Banyak dari Umat Ini yang Meniru Budaya Kafir

Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Rasulullah, keluarga dan para sahabatnya.

Pertentangan antara hak dan batil akan tetap terjadi selama dunia masih ada. Sehingga sebagian besar kaum muslimin (umat Nabi Muhammad) akan mengkuti Ahlul batil dalam kebatilan mereka dari kalangan Yahudi, Nasrani, Majusi, dan penyembah berhala.

Dari Abu Sa'id al-Khudri Radhiyallahu 'Anhu, Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,

لَتَتَّبِعُنَّ سَنَنَ مَنْ قَبْلَكُمْ شِبْرًا بِشِبْرٍ وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ حَتَّى لَوْ سَلَكُوا جُحْرَ ضَبٍّ لَسَلَكْتُمُوهُ قُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى قَالَ فَمَنْ


"Pasti kamu akan mengikuti kebiasaan orang-orang sebelum kalian sejengkal-demi sejengkal dan sehasta demi sehasta, sampai jika mereka itu masuk ke lubang biawak (lubang sangat sempit sekalipun, -pen), pasti kalian pun akan mengikutinya.” Kami (para sahabat) berkata, “Wahai Rasulullah, apakah yang diikuti itu adalah Yahudi dan Nashrani?” Beliau menjawab, “Lantas siapa lagi?” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Dalam redaksi lain milik Al-Bukhari,

فَقِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ كَفَارِسَ وَالرُّومِ فَقَالَ وَمَنْ النَّاسُ إِلَّا أُولَئِكَ


"Dikatakan kepada beliau: Ya Rasulallah, seperti orang Persia dan Romawi. Beliau menjawab, "Siapa orang lagi selain mereka"."

Sunan adalah jalan hidup. Sedangkan sejengkal dan sehasta serta lubang biawak merupakan tamtsil (permisalan) karena kuatnya (kesesuaian/persamaan) dengan mereka. Maksudnya adalah kesesuaian/kesamaan dalam maksiat dan penyimpangan, bukan dalam kekufuran. (Disarikan dari Syarh Nawawi 'Ala Muslim: 16/219)

Dhahir hadits di atas menunjukkan seluruh umat Islam terjerumus dalam kesalahan ini. Tetapi terdapat hadits lain yang menerangkan bahwa masih tetap ada sebagian dari umat ini yang konsisten di atas kebenaran. Tidak ikut-ikutan dengan kebanyakan orang, maka mereka itulah yang terasa asing di tengah masyarakatnya. Namun, ada kabar gembira, keberuntunganlah bagi orang-orang yang terasing.

Imam Muslim meriwayatkan dalam shahihnya, dari hadits Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu, dari Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,

بَدَأَ الإِسْلاَمُ غَرِيبًا وَسَيَعُودُ كَمَا بَدَأَ غَرِيبًا فَطُوبَى لِلْغُرَبَاءِ


"Islam bermula dari keterasingan dan nanti pasti akan kembali asing sebagaimana ia bermula, maka keberuntungan bagi para ghuraba' (orang-orang terasing)."

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam ditanya, "Siapa mereka itu Ya Rasulullah?" Beliau menjawab, "orang-orang yang tetap baik apabila manusia sudah pada rusak." (Silsilah al-Ahadits al-Shahihah, no. 1273)

Sebagaimana yang diriwayatkan Abdullah bin Mubarak dalam kitabnya "al-Zuhud", dari Abdullah bin Amr bin al-'Ash, ia berkata: Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, "Maka keberuntungan bagi para ghuraba' (orang-orang terasing)." Ditanyakan kepada beliau, "Siapa al-Ghuraba' itu wahai Rasulullah?" beliau menjawab,

ناس صالحون قليل في ناس سوء كثير، ومن يعصيهم أكثر ممن يطيعهم


"Orang-orang yang shalih yang jumlahnya sedikit di tengah-tengah manusia buruk yang jumlahnya banyak. Orang yang mendurhakai mereka jumlahnya lebih banyak daripada yang mentaati mereka." (Silsilah al-Ahadits al-Shahihah, no. 1619)

Akibat Buruk yang Ikut-ikutan Budaya Kafir

Akibat buruk yang menimpa umat yang menyimpang dari kebenaran, merubah dan menyimpangkannya lalu membenarkan yang batil adalah mereka akan diusir dari telaga Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam nanti di akhirat. Yaitu saat orang-orang yang istiqamah minum darinya untuk menghilangkan dahaga mereka yang sangat. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,

أَنَا فَرَطُكُمْ عَلَى الْحَوْضِ فَمَنْ وَرَدَهُ شَرِبَ مِنْهُ وَمَنْ شَرِبَ مِنْهُ لَمْ يَظْمَأْ بَعْدَهُ أَبَدًا لَيَرِدُ عَلَيَّ أَقْوَامٌ أَعْرِفُهُمْ وَيَعْرِفُونِي ثُمَّ يُحَالُ بَيْنِي وَبَيْنَهُمْ قَالَ إِنَّهُمْ مِنِّي فَيُقَالُ إِنَّكَ لَا تَدْرِي مَا بَدَّلُوا بَعْدَكَ فَأَقُولُ سُحْقًا سُحْقًا لِمَنْ بَدَّلَ بَعْدِي


"Aku adalah pendahulu kalian menuju telaga. Siapa saja yang melewatinya, pasti akan meminumnya. Dan barangsiapa meminumnya, niscaya tidak akan haus selamanya. Nanti akan lewat beberapa orang yang melewati diriku, aku mengenali mereka dan mereka mengenaliku, namun mereka terhalangi menemui diriku." Beliau melanjutkan, "Sesungguhnya mereka termasuk umatku." Maka dikatakan, "Sesungguhnya kamu tidak mengetahui perkara yang telah mereka rubah sepeninggalmu." Kemudian aku (Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam) bersabda: "jauhlah, jauhlah! bagi orang yang merubah (ajaran agama) sesudahku." (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Fenomena merubah agama dan meninggalkan agama Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam adalah mengikuti musuh-musuh Allah Ta'ala dalam perkara besar dan kecil. Lebih parah hal ini diberi slogan atas nama modernitas dan kemajuan, kebudayaan dan peradaban, atas nama HAM dan persaudaraan, dan slogan-slogan menipu lainnya. 
 
Umat Islam yang masih lurus dan memiliki kecintaan tinggi kepada agamanya berusaha menetralisir racun yang sudah menyebar di tubuh umat secara merata. Mereka memberikan pencerahan dan penyadaran. Harapannya, umat sadar dan tahu akan kekeliruannya. Supaya mereka kembali kepada ajaran agamanya dan manjauhkan diri dari tradisi dan budaya kafir, khususnya yang memiliki hubungan dengan ritual keagamaan mereka, seperti perayaan tahun baru dan semisalnya.

Oleh: Badrul Tamam

Komentar

Postingan Populer