Jangan Anggap Enteng
Seorang ibu, ketika agenda sosialisasi Indonesia Berjamaah, dengan programnya Ekonomi Berjamaah, ditanya. "Apa ibu ada uang cash?"
Ibu itu menjawab sambil tersipu. Beliau tidak pede. Bisa ditebak. Sebab beliau merasa uangnya tidak banyak. "Rp 500 ribu paling Ustadz," Kata ibu ini sambil tersenyum malu.
Saya kemudian mengingatkan ibu ini dan jamaah semua, jangan anggap enteng duit Rp 500 ribu itu. Benar tidak cuma Rp 500 ribu? Duit itu di bank ada jutaan orang yang duitnya Rp 500 ribu. Bila 10 juta orang? 5.000.000.000.000. Atau senilai lima Triliun Rupiah.
Apa artinya lima Triliun Rupiah itu? Rp 5 T itu buesar dan buanyak buanget. Satu hotel bintang dua, dengan kira-kira 50-100 kamar, kira-kira Rp 40-50 milyar.
Itu berarti 100 hotel. Malah dengan skema DP duluan, kerja-kerjasama, maka bisa bangun 300-500 hotel. Bila satu hotel 50-100 karyawan, itu artinya puluhan ribu orang bisa bekerja. Subhaanallaah.
Apa artinya Rp 5 Triliun? Satu pesawat boeing 737-500 dengan engine baru, interior baru, plus beberapa cost operasional awal, kira-kira Rp 75 miliar.
Anggap Rp 100 Miliar. Maka duit ibu tadi, yang bergabung dengan 10 juta ibu-ibu yang lain, dapat 50 pesawat. Padahal, satu maskapai yang sudah berusia 10 tahun di Indonesia, baru punya 38 pesawat.
Dan uang itu bisa dipecah-pecah jadi berbagai usaha strategis, menguntungkan, aman, dan safety. Bisa masuk ke industri rumah sakit, farmasi, pertanian, perkebunan, properti besar lain, dll.
Apalagi, kenyataan, belum tentu uang ibu ini hanya Rp 500 ribu. Belum tentu. Ibu ini ternyata pake gelang, cincin, kalung, dari emas. Nilainya kira-kira Rp 2-5 jutaan plus tabungan kira-kira Rp 5 juta. Itu uang cash.
Belum lagi motornya. Belum lagi suaminya, mungkin juga anaknya. Ibu ini punya anak, yang kalau dilucuti emasnya, ya ada juga Rp 500 ribu sampai Rp 1 juta atau Rp 2 juta.
Iseng saya paparkan, ternyata secara bercanda, dari model ibu seperti yang saya tanya, bisa dapat Rp 55 Triliun. Artinya apa? Sektor ekonomi akan bergerak. Ekonomi riil.
Dan dengan spirit gotong royong, potensi dana ibu ini, tidak dipakai untuk membiayai orang-orang kaya hingga semakin kaya, tapi ibu ini dan jutaan orang lain, akan mendapatkan peluang lebih dari kekuatan dananya.
Yusuf Mansur tidak punya teori kebanyakan. Cuma melihat potensi ini, dan mengajak kawan-kawan untuk bersatu, bergerak, dan menggerakkan.
Dan kita tetap bisa bekerjasama dengan yang lain. Hanya, dalam keadaan kita bukan lagi sebagai obyek. Tapi sudah setara. Sama-sama punya peluang dan kesempatan. Insya Allah berkah.
Maka tidak salah jika saya menyeru diri saya dan sebanyak-banyaknya orang, bersatulah. Berjamaahlah. Insya Allah kita akan jadi kuat dan bisa punya peran dan manfaat lebih.
Oleh Ustaz Yusuf Mansur
Komentar
Posting Komentar