatirkan India. Media dan komentator "hawkish" India bahkan mencurigai strategi ini sbg upaya China merubah Samudera Hindia menjadi "Chinese Lake".

Selain sengketa perbatasan, persaingan ekonomi, dan suplai energi, isu terkait Pakistan jg menambah kompleksitas hubungan China-India.

Bagi China, Pakistan adlh "all-weather strategic partner" krn jd "hub" Beijing ke wilayah kaya minyak Teluk Persia, Timteng, dan Afrika. Kerjasama kemanan China-Pakistan juga penting krn Pakistan dikenal sbg "safe haven" Islamis radikal yang berbasis di Xinjiang, China.

Utk menantang dominasi Delhi di kawasan, China menggandeng negara tetangga (Pakistan) sembari membatasi keterlibatan India di Asia Timur. China bangun 2 unit reaktor nuklir 300 MW di Pakistan (Chashma), dan jalur KA dr Kashgar (China) melintasi gunung Karakoram ke Pakistan. India protes pembangunan jalur KA krn melewati wilayah sengketa Kashmir; China turut mendukung klaim Pakistan atas wilayah sengketa. China juga pernah protes atas proyek yg didanai ADB di Arunachal Pradesh. Beijing tuding ADB melegitimasi klaim India di wil sengketa

Jadi, hubungan triangular China-Pakistan-India kerap dipahami oleh masing2 pihak melalui perspektif "zero-sum game" yg penuh kecurigaan. In summary, ada beberapa tantangan yg membuat prospek.  Pertama, ada banyak sengketa perbatasan China-India yg belum terselesaikan (Arunachal Pradesh, Aksai Chin, Jammu dan Kashmir, dll)

 Kedua, dlm konteks the rise of Asia, China-India terlibat dlm kompetisi ekonomi yg ketat, baik di pasar domestik maupun internasional. Ketiga, hub triangular India-Pakistan-China menambah rumit krn dipandang dgn perspektif zero-sum game yg dibangun atas dasar curiga

Terima Kasih. Semoga bermanfaat. END
Content from Twitter

Komentar

Postingan Populer