19-9-1931: Jepang Jajah China
Pendudukan ini berlangsung hingga berakhirnya Perang Dunia Kedua pada Agustus 1945 dan hingga kini menjadi masalah bagi hubungan China dengan Jepang.
Invasi ke China ini dimulai dengan masuknya pasukan Jepang ke wilayah Manchuria. Di sana, mereka mendirikan negara boneka bernama Manchukuo enam bulan kemudian.
Pengerahan pasukan Jepang secara massal itu berlangsung sehari setelah "Insiden Mukden." Menurut sejarawan Peter Duus dan John Hall dalam buku "The Cambridge History of Japan: The Twentieth Century," insiden itu adalah hasil manipulasi militer Jepang dengan membuat skenario peledakkan rel kereta api milik perusahaan Jepang di dekat Kota Mukden, yang kini bernama Shenyang.
Sabotase kecil-kecilan itu menjadi alasan bagi Jepang untuk menuding kaum pejuang nasionalis China sebagai pihak yang bertanggungjawab. Insiden ini pula yang membuat Jepang memutuskan mengirim bala tentara ke Tiongkok.
Manipulasi Jepang itu terpapar ke masyarakat internasional, yang mengucilkan negara itu secara diplomatik. Jepang pun keluar dari Liga Bangsa-Bangsa pada Maret 1933.
Namun, pengucilan itu tidak membuat Jepang lemah. Pasukan Kekaisaran makin memperkuat kehadiran mereka di China dan menginvansi kota-kota lain secara brutal setelah tidak mampu diimbangi oleh para pejuang setempat.
Salah satu kekejaman militer Jepang yang masih diingat China adalah pembantaian di Kota Nanking (Nanjing) pada 13 Desember 1937. Dalam buku "The Rape of Nanking," pasukan penjajah tidak hanya menguasai kota, mereka juga membunuh ratusan ribu warga sipil dan tentara China. Penjarahan dan perkosaan secara massal berlangsung di kota itu.
Komentar
Posting Komentar