Apa Itu Mulkhan Adhan?
“Periode an-Nubuwwah (kenabian) akan berlangsung pada kalian dalam beberapa tahun, kemudian Allah SWT mengangkatnya, setelah itu datang periode khilafatun ‘ala minhaj an-Nubuwwah (kekhalifahan atas manhaj kenabian), selama beberapa masa hingga Allah SWT ta’aala mengangkatnya, kemudian datang periode mulkan aadhdhon (penguasa-penguasa yang menggigit) selama beberapa masa, selanjutnya datang periode mulkan jabbriyyan (penguasa-penguasa yang memaksakan kehendak/masa keburukan) dalam beberapa masa hingga waktu yang ditentukan Allah SWT ta’aala, setelah itu akan terulang kembali periode khilafatun ‘ala minhaj an-Nubuwwah. Kemudian Nabi Muhammad saw diam,” (HR Ahmad 17680).
Periode Mulkhan Adhan adalah periode masa di mana ummat Islam dipimpin dengan pola kerajaan selama masa yang cukup lama yaitu sejak tahun 40 H hingga tahun 1342 H atau sekitar 13 abad, tepatnya selama 1302 tahun. Babak ini terutama ditandai dengan berdirinya tiga kerajaan Islam besar:
- Daulah Bani Umayyah
- Daulah Bani Abbasiyyah
- Kesultanan Utsmani Turki yang di dalam berbagai kitab sejarah dunia (Barat) lebih dikenal dengan The Ottoman Empire.
Hingga pada tanggal 3 Maret 1924 M (28 Rajab 1342 H), orang-orang pengkhianat Islam atas nama kebebasan yang dipimpin oleh Mustafa Kamal Attaturk berhasil menjagal Khilafah The Ottoman. Majelis Nasional Agung yang berada di Turki menyetujui tiga buah undang-undang yaitu:
- Menghapuskan kekhalifahan,
- Menurunkan khalifah dan
- Mengasingkannya bersama-sama dengan keluarganya.
Penyebab utama runtuhnya The Ottoman Empire adalah karena jauhnya masyarakat juga sistem pemerintahan dari Al Quran, sehingga mudah dilemahkan dan dikalahkan. Setelah runtuhnya sistem pemerintahan Islam, maka selanjutnya ummat Islam mulai menjalani kehidupan dengan mengekor kepada pola kehidupan bermasyarakat dan bernegara ala Barat.
Dari sisi lain, periode Mulkan Adhdhan ini dulu dimulai dengan pembunuhan kaum muslimin oleh kaum khawarij seperti pembunuhan Khalifah Ali bin Abi Thalib, pembantaian putra beliau sekaligus cucu Rasulullah Sayyidina Husein, dan pembantaian-pembantaian lainnya. Kemudian dilanjutkan pada masa-masa Khilafah Islamiyah Dinasti Umayyah, Dinasti Abbasiyyah, dan Dinasti Turki Usmaniyah.
Mereka hanya menggigit Al Qur’an dan Sunnah sehingga di beberapa tempat muncul dakhanun, yaitu “mensunnahkan selain sunnahku dan memberi petunjuk dengan selain petunjukku”. Salah satu contohnya adalah pergantian pemimpin yang selalu diwariskan kepada putra/pangeran mahkota, yang ini adalah bukan tuntunan Rasul saw.
Komentar
Posting Komentar