Musibah itu hakekatnya satu, jika mengeluh menjadi dua
Bismillahirrahmanirrahim…
Assalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh…
Diantara karkter mulia dan terpuji seorang mukmin-mukminah yang shalih-shalihah adalah tidak pernah mengeluh dan apalagi berputus asa, jauh sekali. Yang suka mengeluh dan berputus asa adalah orang kafir.
يَا بَنِيَّ اذْهَبُوا فَتَحَسَّسُوا مِن يُوسُفَ وَأَخِيهِ وَلَا تَيْأَسُوا مِن رَّوْحِ اللَّهِ ۖ إِنَّهُ لَا يَيْأَسُ مِن رَّوْحِ اللَّهِ إِلَّا الْقَوْمُ الْكَافِرُونَ
“Wahai anak-anakku tersayang, pergilah kalian dan carilah Yusuf dan saudaranya. Janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiadalah orang yang berputus asa dari rahmat Allah kecuali orang-orang kafir.” (QS. Yusuf, 12: 87)
Berkata Imam Ibnul Mubarak, “Musibah itu hanya satu. Apabila mengeluh menjadi dua. Pertama Musibah itu sendiri tidak hilang karena keluhan. Kedua hilangnya pahala, dan itulah sebesar-besar musibah.”
Bersabarlah wahai mujahidin dan mujahidah apabila diterpa musibah, karena tidak ada keburukan sedikitpun apa yang datang dari sisi Allah Subhanahu wa ta’ala, karena Allah Taala tidak berlaku zalim kepada hamba-Nya meskipun sebesar atom.
Allah Taala berfirman:
إِنَّ اللَّهَ لَا يَظْلِمُ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ ۖ وَإِن تَكُ حَسَنَةً يُضَاعِفْهَا وَيُؤْتِ مِن لَّدُنْهُ أَجْرًا عَظِيمًا
“Allah Ta’ala tidak pernah menganiaya hamba Nya sedikitpun sekalipun sebesar atom. Jika seorang mendermakan hartanya untuk membela Islam, maka Allah akan melipat gandakan pahalanya dan akan memberikan pahala yang besar disisi Nya pada hari qiyamat.” (QS. An Nisa’, 4: 40)
Firman Nya lagi:
وَمَاذَا عَلَيْهِمْ لَوْ آمَنُوا بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَأَنفَقُوا مِمَّا رَزَقَهُمُ اللَّهُ ۚ وَكَانَ اللَّهُ بِهِمْ عَلِيمًا
“Mengapa orang-orang yang bakhil tidak mau beriman kepada Allah dan hari akhirat, dan juga tidak mau mendermakan sebagian rezki yang diberikan oleh Allah kepada mereka untuk membela Islam? Padahal Allah Taala maha mengetahui orang yang suka menderma.” (QS. An Nisa’, 4: 39)
Wallahu’alam bish shawab…
Oleh: Ustadz Abu Muhammad Jibriel Abdul Rahman
Komentar
Posting Komentar