APA YANG DIRASAKAN KETIKA ORANG MENINGGAL

Pengetahuan mengenai alam kubur dan adzab kubur merupakan pengetahuan yang penting dan merupakan bagian dari Aqidah. Orang yang mengetahui alam kubur dan meyakini adanya adzab kubur akan senantiasa mengawasi dirinya agar tidak terkena adzab kubur. Sedangkan orang yang lalai dari pengetahuan ini akan memenuhi hari-harinya dengan menjauhi.

Persoalan alam kubur ini mau tidak mau juga akan menyentuh pada pertanyaan-pertanyaan seputar ruh. Maka dalam hal ini kita hanya diberi pengetahuan sedikit saja mengenai ruh karena ruh ini termasuk urusan Allah

Dan mereka bertanya kepadamu tentang ruh. Katakanlah ruh itu termasuk urusan Rabbku dan tidaklah kalian diberi pengetahuan melainkan sedikit saja (Q.S. Al-Israa’ [17] : 85)

Oleh karena itu hendaknya kita sama-sama mencukupkan diri dan menahan diri dari rasa penasaran dan pertanyaan lebih jauh mengenai masalah ruh ini ketika kita tidak mendapatkan dalil atau keterangan yang memuaskan dari Kitabullah maupun Hadits Rasul.
APA YANG TERJADI KETIKA ORANG MENINGGAL?

Proses ketika seseorang meninggal dunia di mata manusia yang hidup hanya nampak sebagai proses sakaratul maut. Setelah nyawa berpisah dari raga, tidak nampak aktifitas apapun dari jenazah dan kita yang hidup tidak mengetahui apa yang terjadi dan apa yang dirasakan oleh orang yang sudah meninggal tadi.

“Sakaratul maut itu sakitnya sama dengan tusukan tiga ratus pedang“
(H.R. Tirmidzi)

“Kematian yg paling ringan ibarat sebatang pohon penuh duri yg menancap di selembar kain sutera.
Apakah batang pohon duri itu dapat diambil tanpa membawa serta bagian kain sutera yg tersobek ?”
(H.R. Bukhori)

“Demi Allah, seandainya jenazah yg sedang kalian tangisi bisa berbicara sekejap, lalu menceritakan (pengalaman sakaratul mautnya) pada kalian,niscaya kalian akan melupakan jenazah tersebut, dan mulai menangisi diri kalian sendiri”. (Imam Ghozali mengutip atsar Al-Hasan).

Ka’b al-Ahbar berpendapat : “Sakaratul maut ibarat sebatang pohon berduri yang dimasukkan kedalam perut seseorang. Lalu, seorang lelaki menariknya dengan sekuat-kuatnya sehingga ranting itupun membawa semua bagian tubuh yang menyangkut padanya dan meninggalkan yang tersisa”.

Imam Ghozali berpendapat : “Rasa sakit yang dirasakan selama sakaratul maut menghujam jiwa dan menyebar ke seluruh anggota tubuh sehingga bagian orang yang sedang sekarat merasakan dirinya ditarik- tarik dan dicerabut dari setiap urat nadi, urat syaraf, persendian, dari setiap akar rambut dan kulit kepala hingga kaki”. 

Dalam suatu riwayat ketika sekelompok Bani Israil yang sedang melewati sebuah pekuburan berdoa pada Allah subhanahu wa ta’ala agar Ia menghidupkan satu mayat dari pekuburan itu sehingga mereka bisa mengetahui gambaran sakaratul maut. Dengan izin Allah melalui suatu cara tiba-tiba mereka dihadapkan pada seorang pria yang muncul dari salah satu kuburan. “Wahai manusia !”, kata pria tersebut. “Apa yang kalian kehendaki dariku ? Limapuluh tahun yang lalu aku mengalami kematian, namun hingga kini rasa perih bekas sakaratul maut itu belum juga hilang dariku.” (Imam Ghozali dalam Ihya Ulumuddinn)

Proses sakaratul maut bisa memakan waktu yang berbeda untuk setiap orang, dan tidak dapat dihitung dalam ukuran detik seperti hitungan waktu dunia ketika kita menyaksikan detik-detik terakhir kematian seseorang.

Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya, maka Dia tahanlah jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya, dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditetapkan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda- tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berfikir. (Q.S. Az-Zumar [39] : 42)
APA YANG DIRASAKAN KETIKA ORANG MENINGGAL?

Walaupun tak ada orang meninggal yang bisa menceritakan apa yang dirasakannya namun dari khabar hadits kita mengetahui bahwa apa yang dirasakan dalam pandangan orang yang meninggal adalah seperti orang yang tenggelam ke dalam air yang sangat dalam semakin tenggelam dan pandangan semakin gelap seperti matahari tenggelam

Sesungguhnya pandangan (mata) orang yang meninggal mengikuti jiwanya ketika ia diwafatkan (H.R. Ibnu Majah)

Telah menceritakan kepada kami Isma’il bin Hafhs Al Uballi telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin ‘Ayyasy dari Al A’masy dari Abu Sufyan dari Jabir dari Nabi s.a.w. beliau bersabda: “Jika mayit masuk ke dalam kubur, maka di perlihatkannya matahari ketika akan tenggelam, kemudian ia akan mengusap kedua matanya seraya berkata; “Biarkanlah aku shalat.” (H.R. Ibnu Majah No. 4262)

Sesungguhnya seorang malaikat menahannya lalu diambil para malaikat lain dari tangannya (malaikat tadi). Dari ruh itu tercium bau harum seperti minyak kesturi yang ada di muka bumi atau (jika ia kafir) tercium bau busuk seperti bangkai yang ada di muka bumi (H.R. Ahmad)
APA YANG DIRASAKAN BEBERAPA SAAT SETELAH ORANG MENINGGAL?
Dari Al Bara bin Azib berkata : Rasulullah SAW bersabda : “Sesungguhnya jika hamba itu menuju akhirat dan terputus dari dunia (yaitu diwafatkan) maka para malaikat turun kepadanya seakan wajah mereka matahari. Mereka duduk di hadapannya sepanjang mata memandang. Lalu malaikat pencabut nyawa datang, hingga duduk di dekat kepalanya seraya berkata : “Hai jiwa yang tenang keluarlah menuju ampunan Allah dan keridhaanNya maka jiwa itu keluar dengan cara mengalir seperti air yang mengalir, lalu malaikat itu mengambilnya. Setelah malaikat pencabut nyawa mengambilnya, para malaikat lainnya tidak membiarkannya ada di tangannya sekejap matapun hingga mereka mengambilnya lalu meletakkannya di kain kafan. Jiwa itu kluar dengan bau harum seharum hembusan minyak kesturi yang ada di muka bumi. 
Beliau SAW bersabda : Lalu para malaikat membawa jiwa itu naik. Mereka tidak melewati sekumpulan malaikay kecuali mereka berkata “Betapa harumnya ruh ini”. Para malaikat yang membawanya berkata : “Ini adalah Fulan bin Fulan” Mereka menyebutnya dengan nama yang paling baik seperti biasa manusia menyebut namanya di dunia, hingga mereka tiba di langit dunia. Lalu mereka minta langit itu dibuka. Maka langit itu dibuka baginya. Malaikat menghantarkan ia dari satu langit ke langit berikutnya hingga tiba di langit tempat bersemayam Allah. 
Lalu Allah berfirman : “Tulislah kitab hambaKu ini di illiyin dan kembalikan ia ke bumi. Sesungguhnya Aku menciptakan dia dari tanah dan di dalam tanah pula Aku mengembalikan mereka dan dari tanah pula pada kali yang lain Aku mengeluarkan mereka. Beliau SAW bersabda : Lalu ruhnya dikembalikan ke jasadnya lalu ada dua malaikat yang mendatanginya lalu mendudukkan mayatnya. Dua malaikat itu bertanya : “Siapakah Rabb mu?” Dia menjawab : “Rabbku Allah”. 
Malaikat itu bertanya lagi : “Apa Agamamu?” Dia menjawab : Agamaku Islam. Malaikat bertanya : Siapa orang yang diutus di tengah kalian? “Dia Rasulullah : Jawabnya. Apa yang kamu ketahui tentang benda ini? Tanya dua malaikat itu. Aku membaca Kitabullah maka aku beriman kepadanya dan aku membenarkannya, jawabnya. Lalu ada penyeru yang menyeru dari arah langit. “HambaKu benar maka hamparkan surga baginya dan bukakan baginya salah satu pintu surga. Beliau SAW bersabda : “Maka hamba itu didatangkan dengan aroma ruhnya yang harum semerbak, kuburnya dilapangkan baginya sejauh mata memandang. Dia didatangai seorang laki-laki yang wajahnya menawan pakaiannya indah dan baunya harum. 
Orang itu berkata : “Bergembiralah karena sesuatu yang membuatmu gembira. Ini adalah hari yang dijanjikan kepadamu”. Hamba itu bertanya: “Siapakah engkau ini? Wajahmu adalah wajah yang datang sambil membawa kebaikan”. Laki-laki itu menjawab : “Aku adalah amalan shalih mu”. Hamba itu berkata : “Ya Rabbi, datangkanlah hari kiamat agar aku dapat kembali kepada keluargaku dan hartaku”. (H.R. Ahmad, Abu Daud, Nasa’I, Ibnu Majah)

Beliau SAW bersabda : “Sementara hamba yagn kafir saat dia meninggal dunia menuju akhirat maka malaikat turun kepadanya dari langit dengan wajah hitam sambil membawa kain tenun kasar. Mereka duduk sejauh mata memandang. 
Lalu malaikat pencabut nyawa datang hingga duduk dekat kepalanya seraya berkata : “Hai jiwa yang kotor, keluarlah menuju kemurkaan Allah dan kemarahanNya”. Ruhnya berpencar-pencar di badannya lalu malaikat itu mencabut ruhnya sebagaimana ia mencabut besi tusuk dari kain wool yang basah. Jika malaikat pencabut nyawa sudah mengambil ruhnya maka paramalaikat lain tidak membiarkan ruh itu ada ditangannya sekejap matapun hingga mereka meletakkannya di atas kain itu yang mengeluarkan bau busuk seperti bau bangkai yang ada di muka bumi.
 Mereka membawanya naik. Mereka tidak melewati kumpulan malaikat melainkan mereka bertanya :”Bau apa ini?” Para malaikat yang membawa ruh menjawab : “Dia fulan bin fulan” denga sebutan nama paling buruk sebagaimana namanya dipanggil di dunia. Mereka tiba di langit dunia. Tapi langit itu tidak dibukakan. Lalu Rasulullah SAW membaca ayat : “Sekali-kali tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit dan tidak pula mereka masuk surga hingga unta masuk lubang jarum (Q.S. Al-A’raaf : 40). Lalu Allah berfirman : “Tulislah kitabnya di dalam penjara bumi yang bawah” 
Maka ruhnya dilempar dengan sekali lemparan. Lalu Beliau SAW membacakan ayat : “Dan barang siapa mempersekutukan sesuatu dengan Allah maka seolah-olah ia jatuh dari langit lalu disambar oleh burung atau diterbangkan angin ke tempat yang jauh (Q.S. Al-Hajj:31). Lalu ruhnya dikembalikan ke badannya.Setelah itu dua malaikat mendatanginya seraya bertanya : “Siapakah Rabb mu?” Dia menjawab : “Aku tidak tahu”. Malaikat itu bertanya lagi :” Siapa orang yang diutus di tengah kalian? “Aku tidak tahu: Jawabnya. Lalu ada suara berseru dari langit : “HambaKu telah berdusta. Maka bentangkanlah neraka baginya dan bukakanlah pintu baginya menuju neraka” 
Maka didatangkan kepada panas dan racun neraka dan kuburnya disempitkan hingga tulang-tulangnya terlepas. Lalu ia didatangi seorang laki-laki yang buruk wajahnya dan pakaiannya mengeluarkan bau busuk seraya berkata : “terimalah kabar yang menyedihkanmu. Inilah hari yang dijanjikan kepadamu”. Hamba itu bertanya : “Siapa Engkau ini? Wajahmu adalah wajah yang datang membawa keburukan”. Orang itu menjawab : “Aku adalah amal burukmu”. Hamba itu berkata : “Ya Rabbi janganlah Engkau datangkan hari kiamat” (H.R. Ahmad, Abu Daud, Nasa’I, Ibnu Majah)

Dari hadits yang panjang di atas dapat disimpulkan bahwa orang muslim ruhnya akan naik ke langit menghadap Allah di Arsy, sedangkan jasadnya di alam barzakh. Orang muslim ini ada yang shaleh dan ada yang durhaka.Jika ia shaleh ditulis di buku termasuik penghuni illiyyin sedangkan jika ia durhaka di tulis bahwa ia termasuk penghuni tempat orang yang durhaka. Setelah itu baik muslim yang shaleh maupun muslim yang durhakan dikembalikan ke alam kubur di bumi.

Ruh itu diletakkan di hadapanNya dan Dia memerintahkan agar namanya ditulis di buku para penghuni illiyin atau (jika ia durhaka) ditulis dalam buku orang yang durhaka, kemudian ia dikembalikan ke bumi (alam kubur). Sedangkan ruh orang yang kafir (sudah pasti masuk neraka) dilempar dengan satu kali lemparan dan ia masuk ke dalam kuburnya ke dalam badannya untuk menghadapi pertanyaan (H.R. Ahmad)

Maka satu-satunya hanyalah orang kafir yang sudah pasti masuk neraka maka tidak dibukakan sama sekali pintu langit dan tidak perlu di hadapkan pada Allah di Arsy melainkan langsung disimpan di sijjin yaitu bumi yang paling bawah. Maka alam kubur / barzakh orang kafir berada di sijjin.

Maka benarlah apa yang dikatakan dalam Atsar (perkataan sahabat) oleh Salman Al-Farisi r.a. berkata : Ruh orang mukmin ada di barzakh bumi, namun dapat pergi kemanapun ia kehendaki. Sedangkan ruh orang kafir berada di Sijjin.

Komentar

Postingan Populer